"Pada umumnya desa wisata menawarkan atraksi wisata alam, seperti sungai, pantai, atau danau. Namun, Desa Wisata Rama Agung justru satu-satunya yang menawarkan atraksi wisata religi," kata Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, di Bengkulu, Sabtu.
Menurut dia, pengembangan desa wisata tidak harus selalu berbasis keindahan alam, tetapi juga bisa berbasis budaya dan pengembangan UMKM lokal. Seperti Desa Rama Agung yang menawarkan sesuatu yang berbeda.
"Intinya, desa wisata tidak harus menampilkan keindahan alam semata. Menampilkan keragaman budaya juga memiliki nilai dan daya tarik tersendiri. Terlebih lagi, Desa Rama Agung dihuni oleh beragam suku dari seluruh Indonesia, seperti Bali, Jawa, dan Rejang," kata dia.
Pemprov Bengkulu pun mendukung upaya pengembangan desa wisata berbasis budaya dan UMKM lokal tersebut sebagai bentuk akselerasi segera terbentuknya desa wisata yang bisa mandiri.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu Murlin Hanuzar menjelaskan melalui pengembangan desa wisata, perekonomian desa dan masyarakat setempat dapat berkembang dengan baik.
Baca juga: Desa wisata di Bengkulu bersiap untuk penilaian ADWI 2022
Baca juga: Menjual keindahan Desa Wisata Penembang Bengkulu