Wilsen Willim hadirkan koleksi busana terbaru dengan tenun sutra liar
26 Juli 2024 22:34 WIB
Koleksi busana "Lintas Waktu" dari tenun sutra liar karya desainer Wilsen Willim saat ditampilkan dalam festival mode JF3 2024 di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Pusat, Jumat (26/7/2024). (ANTARA/Vinny Shoffa Salma)
Jakarta (ANTARA) - Desainer Indonesia Wilsen Willim kembali bereksperimen dengan menghadirkan koleksi busana baru bertajuk "Lintas Waktu" dengan material utama tenun sutra liar karya maestro tenun sutra, Simon ‘Lenan’ Setijoko di festival mode tahunan JF3 2024. "Kami menggunakan sutra liar, bedanya adalah biasanya sutra berwarna putih, tapi ini (sutra liar) warnanya ada sedikit kuning, cokelat, krem," kata Wilsen saat ditemui dalam acara JF3 2024 di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat.
"Jadi, kita nggak menggunakan pewarna sama sekali di koleksi kali ini, ini pengalaman yang unik buat aku," sambungnya.
Mendiang Simon ‘Lenan’ Setijoko dikenal dengan kepiawaiannya dalam mengolah kain tenun sutera beserta tambahan aksen berupa sulaman, batik, atau lukisan pada karyanya. Oleh sebab itu, Wilsen tanpa ragu untuk menggunakan kain tenun sutra liar sebagai material utama untuk koleksi "Lintas Waktu".
Menariknya, seluruh tenun sutra liar karya Lenan yang Wilsen olah untuk koleksi "Lintas Waktu" merupakan koleksi pribadi dari kolektor sekaligus pemerhati wastra Chandra Satria.
Kali ini, Wilsen menggunakan material tenun sutra liar yang terbuat dari serat kepompong ulat sutra liar di hutan, sehingga memiliki keragaman warna yang terbentuk alami sesuai dengan daun yang dimakan ulat sutra itu semasa hidupnya.
Berbentuk gulungan panjang dengan lebar kecil, kain tenun sutra liar karya Lenan tersebut dirancang oleh Wilsen menjadi delapan looks unik yang dapat digunakan dalam keseharian, baik acara formal maupun nonformal.
Koleksi tersebut terdiri dari luaran, celana, rok, selendang, atasan, mantel, dan gaun yang dikemas dengan rancangan unconventional bernuansa kontemporer.
Wilsen juga menambah aksentuasi payet dan felting untuk memperkaya tampilan koleksi "Lintas Waktu". Selain menggunakan warna alami dari tenun sutra liar, Wilsen juga menggunakan warna hitam di koleksi busananya itu untuk memberikan kesan netral dan elegan.
Koleksi "Lintas Waktu" merupakan gabungan material tenun sutra liar dengan tenun sutra ternakan (sutra hasil budidaya), kain katun, wol, tulle, dan polyblend, dan material lainnya.
Melalui koleksi ini, Wilsen ingin mengajak para pencinta mode dan wastra untuk kembali menilik dan menghargai karya seorang maestro dari masa lalu dengan sentuhan gaya modern masa depan.
Melintasi lini waktu mempertemukan masa lalu dan masa depan, untuk menjaga warisan buah pikiran para pendahulu untuk keberlangsungannya di masa mendatang kelak.