Surabaya (ANTARA) - Universitas Airlangga (Unair) Surabaya bersama Airlangga Institute of Indian Ocean Crossroads (AIIOC) menjadi tuan rumah The 13th International Convention of Asia Scholars (ICAS) yang berlangsung pada 28 Juli-1 Agustus 2024.
Direktur AIIOC, Lina Puryanti PhD mengatakan ini kali pertama Unair dan Kota Surabaya menjadi tuan rumah konferensi yang mengusung konsep acara berupa Conference Festival (Confes).

"Konferensi internasional ini menarik karena mengusung konsep Confes. Jadi tidak hanya sekadar konferensi, tetapi ada workshop hingga pameran. Serangkaian acara juga secara keseluruhan berlangsung secara tatap muka," kata Lina di Surabaya, Sabtu.

Ada lebih 1.500 peserta dan observer dari 598 perguruan tinggi dan 66 negara berbeda yang hadir pada gelaran akbar ini. Tercatat ada lebih 360 panel diskusi beserta roundtables yang akan berlangsung.

Selain itu, terdapat juga 17 pameran dan 24 workshop dengan tema yang beragam.

Lokasi penyelenggaraan kegiatan tersebar di 11 titik di Kota Surabaya. Narasumber kegiatan berasal dari berbagai kalangan seperti akademisi, praktisi, hingga aktivis dari berbagai penjuru dunia.

"Silakan masyarakat datang dan menikmati. Ini seperti pertunjukan dunia, kita bisa melihat bagaimana kreativitas di bagian belahan dunia di berbagai titik Kota Surabaya," ucapnya.

Baca juga: Universitas Airlangga Surabaya jadi tuan rumah Pimnas ke-37
Baca juga: Mahasiswa Unair dinobatkan sebagai Duta Lingkungan Jawa Timur 2024
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Community Development (RICD) Unair Prof Dr Ni Nyoman Tri Puspaningsih MSi menjelaskan bahwa gelaran akbar ini menjadi salah satu upaya kampusnya dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), utamanya poin ke 17.


Poin tersebut berfokus pada kemitraan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
“Dengan adanya gelaran ini banyak kegiatan akan terlaksana, yang menghubungkan tidak hanya akademisi dengan akademisi, tetapi juga akademisi dengan para praktisi. Mereka dapat berdiskusi dalam memecahkan permasalahan bersama,” ujarnya.

Prof Nyoman berharap dengan berlangsungnya ICAS ke-13 dapat memperluas kontribusi Unair dalam jejaring internasional.

"Kami berharap ICAS ke-13 dapat membawa Unair dalam meningkatkan reputasinya, tidak hanya memberikan kontribusi secara lokal atau nasional, tetapi perguruan tinggi yang merupakan bagian dari akademisi global,” paparnya.

Lebih lanjut, Direktur International Institute for Asian Studies (IIAS) Prof Philippe Peycam mengungkapkan bahwa alasan Surabaya terpilih menjadi tuan rumah ICAS ke-13 adalah karena keunikannya. Kota yang terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan tersebut memiliki sejarah dan keberagaman yang menjadi daya tarik tersendiri.

Sementara itu, Unair sebagai salah satu perguruan tinggi berkelas dunia telah menjalin kerja sama dengan IIAS cukup lama.

Menurut Prof Philippe, Unair telah berhasil menjalankan berbagai proyek bersama dalam mewujudkan perkembangan yang berkelanjutan. Alasan ini yang menjadikan kampus itu sebagai mitra yang tepat untuk berkolaborasi.