Bengkulu (ANTARA) - Universitas Bengkulu, Provinsi Bengkulu, mendampingi dan membina enam desa yang ada di pulau terluar, yakni Pulau Enggano menjadi desa sadar hukum.

"Fakultas Hukum Universitas Bengkulu terpanggil untuk ikut serta memajukan seluruh desa di Provinsi Bengkulu, termasuk desa-desa di pulau terluar Indonesia, yaitu Pulau Enggano," kata Dekan Fakultas Hukum Universitas Bengkulu (Unib) Dr Yamani, di Bengkulu, Jumat.

Menurut dia, akses ke Pulau Enggano saat ini semakin terbuka usai pemerintah pusat bersama Pemerintah Provinsi Bengkulu fokus membangun pulau yang berada di 90 mil laut itu.

Baca juga: Universitas Bengkulu gandeng 16 lembaga tingkatkan mutu Program MKBM
Pemerintah merevitalisasi dua pelabuhan di Enggano dan juga satu bandara perintis, kemudian pemerintah pusat membangun jalan Trans Enggano yang menghubungkan seluruh desa dengan akses bandara dan pelabuhan.

Selain itu, pemerintah juga meningkatkan kualitas listrik Enggano dari menyala hanya sekitar 14 jam saja menjadi 24 jam. Begitu juga, akses internet juga ditingkatkan sehingga saat ini akses internet 4G sudah tersedia di Enggano.

Baca juga: Program Kampus Mengajar tingkatkan kualitas pendidikan di daerah 3T
Berbagai pembangunan infrastruktur tersebut tentunya berimplikasi terhadap kemajuan pulau terluar, minat kunjungan hingga investasi. Kemajuan tersebut perlu disikapi dengan meningkatkan kesadaran masyarakat Enggano terhadap hukum.

"Semoga kerja sama dan kolaborasi yang kami lakukan ini (dengan pemerintahan enam desa) dapat berkesinambungan dan memberikan manfaat bagi kemajuan desa-desa di Enggano, terutama pembangunan bidang hukum, serta berkontribusi besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat,” kata dia.

Baca juga: Rektor Unib sebut MBKM dukung kemajuan pendidikan tinggi di Indonesia
Yamani menjelaskan berbagai kegiatan akan dilakukan Fakultas Hukum Unib di Enggano untuk menciptakan masyarakat yang sadar hukum, termasuk kegiatan penelitian, pendampingan, dan pengabdian pada masyarakat sebagai implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.

“Tak hanya dosen, tetapi juga para mahasiswa kami libatkan untuk mengkaryakan ilmu dan kemampuan akademisnya kepada masyarakat desa melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka," ujarnya.