Wapres dukung FKN promosikan toleransi dan persatuan dalam keberagaman
28 Juli 2024 20:47 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin bersama dengan para tokoh Forum Keberagaman Nusantara di Istana Wakil Presiden, di Jakarta, Kamis (25/7/2024). ANTARA/Dokumentasi Pribadi.
Jakarta (ANTARA) - Upaya Forum Keberagaman Nusantara (FKN) untuk mempromosikan toleransi, inklusivitas, dan persatuan dalam keberagaman di Indonesia mendapat dukungan penuh dari Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin.
Penggagas FKN Arif Rahmansyah Marbun mengatakan dukungan tersebut menjadi energi dan semangat untuk terus mempromosikan toleransi dan persatuan dalam keberagaman di Indonesia.
"FKN telah menyelesaikan audiensi dengan Wakil Presiden Bapak KH Ma'ruf Amin. Beliau memberikan dukungan penuh atas agenda dan tujuan forum ini. Ini menjadi langkah penting dalam upaya kami untuk mempromosikan toleransi, inklusivitas, dan persatuan dalam keberagaman di Indonesia," ujar Arif dalam keterangan tertulisnya diterima di Jakarta, Minggu.
Saat menerima audiensi FKN, Kamis (25/7), Wapres meminta FKN untuk mengawal dan menjaga kerukunan bangsa guna menghindari perpecahan di tengah keberagaman kelompok etnis dan suku bangsa di Tanah Air.
"Harus ada yang mengawal baik dari pemerintah maupun dari masyarakat. Saya katakan FKN ini salah satu pengawal penjaga kerukunan yang tumbuh dari keinginan dan inisiatif masyarakat. Sebab kalau dari pemerintah saja itu kurang menjiwai, seperti ada instruksi," ujar Wapres dalam arahannya.
Menurut Arif, Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman budaya, etnis, dan agama. Kekayaan tersebut, kata dia, harus dijaga dan dilestarikan.
Namun, lanjutnya, di tengah arus globalisasi dan dinamika sosial yang kompleks, keberagaman ini juga menghadapi sejumlah tantangan yang harus diatasi bersama seperti polarisasi sosial, intoleransi, dan konflik berbasis identitas.
"FKN hadir sebagai platform untuk menjembatani perbedaan dan mempromosikan dialog antarbudaya. Kami percaya bahwa dengan saling memahami dan menghargai, kita dapat membangun masyarakat yang lebih harmonis dan inklusif," jelas Arif yang juga menjabat Staf Khusus Wapres tersebut.
Arif menyampaikan FKN hadir di tengah-tengah kehidupan berbangsa dengan beberapa alasan penting antara lain, mengatasi polarisasi sosial melalui dialog antarbudaya, memperkuat kohesi sosial, mempertahankan identitas nasional, meningkatkan toleransi beragama, serta mendorong inovasi dan kreativitas.
"Kami bersyukur dan berterima kasih atas dukungan Bapak Wakil Presiden terhadap FKN, sehingga kami memiliki semangat baru untuk terus bekerja keras dalam mencapai tujuan forum," kata Ketua Umum Jamiyah Batak Muslim Indonesia itu.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu menambahkan, FKN akan menyelenggarakan berbagai kegiatan yang bertujuan mempromosikan dialog antarbudaya, termasuk festival budaya, dialog publik, dan kompetisi yang mengapresiasi inisiatif keberagaman.
FKN mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
Salah satu tokoh pemerhati keberagaman yang juga Direktur Indonesia Indicator (i2) Rustika Herlambang yang turut hadir dalam audiensi FKN dengan Wapres, menyampaikan, para pendiri bangsa telah menggariskan dasar nasionalisme yang tertulis dalam lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila, Bhineka Tunggal Ika.
"Bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa dengan beragam budaya, etnis, suku, yang menjadi sebuah kekuatan untuk membangun bangsa yang besar,” ungkapnya.
Menurut Rustika, FKN didirikan untuk mewujudkan misi Indonesia Maju dan Indonesia yang Tangguh, demi terciptanya Indonesia Emas pada 2045.
Ia menjelaskan semua itu bisa tercapai dengan sikap saling menghormati perbedaan, saling menghargai perbedaan, menyayangi sesama anak bangsa agar tercipta masyarakat Indonesia yang harmonis, inklusif, serta merayakan dan mempromosikan keberagaman etnis, budaya, suku, agama, dan sebagainya.
"Harapan ini juga disampaikan oleh masyarakat, khususnya netizen, yang mengharapkan prinsip saling menghargai, menghormati, antarsuku, budaya agar Indonesia menjadi aman dan nyaman, penuh toleransi dan saling menghormati," paparnya.
Keberadaan FKN, lanjut Rustika, tidak hanya diharapkan oleh para tokoh yang ada dalam FKN, melainkan juga impian generasi milenial.
Menurutnya, hasil analisis media sosial yang dilakukan Indonesia Indicator menunjukkan bahwa warganet (netizen) muda dan milenial sangat ingin hidup dalam harmoni dan keselarasan serta bersama dalam keberagaman.
"Salah satu unggahan (di medsos) yang paling banyak engagement adalah ketika netizen muda mengangkat pernyataan Sekjen PBB Antonio Guterres, bahwa Bhineka Tunggal Ika semestinya tidak hanya ada di Indonesia, tapi juga milik dunia," ujar Rustika.
Rustika mengatakan generasi muda meyakini dengan harmoni dan toleransi, Indonesia akan jauh lebih sejahtera.
"Apa yang sudah dilakukan para tokoh FKN, menjawab apa yang dirasakan netizen milenial," ujarnya.
FKN didirikan bersama oleh lebih dari 30 tokoh lintas suku, etnis, agama, dan budaya se-Nusantara di Sumatera Utara pada 11 Mei 2024.
FKN merupakan tindak lanjut dari arahan Wapres Ma’ruf Amin pada kegiatan Ikrar Merajut Keberagaman Nusantara yang digelar di Medan, Sumatera Utara, 19 Oktober 2023 lalu, yang meminta agar keberagaman, suku, etnis, dan budaya serta toleransi digaungkan hingga pelosok Nusantara.
FKN merupakan inisiatif yang bertujuan mempromosikan toleransi, inklusivitas, dan persatuan dalam keberagaman di Indonesia serta menjadi inisiatif yang sangat penting untuk dilaksanakan saat ini.
Dengan pendekatan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan, kehadiran forum ini diharapkan dapat memperkuat ideologi negara, stabilitas politik, pengembangan ekonomi, kohesi sosial, pelestarian budaya, ketahanan nasional, dan keamanan.
Penggagas FKN Arif Rahmansyah Marbun mengatakan dukungan tersebut menjadi energi dan semangat untuk terus mempromosikan toleransi dan persatuan dalam keberagaman di Indonesia.
"FKN telah menyelesaikan audiensi dengan Wakil Presiden Bapak KH Ma'ruf Amin. Beliau memberikan dukungan penuh atas agenda dan tujuan forum ini. Ini menjadi langkah penting dalam upaya kami untuk mempromosikan toleransi, inklusivitas, dan persatuan dalam keberagaman di Indonesia," ujar Arif dalam keterangan tertulisnya diterima di Jakarta, Minggu.
Saat menerima audiensi FKN, Kamis (25/7), Wapres meminta FKN untuk mengawal dan menjaga kerukunan bangsa guna menghindari perpecahan di tengah keberagaman kelompok etnis dan suku bangsa di Tanah Air.
"Harus ada yang mengawal baik dari pemerintah maupun dari masyarakat. Saya katakan FKN ini salah satu pengawal penjaga kerukunan yang tumbuh dari keinginan dan inisiatif masyarakat. Sebab kalau dari pemerintah saja itu kurang menjiwai, seperti ada instruksi," ujar Wapres dalam arahannya.
Menurut Arif, Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman budaya, etnis, dan agama. Kekayaan tersebut, kata dia, harus dijaga dan dilestarikan.
Namun, lanjutnya, di tengah arus globalisasi dan dinamika sosial yang kompleks, keberagaman ini juga menghadapi sejumlah tantangan yang harus diatasi bersama seperti polarisasi sosial, intoleransi, dan konflik berbasis identitas.
"FKN hadir sebagai platform untuk menjembatani perbedaan dan mempromosikan dialog antarbudaya. Kami percaya bahwa dengan saling memahami dan menghargai, kita dapat membangun masyarakat yang lebih harmonis dan inklusif," jelas Arif yang juga menjabat Staf Khusus Wapres tersebut.
Arif menyampaikan FKN hadir di tengah-tengah kehidupan berbangsa dengan beberapa alasan penting antara lain, mengatasi polarisasi sosial melalui dialog antarbudaya, memperkuat kohesi sosial, mempertahankan identitas nasional, meningkatkan toleransi beragama, serta mendorong inovasi dan kreativitas.
"Kami bersyukur dan berterima kasih atas dukungan Bapak Wakil Presiden terhadap FKN, sehingga kami memiliki semangat baru untuk terus bekerja keras dalam mencapai tujuan forum," kata Ketua Umum Jamiyah Batak Muslim Indonesia itu.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu menambahkan, FKN akan menyelenggarakan berbagai kegiatan yang bertujuan mempromosikan dialog antarbudaya, termasuk festival budaya, dialog publik, dan kompetisi yang mengapresiasi inisiatif keberagaman.
FKN mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
Salah satu tokoh pemerhati keberagaman yang juga Direktur Indonesia Indicator (i2) Rustika Herlambang yang turut hadir dalam audiensi FKN dengan Wapres, menyampaikan, para pendiri bangsa telah menggariskan dasar nasionalisme yang tertulis dalam lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila, Bhineka Tunggal Ika.
"Bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa dengan beragam budaya, etnis, suku, yang menjadi sebuah kekuatan untuk membangun bangsa yang besar,” ungkapnya.
Menurut Rustika, FKN didirikan untuk mewujudkan misi Indonesia Maju dan Indonesia yang Tangguh, demi terciptanya Indonesia Emas pada 2045.
Ia menjelaskan semua itu bisa tercapai dengan sikap saling menghormati perbedaan, saling menghargai perbedaan, menyayangi sesama anak bangsa agar tercipta masyarakat Indonesia yang harmonis, inklusif, serta merayakan dan mempromosikan keberagaman etnis, budaya, suku, agama, dan sebagainya.
"Harapan ini juga disampaikan oleh masyarakat, khususnya netizen, yang mengharapkan prinsip saling menghargai, menghormati, antarsuku, budaya agar Indonesia menjadi aman dan nyaman, penuh toleransi dan saling menghormati," paparnya.
Keberadaan FKN, lanjut Rustika, tidak hanya diharapkan oleh para tokoh yang ada dalam FKN, melainkan juga impian generasi milenial.
Menurutnya, hasil analisis media sosial yang dilakukan Indonesia Indicator menunjukkan bahwa warganet (netizen) muda dan milenial sangat ingin hidup dalam harmoni dan keselarasan serta bersama dalam keberagaman.
"Salah satu unggahan (di medsos) yang paling banyak engagement adalah ketika netizen muda mengangkat pernyataan Sekjen PBB Antonio Guterres, bahwa Bhineka Tunggal Ika semestinya tidak hanya ada di Indonesia, tapi juga milik dunia," ujar Rustika.
Rustika mengatakan generasi muda meyakini dengan harmoni dan toleransi, Indonesia akan jauh lebih sejahtera.
"Apa yang sudah dilakukan para tokoh FKN, menjawab apa yang dirasakan netizen milenial," ujarnya.
FKN didirikan bersama oleh lebih dari 30 tokoh lintas suku, etnis, agama, dan budaya se-Nusantara di Sumatera Utara pada 11 Mei 2024.
FKN merupakan tindak lanjut dari arahan Wapres Ma’ruf Amin pada kegiatan Ikrar Merajut Keberagaman Nusantara yang digelar di Medan, Sumatera Utara, 19 Oktober 2023 lalu, yang meminta agar keberagaman, suku, etnis, dan budaya serta toleransi digaungkan hingga pelosok Nusantara.
FKN merupakan inisiatif yang bertujuan mempromosikan toleransi, inklusivitas, dan persatuan dalam keberagaman di Indonesia serta menjadi inisiatif yang sangat penting untuk dilaksanakan saat ini.
Dengan pendekatan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan, kehadiran forum ini diharapkan dapat memperkuat ideologi negara, stabilitas politik, pengembangan ekonomi, kohesi sosial, pelestarian budaya, ketahanan nasional, dan keamanan.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2024
Tags: