Blitar (ANNTARA News) - Jalan area perkebunan dari Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, melalui Kruwuk hingga Patung Lembu Suro, macet total akibat melimpahnya wisatawan yang ingin melihat timbunan material vulkanik Gunung Kelud di Kali Putih, Minggu.

Wartawan Antara melaporkan, diperkirakan mencapai ribuan unit sepeda motor pengunjung yang umumnya wisatawan lokal, memenuhi jalan tanah di dalam area perkebunan yang lebarnya hanya berkisar 3-5 meter tersebut.

Beberapa kilometer jalan di dalam area perkebunan kopi dengan pohon pelindung jabon, kebun karet, dan tanaman tebu tersebut, dipenuhi sepeda motor pengunjung terutama yang ke arah Patung Lembu Suro-Jotho Suro, tak jauh dari kawah Gunung Kelud.

Dari patung yang dibangun Pemerintah Kabupaten Blitar itu, pengunjung cukup berjalan kaki sekitar 100 meter untuk melihat tengah jurang aliran lahar Kali Putih yang dipenuhi timbunan pasir vulkanik dan di beberapa tempat masih menyemburkan asap belerang.

Aliran lahar Kali Putih yang berhulu di Gunung Kelud itu berada di tengah jurang terjal dengan kedalaman puluhan meter hingga lebih seratus meter diapit oleh Gunung Gedang di sisi timur dan Gunung Gajah Mungkur di sisi barat.

"Perjalanan hari Minggu ini sangat melelahkan akibat jalanan tanah yang ada macet total dipenuhi ribuan sepeda motor. Untung tidak hujan, sehingga saat menuruna area pegunungan itu tidak licin," ujar Teguh waluyo, warga Ngaringan, Gandusari, saat kembali dari Patung Lembu Suro.

Dia mengaku takjub melihat beberapa kilometer aliran lahar Kali Putih itu dipenuhi timbunan pasir Gunung Kelud. Sementara di bagian hilirnya yang masuk wilayah Desa Karangrejo, Kecamatan Garum, aliran Kali Putih sepanjang lebih satu kilometer dipenuhi timbunan bebatuan vulkanik yang menyumbatnya.

Berkat timbunan bebatuan vulkanik di aliran Kali Putih yang lebih tinggi dari timbunan pasir, yakni berkisar 20-25 meter, jika hujan deras di hulu diharapkan tidak serta merta menimbulkan banjir lahar dingin, kata Teguh yang berprofesi sebagai juru khitan merangkap petani.

Sementara Andri, dari daerah Wlingi, meski kelelahan mengaku senang sudah berhasil melihat fenomena timbunan pasir lahar dingin di hulu Kali Putih. "Paling tidak nanti bisa menjadi cerita untuk anak-cucu, selain mengetahui tingkat potensi bahaya lahar dingin tersebut," ucapnya.

Sementara pengunjung timbunan batu vulkanik bercampur material belerang yang hanya bisa ditempuh melalui dam lahar Kali Putih di Karangrejo, dilaporkan juga melimpah.

"Aliran Kali Putih sepanjang 3-4 kilometer hari ini nyaris seperti jalan raya, dipenuhi hilir-mudik sepeda motor pengunjung. Wisatawan umumnya melanjutkan berjalan kaki menaiki timbunan bebatuan vulkanik setinggi 20-25 meter itu," kata Priyono, ketua RT 02/18 Desa Karangrejo. (*)