Banda Aceh (ANTARA) - Ahli Biomedical Sciences, Endocrine And Metabolic Disorder dari Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, dr Zulkarnain, menyatakan bahwa cuaca panas yang melanda wilayah itu dengan suhu mencapai 37,4 derajat Celsius bisa memicu katarak hingga serangan jantung.
"Tidak jarang, kalau cuaca ekstrem di Banda Aceh tidak diatasi dengan minum yang cukup, bisa menyebabkan serangan jantung, karena jantung harus memompa oksigen terus-menerus," kata dr Zulkarnain yang juga Kaprodi Magister Sains Biomedis Fakultas Kedokteran USK, di Banda Aceh, Jumat.
Dia menjelaskan, hal itu bisa terjadi karena cuaca panas menyebabkan melebarnya pembuluh darah dan berkurangnya cairan dalam tubuh. Sebagai akibatnya, jantung harus memompa oksigen dengan kuat agar dapat mencapai ke seluruh bagian tubuh.
Akibat lainnya, sirkulasi darah juga bisa melambat dan membuat tekanan darah menjadi rendah (hipotensi) karena oksigen yang dibawa jantung ke otak sangat sedikit akibat kurangnya cairan dalam tubuh.
"Di dalam darah fungsinya membawa oksigen, saat oksigen yang dibawa mencapai otak juga berkurang, makanya kadang-kadang orang yang berada di luar saat sedang cuaca panas akan mengalami migrain (sakit kepala)," ujarnya.
Ia juga menyampaikan, jika terus-menerus berada di dalam suhu yang sangat ekstrem tanpa perlindungan, bukan hanya gejala migran dan sakit kepala saja, tetapi juga bisa menyebabkan pembuluh darahnya pecah (heatstroke).
Heatstroke atau sengatan panas merupakan sebuah kondisi yang terjadi ketika suhu tubuh seseorang mengalami peningkatan secara drastis hingga 41 derajat Celsius dalam waktu cepat. "Seperti yang kita tahu stroke dapat membuat anggota gerak menjadi lemah hingga kelumpuhan," katanya.
Selain itu, lanjut dr Zulkarnain, cuaca panas dari sinar matahari juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Apabila terus-menerus bisa berakibat pada penuaan kulit dan lebih bahaya juga membangkitkan sel kanker.
"Karenanya dianjurkan memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh, tidak ketat dan berwarna hitam karena cepat menyerap keringat dan bisa membuat cepat terbakar disertai memakai sunscreen minimal SPF 30, lebih bagus SPF 40-45 kalau cuaca panasnya 35 derajat ke atas," ujarnya.
Tidak hanya itu, cuaca panas juga dapat menyebabkan kerusakan pada mata, karena lensa mata yang berupa cairan menjadi keruh apabila terus menerus terpapar sinar matahari tanpa proteksi.
"Problem cuaca panas ini bisa mempercepat mata katarak. Makanya, dianjurkan memakai kacamata hitam (reben)," katanya.
Maka dari itu, dr Zulkarnain menganjurkan agar masyarakat di wilayah Aceh yang sedang dilanda cuaca panas menghindari berada di luar rumah, tetapi apabila terpaksa sekali gunakanlah proteksi.
"Perbanyak minum air putih minimal dua liter agar tidak kekurangan cairan. Dianjurkan juga memakan buah-buahan segar yang mengandung banyak cairan," demikian dr Zulkarnain.
Baca juga: BMKG: Minimnya pertumbuhan bibit awan picu suhu panas di Sumbar
Baca juga: PBB: Cuaca panas ekstrem menewaskan hampir 500 ribu orang per tahun
Ahli: Cuaca panas di Aceh bisa picu katarak hingga serangan jantung
26 Juli 2024 18:59 WIB
Ilustrasi - Seseorang memakai payung untuk berlindung dari panas Matahari. ANTARA FOTO/Ismar Patrizki
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: