Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan perlunya ASEAN memperkuat kemitraan dengan Selandia Baru yang memiliki peran kunci sebagai jembatan penghubung ASEAN dengan kawasan Pasifik.

“Selandia Baru penting bagi ASEAN, khususnya untuk terus mendukung ASEAN dalam menjalin hubungan dengan Kawasan Pasifik,” ucap Retno di hadapan Menlu Selandia Baru Winston Peters dan delegasi dalam pertemuan ASEAN-New Zealand Post-Ministerial Meeting (PMM) di Vientiane, Laos, Jumat waktu setempat.

Sebagaimana pernyataan Kementerian Luar Negeri RI, ia menekankan ASEAN dan Selandia Baru harus terus berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas kawasan, salah satunya melalui kerja sama antara dua kawasan bebas senjata nuklir.

Apalagi, tahun depan merupakan tahun ke-50 kemitraan ASEAN dan Selandia Baru, sehingga menjadi momentum baik untuk memajukan hubungan, kata Menlu RI.

Baca juga: Menlu RI: Selandia Baru dapat jembatani ASEAN dan Pasifik Selatan

Retno menyebut bahwa saat ASEAN memiliki Traktat Kawasan Asia Tenggara Bebas Senjata Nuklir (SEANWFZ), Selandia Baru merupakan pihak dari Zona Bebas Nuklir Pasifik Selatan (SPNFZ).

Dengan demikian, kerja sama dapat dijalin melalui dialog dan berbagi pengalaman dalam menjalankan kedua Traktat zona bebas nuklir tersebut, ucap Menlu RI.

Sementara itu, Retno juga menekankan pentingnya penguatan kerja sama konkret antara ASEAN dengan kawasan Pasifik.

Ia menyebut saat keketuaan Indonesia di ASEAN tahun lalu, ASEAN dan Seketariat Forum Kepulauan Pasifik (IPF) telah sepakat menjalin kerja sama.

Baca juga: Wapres minta dukungan Selandia Baru tingkatkan peran RI di Pasifik

Sebagai tindak lanjutnya, Indonesia mengusulkan pembentukan rencana aksi kerja sama dalam sejumlah sektor, seperti ekonomi biru yang termasuk di antaranya budidaya ikan, konservasi laut, dan keanekaragaman hayati.

Menlu RI mengatakan bahwa Pejabat Senior atau setingkatnya dari pihak ASEAN dan Selandia Baru dapat menindaklanjuti rencana aksi tersebut.

Indonesia turut menyambut baik pemberlakuan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru yang Ditingkatkan (Upgraded AANZFTA).

Terlebih, perdagangan antara ketiga pihak pada 2023 sudah mencatatkan nilai 16 miliar dolar AS (Rp259,68 triliun).

Pembaruan kesepakatan tersebut, ucap Retno, terbukti berdampak positif terhadap perdagangan antara ketiga pihak dan diharapkan terus membantu menaikkan daya saing dan menopang pembangunan berkelanjutan.

Baca juga: Survei: Warga Selandia Baru ingin hubungan lebih kuat dengan Asia