Mentan ajak Vietnam investasi peternakan sapi perah di Indonesia
26 Juli 2024 16:49 WIB
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman (tiga kanan) dalam kunjungan kerja ke Vietnam bertemu dengan Wakil Menteri Pertanian Vietnam dan sejumlah pengusaha di Hanoi, Vietnam, Kamis (25/6/2024). ANTARA/HO-Humas Kementan
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) RI Andi Amran Sulaiman mengajak pengusaha yang ada di Vietnam agar berinvestasi peternakan sapi perah di Indonesia, guna mendukung pengembangan industri peternakan dan produksi susu nasional.
"Saat ini Pemerintah Indonesia sedang berupaya keras untuk meningkatkan produksi dan produktivitas ternak sapi, agar nantinya dapat memenuhi kebutuhan pangan untuk program pemerintahan berikutnya, yaitu penyediaan makan siang bergizi dan minum susu gratis bagi anak sekolah," kata Amran dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman berhasil menarik minat Vietnam untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya peternakan sapi. Hal itu dilakukan Amran dalam kunjungan kerja ke Vietnam pada Rabu (25/7), bertemu dengan Wakil Menteri Pertanian Vietnam dan sejumlah pengusaha.
“Kami bekerja secara intensif untuk meningkatkan produksi daging sapi dan susu domestik melalui pengembangan industri pembibitan sapi dan meningkatkan kapasitas peternak,” sebut Amran.
Amran menyebutkan Indonesia dan Vietnam telah memiliki MoU kerja sama bidang pertanian yang telah ditandatangani pada 19 Mei 2024 lalu.
Salah satu fokus utama dari kerja sama itu adalah promosi investasi dan perdagangan di sektor pertanian antara kedua negara.
Baca juga: Kementan pacu percepatan tanam padi di Papua Selatan dengan teknologi
Baca juga: Kementan kembangkan varietas padi adaptif perubahan iklim di Merauke
“Saya meyakini bahwa pemerintah kedua negara akan mendorong dan memfasilitasi kerjasama investasi dan perdagangan Indonesia – Vietnam,” ungkap Amran.
Amran mengungkapkan Indonesia bercita-cita menjadi pemasok pangan global pada tahun 2033. Untuk mencapai tujuan tersebut, peningkatan produksi pangan sangat penting.
“Kami berusaha keras untuk mengurangi kebutuhan impor yang sempat meningkat akibat fenomena El Nino. Indonesia akan segera kembali mencapai swasembada pangan demi kebutuhan 278 juta penduduk Indonesia,” tegas Amran.
Wakil Menteri Pertanian dan Pengembangan Pedesaan Vietnam Phung Dec Tien menyambut baik kedatangan Amran ke Indonesia.
Secara khusus, ia menghargai perhatian besar pemerintah Indonesia terhadap sektor pertanian, termasuk dalam upaya menyediakan kebutuhan susu dari dalam negeri.
Menurutnya, pengembangan peternakan sapi perah di Vietnam juga sempat dihadapkan banyak tantangan di masa lalu.
“Tapi dengan pengembangan industri perbibitan dan penggunaan teknologi yang tepat, pengembangan peternakan sapi perah kami bisa berkembang dengan baik,” sebut Phung Dec.
Dia optimistis kerja sama antara Indonesia dan Vietnam di peternakan sapi perah akan berdampak positif pada produksi dan konsumsi susu di Indonesia.
“Susu sangat baik bagi nutrisi anak-anak sehingga fisik mereka pun akan bisa berkembang dengan baik,” tutur Phung Dec.
Salah satu pengusaha yang ditemui oleh Amran adalah Pendiri dan Ketua TH Group Madam Thai Huong. Pengusaha yang terkenal sangat berpengaruh di Vietnam tersebut menunjukkan ketertarikannya untuk berinvestasi di Indonesia.
Madam Thai Huong pun membuka peluang untuk berinvestasi di Indonesia, terutama di bidang peternakan sapi perah dan industri susu.
Ia bahkan menyampaikan apresiasinya kepada Presiden RI terpilih Prabowo Subianto yang telah memberikan perhatian besar terhadap kesehatan dan kebutuhan nutrisi anak-anak di Indonesia.
“Saya merasa sangat tersentuh. Saya sudah sampaikan kepada Duta Besar, bahwa kita harus membantu pemerintah Indonesia dalam mewujudkan program tersebut,” jelasnya.
Madam Thai Huong menekankan pentingnya target usia yang tepat dalam Program Susu Sekolah agar berhasil. "Dari hasil penelitian yang kami pelajari, target untuk program ini sebaiknya anak-anak usia 2 – 12 tahun," jelasnya.
Madam Thai Huong pun menyebutkan Indonesia sangat beruntung karena pemerintah Indonesia memberikan perhatian besar dan menyediakan anggaran khusus untuk program makan siang gratis bagi murid sekolah.
Sementara di Vietnam, diperlukan kerja sama dengan orang tua ataupun pemanfaatan dana dari perusahaan swasta sehingga program makan bergizi dan susu bagi anak-anak sekolah bisa berjalan.
“Dengan model seperti itu, kami menghadapi banyak tantangan di lapangan dalam mewujudkan program ini,” ungkapnya.
Dengan semangat kerjasama dan inovasi, Madam Thái Hương dan TH Group pun menyatakan siap mendukung upaya peningkatan kesehatan dan gizi anak-anak di Indonesia.
“Kami akan secepatnya berkunjung ke Indonesia dan mengajak tim kami untuk melakukan survei lokasi,” katanya.
Baca juga: Mentan terapkan pertanian modern di Merauke agar jadi lumbung pangan
Baca juga: Mentan sebut industri biofuel sudah disiapkan dukung program B50
"Saat ini Pemerintah Indonesia sedang berupaya keras untuk meningkatkan produksi dan produktivitas ternak sapi, agar nantinya dapat memenuhi kebutuhan pangan untuk program pemerintahan berikutnya, yaitu penyediaan makan siang bergizi dan minum susu gratis bagi anak sekolah," kata Amran dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman berhasil menarik minat Vietnam untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya peternakan sapi. Hal itu dilakukan Amran dalam kunjungan kerja ke Vietnam pada Rabu (25/7), bertemu dengan Wakil Menteri Pertanian Vietnam dan sejumlah pengusaha.
“Kami bekerja secara intensif untuk meningkatkan produksi daging sapi dan susu domestik melalui pengembangan industri pembibitan sapi dan meningkatkan kapasitas peternak,” sebut Amran.
Amran menyebutkan Indonesia dan Vietnam telah memiliki MoU kerja sama bidang pertanian yang telah ditandatangani pada 19 Mei 2024 lalu.
Salah satu fokus utama dari kerja sama itu adalah promosi investasi dan perdagangan di sektor pertanian antara kedua negara.
Baca juga: Kementan pacu percepatan tanam padi di Papua Selatan dengan teknologi
Baca juga: Kementan kembangkan varietas padi adaptif perubahan iklim di Merauke
“Saya meyakini bahwa pemerintah kedua negara akan mendorong dan memfasilitasi kerjasama investasi dan perdagangan Indonesia – Vietnam,” ungkap Amran.
Amran mengungkapkan Indonesia bercita-cita menjadi pemasok pangan global pada tahun 2033. Untuk mencapai tujuan tersebut, peningkatan produksi pangan sangat penting.
“Kami berusaha keras untuk mengurangi kebutuhan impor yang sempat meningkat akibat fenomena El Nino. Indonesia akan segera kembali mencapai swasembada pangan demi kebutuhan 278 juta penduduk Indonesia,” tegas Amran.
Wakil Menteri Pertanian dan Pengembangan Pedesaan Vietnam Phung Dec Tien menyambut baik kedatangan Amran ke Indonesia.
Secara khusus, ia menghargai perhatian besar pemerintah Indonesia terhadap sektor pertanian, termasuk dalam upaya menyediakan kebutuhan susu dari dalam negeri.
Menurutnya, pengembangan peternakan sapi perah di Vietnam juga sempat dihadapkan banyak tantangan di masa lalu.
“Tapi dengan pengembangan industri perbibitan dan penggunaan teknologi yang tepat, pengembangan peternakan sapi perah kami bisa berkembang dengan baik,” sebut Phung Dec.
Dia optimistis kerja sama antara Indonesia dan Vietnam di peternakan sapi perah akan berdampak positif pada produksi dan konsumsi susu di Indonesia.
“Susu sangat baik bagi nutrisi anak-anak sehingga fisik mereka pun akan bisa berkembang dengan baik,” tutur Phung Dec.
Salah satu pengusaha yang ditemui oleh Amran adalah Pendiri dan Ketua TH Group Madam Thai Huong. Pengusaha yang terkenal sangat berpengaruh di Vietnam tersebut menunjukkan ketertarikannya untuk berinvestasi di Indonesia.
Madam Thai Huong pun membuka peluang untuk berinvestasi di Indonesia, terutama di bidang peternakan sapi perah dan industri susu.
Ia bahkan menyampaikan apresiasinya kepada Presiden RI terpilih Prabowo Subianto yang telah memberikan perhatian besar terhadap kesehatan dan kebutuhan nutrisi anak-anak di Indonesia.
“Saya merasa sangat tersentuh. Saya sudah sampaikan kepada Duta Besar, bahwa kita harus membantu pemerintah Indonesia dalam mewujudkan program tersebut,” jelasnya.
Madam Thai Huong menekankan pentingnya target usia yang tepat dalam Program Susu Sekolah agar berhasil. "Dari hasil penelitian yang kami pelajari, target untuk program ini sebaiknya anak-anak usia 2 – 12 tahun," jelasnya.
Madam Thai Huong pun menyebutkan Indonesia sangat beruntung karena pemerintah Indonesia memberikan perhatian besar dan menyediakan anggaran khusus untuk program makan siang gratis bagi murid sekolah.
Sementara di Vietnam, diperlukan kerja sama dengan orang tua ataupun pemanfaatan dana dari perusahaan swasta sehingga program makan bergizi dan susu bagi anak-anak sekolah bisa berjalan.
“Dengan model seperti itu, kami menghadapi banyak tantangan di lapangan dalam mewujudkan program ini,” ungkapnya.
Dengan semangat kerjasama dan inovasi, Madam Thái Hương dan TH Group pun menyatakan siap mendukung upaya peningkatan kesehatan dan gizi anak-anak di Indonesia.
“Kami akan secepatnya berkunjung ke Indonesia dan mengajak tim kami untuk melakukan survei lokasi,” katanya.
Baca juga: Mentan terapkan pertanian modern di Merauke agar jadi lumbung pangan
Baca juga: Mentan sebut industri biofuel sudah disiapkan dukung program B50
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024
Tags: