Olimpiade Paris 2024
Pelatih: Apri/Fadia harus tetap berjuang di laga terakhir fase grup
28 Juli 2024 20:14 WIB
Arsip foto - Pebulu tangkis ganda putri Indonesia Siti Fadia Silva Ramadhanti (kiri) melakukan tos dengan Apriyani Rahayu (kanan) usai bertanding melawan ganda putri Korea Selatan Baek Ha Na dan Lee So Hee dalam semifinal Piala Uber 2024 di Chengdu Hi Tech Zone Sports Center Gymnasium, Chengdu, China, Sabtu (4/5/2024). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wpa.
Jakarta (ANTARA) - Pelatih ganda putri Indonesia Eng Hian menekankan bahwa Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti harus tetap berjuang dengan keras pada laga terakhir fase grup Olimpiade Paris 2024, meskipun telah menelan dua kekalahan straight game.
“Apri/Fadia belum berhasil lolos ke babak selanjutnya tetapi pertandingan terakhir harus diperjuangkan. Karena nilai sebuah kemenangan di Olimpiade begitu berarti untuk dampak ke depan,” kata Eng Hian, dikutip dari keterangan singkat PP PBSI, Minggu.
Adapun Apri/Fadia sebelumnya kalah dari unggulan pertama Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (China) dengan skor 12-21, 22-24.
Baca juga: Apri/Fadia beri perlawanan maksimal hadapi unggulan pertama
Selain itu, ganda putri peringkat sembilan dunia itu juga menelan kekalahan dari pasangan Jepang Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara melalui dua gim langsung 22-24, 15-21.
Apri/Fadia pun kini bersiap untuk menghadapi wakil Malaysia Tan Pearly/Thinaah Muralitharan pada laga fase grup terakhir nanti.
“Tidak mudah mengembalikan situasi sekarang, pasti ada down dan sebagainya dan saya mengerti,” kata Eng Hian.
“Tapi semoga mereka bisa tetap fight melawan Malaysia nanti. Bagaimana pun bagi seorang atlet, kemenangan adalah yang diinginkan,” ujarnya menambahkan.
Mengenai evaluasi penampilan Apri/Fadia pada dua hari ini, Eng Hian menilai bahwa anak-anak asuhnya masih sering melakukan kesalahan sendiri yang disebabkan karena ketegangan.
Baca juga: Apri/Fadia soroti pentingnya jaga ketenangan saat poin kritis
“Secara permainan saya melihat unforced error-nya masih terlalu banyak karena faktor terburu-buru dan faktor ketegangan yang cukup terlihat. Faktornya apa, itu yang harus dievaluasi ke depan,” kata pelatih.
“Bicara ketahanan seperti yang saya bilang, ada terburu-buru ingin mematikan. Seharusnya bisa reli-reli dulu, tahan-tahanan, kondisi lawan lengah baru dimanfaatkan,” ujarnya menambahkan.
Meski demikian, Eng Hian berharap pengalaman Apri/Fadia di Olimpiade Paris 2024 ini bisa menjadi pelajaran untuk memperbaiki penampilan mereka di masa depan.
“Pelajaran dan pengalaman mahal terutama untuk Fadia. Di ajang sebesar Olimpiade memang semuanya harus siap, baik teknis maupun non teknis,” ujarnya.
Baca juga: Greysia: Peluang terbuka bagi Apri/Fadia melangkah jauh di Olimpiade
“Apri/Fadia belum berhasil lolos ke babak selanjutnya tetapi pertandingan terakhir harus diperjuangkan. Karena nilai sebuah kemenangan di Olimpiade begitu berarti untuk dampak ke depan,” kata Eng Hian, dikutip dari keterangan singkat PP PBSI, Minggu.
Adapun Apri/Fadia sebelumnya kalah dari unggulan pertama Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (China) dengan skor 12-21, 22-24.
Baca juga: Apri/Fadia beri perlawanan maksimal hadapi unggulan pertama
Selain itu, ganda putri peringkat sembilan dunia itu juga menelan kekalahan dari pasangan Jepang Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara melalui dua gim langsung 22-24, 15-21.
Apri/Fadia pun kini bersiap untuk menghadapi wakil Malaysia Tan Pearly/Thinaah Muralitharan pada laga fase grup terakhir nanti.
“Tidak mudah mengembalikan situasi sekarang, pasti ada down dan sebagainya dan saya mengerti,” kata Eng Hian.
“Tapi semoga mereka bisa tetap fight melawan Malaysia nanti. Bagaimana pun bagi seorang atlet, kemenangan adalah yang diinginkan,” ujarnya menambahkan.
Mengenai evaluasi penampilan Apri/Fadia pada dua hari ini, Eng Hian menilai bahwa anak-anak asuhnya masih sering melakukan kesalahan sendiri yang disebabkan karena ketegangan.
Baca juga: Apri/Fadia soroti pentingnya jaga ketenangan saat poin kritis
“Secara permainan saya melihat unforced error-nya masih terlalu banyak karena faktor terburu-buru dan faktor ketegangan yang cukup terlihat. Faktornya apa, itu yang harus dievaluasi ke depan,” kata pelatih.
“Bicara ketahanan seperti yang saya bilang, ada terburu-buru ingin mematikan. Seharusnya bisa reli-reli dulu, tahan-tahanan, kondisi lawan lengah baru dimanfaatkan,” ujarnya menambahkan.
Meski demikian, Eng Hian berharap pengalaman Apri/Fadia di Olimpiade Paris 2024 ini bisa menjadi pelajaran untuk memperbaiki penampilan mereka di masa depan.
“Pelajaran dan pengalaman mahal terutama untuk Fadia. Di ajang sebesar Olimpiade memang semuanya harus siap, baik teknis maupun non teknis,” ujarnya.
Baca juga: Greysia: Peluang terbuka bagi Apri/Fadia melangkah jauh di Olimpiade
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: