Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menilai inflasi pada Februari 2014 sebesar 0,26 persen merupakan angka wajar karena dalam tren menurun.

"Kalau kita lihat inflasi inti tahunan total masih 4,56 persen (year on year) secara keseluruhan. Kami memandang inflasi dalam tren yang menurun dan lebih rendah dibanding perkiraan kami 0,5 persen pada Februari 2014," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, di sela-sela rapat bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin.

Perry mengatakan inflasi tahunan pada Februari 2013 - Februari 2014 sebesar 7,75 persen masih di bawah angka perkiraan Bank Indonesia sebesar delapan persen.

"Penuruan inflasi ini lebih cepat dari perkiraan kami. Kami semakin meyakini pada akhir tahun ini inflasi dapat terkendali di kisaran target 4,5 persen plus-minus satu," katanya.

Bank Indonesia, lanjut Perry, menilai inflasi Februari 2014 lebih rendah dari perkiraan karena harga-harga barang yang diatur pemerintah (administered price) tidak mengalami kenaikan.

Perry juga meyakini inflasi inti tahunan pada akhir 2014 masih dalam perkiraan sebesar 4,9 persen meski laju inflasi inti secara tahunan pada Februari 2014 telah mencapai 4,57 persen.

"Kami tidak melihat dampak pelemahan rupiah, tidak terlihat dalam perkembangan inflasi," katanya.

Perry belum menyebut respon Bank Indonesia terhadap inflasi Februari 2014 karena BI akan terus memantau perkembangan inflasi bulanan dan akan menetapkan respon kebijakan berupa suku bunga pada rapat dewan gubernur.

"Jadi memang riil suku bunga kita untuk kebijakan suku bunga sebesar 7,5 persen sejak November 2013 semakin besar dengan inflasi yang menurun dan juga ekspektasi inflasi yang menurun," katanya.(*)