Bengkulu (ANTARA) - Universitas Bengkulu, Provinsi Bengkulu, mendampingi dan membina enam desa yang ada di pulau terluar, yakni Pulau Enggano menjadi desa sadar hukum.
"Fakultas Hukum Universitas Bengkulu terpanggil untuk ikut serta memajukan seluruh desa di Provinsi Bengkulu, termasuk desa-desa di pulau terluar Indonesia, yaitu Pulau Enggano," kata Dekan Fakultas Hukum Universitas Bengkulu (Unib) Dr Yamani, di Bengkulu, Jumat.
Pemerintah merevitalisasi dua pelabuhan di Enggano dan juga satu bandara perintis, kemudian pemerintah pusat membangun jalan Trans Enggano yang menghubungkan seluruh desa dengan akses bandara dan pelabuhan.
Berbagai pembangunan infrastruktur tersebut tentunya berimplikasi terhadap kemajuan pulau terluar, minat kunjungan hingga investasi. Kemajuan tersebut perlu disikapi dengan meningkatkan kesadaran masyarakat Enggano terhadap hukum.
"Semoga kerja sama dan kolaborasi yang kami lakukan ini (dengan pemerintahan enam desa) dapat berkesinambungan dan memberikan manfaat bagi kemajuan desa-desa di Enggano, terutama pembangunan bidang hukum, serta berkontribusi besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat,” kata dia.
Baca juga: Rektor Unib sebut MBKM dukung kemajuan pendidikan tinggi di Indonesia Yamani menjelaskan berbagai kegiatan akan dilakukan Fakultas Hukum Unib di Enggano untuk menciptakan masyarakat yang sadar hukum, termasuk kegiatan penelitian, pendampingan, dan pengabdian pada masyarakat sebagai implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Tak hanya dosen, tetapi juga para mahasiswa kami libatkan untuk mengkaryakan ilmu dan kemampuan akademisnya kepada masyarakat desa melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka," ujarnya.