Jakarta (ANTARA) - Ada begitu banyak kisah yang unik dan mengharukan jika menilik perjuangan untuk mengakses pendidikan di wilayah pedalaman.

Di Kabupaten Kutai Barat, misalnya, ada seorang guru yang mengumpulkan buku-buku bekas untuk membuat perpustakaan di sudut kelas agar para siswanya semangat untuk membaca dan terus belajar.

Sementara di Kutai Timur, ada seorang guru yang harus berjibaku untuk sampai di sekolah dengan jarak puluhan kilometer menyusuri jalan tanah merah yang rusak dan semakin parah jika hujan.

Segudang kisah inspiratif lainnya bukan sekadar dongeng pengantar tidur melainkan sebuah potret utuh betapa perjuangan untuk menghadirkan dan mengakses pendidikan merupakan perjuangan dalam keterbatasan di wilayah pedalaman di Provinsi Kalimantan Timur itu.

Oleh karena itu, diperlukan keterlibatan seluruh elemen bangsa untuk mendukung lebih banyak inisiatif peningkatan akses dan kualitas pendidikan, khususnya di wilayah-wilayah pedalaman di Tanah Air.

Fokus terhadap hal itu mendorong salah satu perusahaan swasta, yakni Astra melalui Yayasan Pendidikan Astra, turut serta terlibat dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di beberapa wilayah di Kalimantan Timur.

Hal itu, salah satunya diwujudkan melalui kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kutai Barat dalam Program Bantuan Pendidikan untuk Sekolah di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, dalam pembinaan di sembilan sekolah sebagai upaya mendorong peningkatan kualitas pendidikan, sehingga berstatus mandiri dan unggul.

Program ini merupakan kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, pemerintah kabupaten melalui dinas pendidikan setempat, para guru, komite sekolah, dan orang tua siswa.


Komitmen bersama

Perluasan akses dan peningkatan kualitas pendidikan memang membutuhkan komitmen bersama yang kuat.

Peran pemerintah daerah (pemda) dalam hal ini juga sangat krusial untuk mewujudkan ekosistem pendidikan yang baik bagi masyarakat di wilayahnya.

Pemkab Kutai Barat, Kalimantan Timur, menjadi salah satu wilayah yang memiliki perhatian tinggi terkait upaya tersebut, sehingga diharapkan kerja sama-kerja sama serupa itu dapat direplikasi di wilayah lainnya di Indonesia.

Di wilayah itu, melalui kerja sama yang erat dengan swasta didukung Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Barat akan dibina secara khusus sejumlah sekolah, di antaranya SDN 001 Damai, SDN 002 Damai, SDN 005 Damai, SDN 006 Damai, SMPN 1 Damai, SMPN 2 Jengan Danum, SDN 001 Bentian Besar, SDN 002 Bentian Besar, dan SMPN 1 Bentian Besar.

Kerja sama yang dilakukan memungkinkan diterapkannya program pembinaan dengan sistem Sekolah Eskalator berjangka 12 tahun yang berarti bahwa para siswa binaan di tingkat SD dapat melanjutkan pendidikan jenjang SMP di sekolah binaan yang mendukung kurikulum, sesuai dengan standar terbaru yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Selain itu, kolaborasi swasta dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Kutai Barat juga dilakukan dengan meningkatkan kualitas pendidikan melalui pemberian fasilitas, sumber daya, program-program yang bertujuan menyadarkan pentingnya pendidikan, dan mengoptimalkan kompetensi para guru serta staf pendidikan.

Hal itu diwujudkan melalui pelatihan yang dilengkapi pendampingan intensif untuk mencapai Sekolah Independen Unggul berwawasan global.

Seiring mulai meningkatnya kesadaran yang tinggi atas pendidikan, semakin banyak sektor swasta yang mulai melebarkan sayap untuk menaungi, baik tenaga maupun peserta didik, dalam mencapai standar mutu pendidikan yang berlaku, sehingga menorehkan prestasi baik secara akademik maupun non-akademik bagi para siswa yang berasal dari wilayah terpencil.

Melalui kerja sama ini, misalnya YPA-MDR akan membina 24 sekolah di Provinsi Kalimantan Timur yang terdiri dari 6 sekolah di Kecamatan Damai, 3 sekolah di Kecamatan Bentian Besar, dan 15 sekolah di Kecamatan Sepaku.

Seiring dengan itu dengan bertambahnya Kabupaten Kutai Barat, YPA-MDR membina 161 sekolah terdiri dari 113 SD, 32 SMP, dan 15 SMK SMA yang menjangkau lebih dari 2.500 guru serta 34.000 siswa di 8 provinsi dan 17 kabupaten (Bogor, Gunungkidul, Bantul, Lampung Selatan, Pacitan, Serang, Kupang, Rote Ndao, Kapuas, Barito Utara, Tangerang, Majalengka, Manggarai Timur, Penajam Paser Utara, Lebak, Sumba Timur, dan Kutai Barat).

YPA-MDR merupakan yayasan yang melaksanakan tahapan pembinaan 5 Tahun terdiri dari empat pilar, yaitu karakter, akademik, kecakapan hidup, dan seni budaya untuk diterapkan dalam Kurikulum Merdeka, yaitu pembelajaran intrakurikuler yang beragam yang berupa pelatihan serta pendampingan intensif.

Program pembinaan yang dilakukan pun sejalan dengan program pemerintah, yaitu untuk mewujudkan generasi muda yang berkompeten secara akademik, berkarakter baik, memiliki bekal kecakapan hidup, dan mempunyai kepedulian terhadap seni budaya lokal sehingga dapat menyejahterakan ekonomi daerah.

Upaya tersebut diharapkan dapat direplikasi di wilayah lain dengan melibatkan lebih banyak para pemangku kepentingan lain yang memiliki perhatian yang tinggi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Sejatinya, di Indonesia, semakin banyak berkembang pelaku usaha di sektor swasta yang mengembangkan dan melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat di bidang pendidikan di daerah tertinggal.

Mereka umumnya memiliki visi untuk turut serta meningkatkan kualitas pendidikan dari segi akademik, intelektual dan kompetensi kecakapan hidup, seni budaya serta memiliki karakter yang didasarkan pada nilai luhur bangsa Indonesia yang majemuk sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional.

Oleh karena itu seluruh elemen masyarakat perlu mulai didorong agar berperan aktif untuk menjadi agen perubahan dan agen pengembangan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah, dengan membantu pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas, pengembangan kurikulum dan manajemen sekolah, serta penyediaan sarana prasarana sekolah sesuai Standar Mutu Pendidikan Nasional.

Bagi mereka yang telah mengembangkan inisiatif mulia tersebut, mereka berhak akan apresiasi yang setinggi-tingginya karena telah ikut mendukung dan turut berkontribusi memajukan dunia pendidikan, khususnya di daerah tertinggal dan strategis.

Semua berharap langkah kecil itu diikuti jejaknya oleh pihak-pihak lain, sehingga mereka yang di wilayah pedalaman pun mendapatkan hak memperoleh pendidikan yang setara.


*) Gunawan Salim adalah Ketua Pengurus Astra - Michael D. Ruslim (YPA-MDR)