Inspektorat DKI sebut pendidikan berperan penting berantas korupsi
28 Juli 2024 16:17 WIB
Inspektorat Provinsi DKI Jakarta mengadakan "Sosialisasi Gerakan Antikorupsi, Pencucian Uang, Bullying, dan Judi Online" 27-28 Juli 2024 di GOR Ciracas, Jakarta Timur. ANTARA/HO-Dinas Kominfotik DKI Jakarta
Jakarta (ANTARA) - Inspektorat Provinsi DKI Jakarta menyebut pendidikan memiliki peran penting untuk memberantas korupsi di lingkungan pekerjaan disamping melalui pencegahan dan penindakan.
"Korupsi merupakan kejahatan yang luar biasa karena berdampak pada segala aspek. Untuk itu, terdapat tiga strategi pemberantasan korupsi, yaitu pendidikan, pencegahan, dan penindakan," kata Inspektur DKI Jakarta Syaefuloh Hidayat dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Untuk itulah, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengadakan "Sosialisasi Gerakan Antikorupsi, Pencucian Uang, Bullying, dan Judi Online" di GOR Ciracas, Jakarta Timur.
Acara berlangsung pada 27-28 Juli 2024, diikuti lebih seratus peserta dari pelajar, mahasiswa, organisasi kepemudaan, hingga masyarakat umum.
Perwakilan PPATK Mulyana mengatakan materi terkait budaya antikorupsi perlu ditanamkan sejak dini demi menyiapkan generasi penerus bangsa yang jujur dan berintegritas.
"Kita ingin kita sama-sama bergerak untuk antikorupsi, pencucian uang, judi daring dan perundungan. Anak-anak ini kan jadi masa depan Indonesia, makanya sejak kecil kita tanamkan nilai integritas, kejujuran, agar mereka terjaga dari hal yang tidak kita inginkan," jelas dia.
Sementara itu, Inspektur Pembantu Investigasi Inspektorat DKI Jakarta Supendi mengatakan praktik pencucian uang, perundungan, dan judi daring tidak hanya merugikan secara finansial bagi individu dan keluarga yang melakukan, tetapi juga menghambat pembangunan yang adil dan merata.
Oleh karena itu, dia berharap kegiatan "Sosialisasi Gerakan Antikorupsi, Pencucian Uang, Bullying, dan Judi Online" dapat meningkatkan kesadaran peserta akan bahaya praktik korupsi.
Di sisi lain, Ketua KPAI Ai Maryanti Sholihah mengungkapkan bahwa banyak anak yang menjadi korban judi daring karena mengira itu sebagai permainan dan dijanjikan hadiah.
Dia kemudian memberikan sejumlah kiat agar anak-anak tidak terjerat judi daring, antara lain tidak menyendiri dari dunia sosial, tidak terisolasi dengan gawai, dan memperbanyak aktivitas bermanfaat.
"Saya yakin belum terlambat untuk melawan penyakit judi online. Seorang anak harus diberi fasilitas, agar mereka bisa membuat atau memproduksi sesuatu yang lebih bermanfaat," ujar dia.
Baca juga: Capim KPK Ali Imron siapkan peti mati jika terlibat korupsi
Baca juga: Pulau Seribu cegah korupsi melalui aplikasi SAPA
Baca juga: Inspektorat Jaksel perkenalkan nilai antikorupsi melalui aplikasi SAPA
"Korupsi merupakan kejahatan yang luar biasa karena berdampak pada segala aspek. Untuk itu, terdapat tiga strategi pemberantasan korupsi, yaitu pendidikan, pencegahan, dan penindakan," kata Inspektur DKI Jakarta Syaefuloh Hidayat dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Untuk itulah, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengadakan "Sosialisasi Gerakan Antikorupsi, Pencucian Uang, Bullying, dan Judi Online" di GOR Ciracas, Jakarta Timur.
Acara berlangsung pada 27-28 Juli 2024, diikuti lebih seratus peserta dari pelajar, mahasiswa, organisasi kepemudaan, hingga masyarakat umum.
Perwakilan PPATK Mulyana mengatakan materi terkait budaya antikorupsi perlu ditanamkan sejak dini demi menyiapkan generasi penerus bangsa yang jujur dan berintegritas.
"Kita ingin kita sama-sama bergerak untuk antikorupsi, pencucian uang, judi daring dan perundungan. Anak-anak ini kan jadi masa depan Indonesia, makanya sejak kecil kita tanamkan nilai integritas, kejujuran, agar mereka terjaga dari hal yang tidak kita inginkan," jelas dia.
Sementara itu, Inspektur Pembantu Investigasi Inspektorat DKI Jakarta Supendi mengatakan praktik pencucian uang, perundungan, dan judi daring tidak hanya merugikan secara finansial bagi individu dan keluarga yang melakukan, tetapi juga menghambat pembangunan yang adil dan merata.
Oleh karena itu, dia berharap kegiatan "Sosialisasi Gerakan Antikorupsi, Pencucian Uang, Bullying, dan Judi Online" dapat meningkatkan kesadaran peserta akan bahaya praktik korupsi.
Di sisi lain, Ketua KPAI Ai Maryanti Sholihah mengungkapkan bahwa banyak anak yang menjadi korban judi daring karena mengira itu sebagai permainan dan dijanjikan hadiah.
Dia kemudian memberikan sejumlah kiat agar anak-anak tidak terjerat judi daring, antara lain tidak menyendiri dari dunia sosial, tidak terisolasi dengan gawai, dan memperbanyak aktivitas bermanfaat.
"Saya yakin belum terlambat untuk melawan penyakit judi online. Seorang anak harus diberi fasilitas, agar mereka bisa membuat atau memproduksi sesuatu yang lebih bermanfaat," ujar dia.
Baca juga: Capim KPK Ali Imron siapkan peti mati jika terlibat korupsi
Baca juga: Pulau Seribu cegah korupsi melalui aplikasi SAPA
Baca juga: Inspektorat Jaksel perkenalkan nilai antikorupsi melalui aplikasi SAPA
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024
Tags: