Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, sejarah dan tokoh dibaliknya
26 Juli 2024 13:27 WIB
Dokumen naskah kosep teks proklamasi yang di tulis tangan oleh Ir. Soekarno di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Jakarta, Minggu (16/8/2020). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc/aa.
Jakarta (ANTARA) - Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia merupakan catatan dokumen penting yang menjadi simbol kemerdekaan dan perjuangan bangsa Indonesia.
Proklamasi dibacakan oleh Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno pada 17 Agustus 1945 di kediamannya di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta, yang kini dikenal sebagai Jalan Proklamasi No. 5, Jakarta Pusat.
Pembacaan Proklamasi menjadi penanda penjajahan berakhir dan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri. Proklamasi tidak hanya merupakan deklarasi politik, tetapi juga menjadi tonggak sejarah yang mencerminkan tekad dan semangat para pejuang kemerdekaan.
Dalam penyusunan teks proklamasi, Soekarno dan Mohammad Hatta, bersama beberapa tokoh nasional lainnya, berupaya keras merumuskan naskah yang sesuai untuk mewujudkan impian kemerdekaan dari penjajahan.
Setelah ditaklukkan Sekutu, yang mengebom kota Hiroshima dan Nagasaki, pemimpin Jepang saat itu Kaisar Hirohito menyatakan menyerah pada 15 Agustus 1945.
Saat itu, para pejuang dihadapkan pada dua pandangan berbeda. Golongan muda ingin agar kemerdekaan segera diumumkan, namun, golongan tua menilai perlu menunggu hingga 24 Agustus, seperti yang disarankan Marsekal Terauchi ketika bertemu dengan Soekarno dan Hatta di Dalat, Vietnam, mengenai tanggal kemerdekaan Indonesia.
Golongan muda memutuskan membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat dengan harapan proklamasi bisa segera dilakukan. Tapi, tidak terjadi kata sepakat hingga 16 Agustus.
Ahmad Soebardjo menyusul ke Rengasdengklok dan membujuk golongan muda hingga Soekarno-Hatta pun kembali ke Jakarta. Mereka membahas proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda, yang kini menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo menyusun naskah Proklamasi hingga pukul 03.00 17 Agustus 1945 di rumah Laksamana Maeda.
Kemudian, naskah tersebut dimintakan persetujuan kepada sidang perumusan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dihadiri oleh sekitar 40 orang. Setelah itu, teks proklamasi diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin tik.
Pada 17 Agustus 1945, teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Ir. Soekarno, didampingi oleh Mohammad Hatta, pada pukul 10.00 di serambi depan rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta.
Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia kini menjadi salah satu dokumen paling penting dalam sejarah bangsa dan dibacakan ulang setiap tahun pada perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia.
Kini naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Ir. Soekarno disimpan di sebuah ruangan khusus di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Pada Upacara Peringatan Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang berlangsung di Istana Merdeka 17 Agustus 2023, naskah asli Proklamasi turut dihadirkan.
Isi teks proklamasi kemerdekaan Indonesia
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno/Hatta.
Proklamasi dibacakan oleh Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno pada 17 Agustus 1945 di kediamannya di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta, yang kini dikenal sebagai Jalan Proklamasi No. 5, Jakarta Pusat.
Pembacaan Proklamasi menjadi penanda penjajahan berakhir dan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri. Proklamasi tidak hanya merupakan deklarasi politik, tetapi juga menjadi tonggak sejarah yang mencerminkan tekad dan semangat para pejuang kemerdekaan.
Dalam penyusunan teks proklamasi, Soekarno dan Mohammad Hatta, bersama beberapa tokoh nasional lainnya, berupaya keras merumuskan naskah yang sesuai untuk mewujudkan impian kemerdekaan dari penjajahan.
Setelah ditaklukkan Sekutu, yang mengebom kota Hiroshima dan Nagasaki, pemimpin Jepang saat itu Kaisar Hirohito menyatakan menyerah pada 15 Agustus 1945.
Saat itu, para pejuang dihadapkan pada dua pandangan berbeda. Golongan muda ingin agar kemerdekaan segera diumumkan, namun, golongan tua menilai perlu menunggu hingga 24 Agustus, seperti yang disarankan Marsekal Terauchi ketika bertemu dengan Soekarno dan Hatta di Dalat, Vietnam, mengenai tanggal kemerdekaan Indonesia.
Golongan muda memutuskan membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat dengan harapan proklamasi bisa segera dilakukan. Tapi, tidak terjadi kata sepakat hingga 16 Agustus.
Ahmad Soebardjo menyusul ke Rengasdengklok dan membujuk golongan muda hingga Soekarno-Hatta pun kembali ke Jakarta. Mereka membahas proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda, yang kini menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo menyusun naskah Proklamasi hingga pukul 03.00 17 Agustus 1945 di rumah Laksamana Maeda.
Kemudian, naskah tersebut dimintakan persetujuan kepada sidang perumusan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dihadiri oleh sekitar 40 orang. Setelah itu, teks proklamasi diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin tik.
Pada 17 Agustus 1945, teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Ir. Soekarno, didampingi oleh Mohammad Hatta, pada pukul 10.00 di serambi depan rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta.
Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia kini menjadi salah satu dokumen paling penting dalam sejarah bangsa dan dibacakan ulang setiap tahun pada perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia.
Kini naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Ir. Soekarno disimpan di sebuah ruangan khusus di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Pada Upacara Peringatan Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang berlangsung di Istana Merdeka 17 Agustus 2023, naskah asli Proklamasi turut dihadirkan.
Isi teks proklamasi kemerdekaan Indonesia
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno/Hatta.
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024
Tags: