BNPT: Tiga pilar desa harus peka pada perubahan perilaku masyarakat
26 Juli 2024 11:28 WIB
BNPT RI menyelenggarakan pelatihan bagi tiga pilar pemerintahan desa dan kelurahan di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (25/7/2024). ANTARA/HO-BNPT RI
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI mengatakan tiga pilar pemerintahan desa dan kelurahan (bintara pembina desa/babinsa, bhayangkara pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat/bhabinkamtibmas, serta kepala desa/lurah) harus peka dan tanggap terhadap aktivitas dan perubahan perilaku masyarakatnya.
Pasalnya, kata Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT Brigjen Pol. Wawan Ridwan dalam pelatihan bagi tiga pilar pemerintahan desa/kelurahan di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (25/7), modus penyebaran paham radikal terus berkembang dan menyasar kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, dan remaja.
"Penyebaran paham radikal terorisme saat ini sangat berkembang sehingga mereka harus diberikan pengetahuan agar lebih memiliki kemampuan dalam mencegah dan mendeteksi kemungkinan penyebaran yang terjadi di wilayahnya masing-masing," ujar Wawan seperti dikutip dari keterangan tertulis resmi di Jakarta, Jumat.
Maka dari itu, BNPT RI menyelenggarakan pelatihan bagi tiga pilar pemerintahan desa/kelurahan sebagai upaya memperkuat keamanan nasional serta mencegah radikalisme dan terorisme di Surabaya dan sekitarnya.
Berdasarkan Indeks Risiko Terorisme (IRT) yang cukup tinggi di Jawa Timur, kata Wawan, pelatihan tersebut tidak hanya untuk meningkatkan kapabilitas individu tiga pilar tersebut saja, tetapi juga memperkuat koordinasi dan kolaborasi antara tiga pilar dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Wawan menekankan bahwa tugas penanggulangan terorisme harus secara bersama sehingga pencegahan di tengah masyarakat dapat terlaksana secara optimal.
"Tugas penanggulangan terorisme tidak mungkin bisa oleh satu lembaga saja. Oleh karena itu, harus bersama-sama untuk mencegahnya," tuturnya.
Pelatihan yang berlangsung selama 3 hari tersebut, mulai 23 hingga 25 Juli 2024, mencakup berbagai materi penting, mulai dari pemahaman dasar mengenai radikalisme dan terorisme, teknik-teknik deteksi dini, hingga strategi pencegahan yang efektif.
Peserta juga diajak untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman terkait dengan tantangan yang mereka hadapi di lapangan serta solusi yang dapat diterapkan dalam konteks lokal.
Baca juga: BNPT: Koordinasi "stakeholder" kunci keberhasilan deradikalisasi
Baca juga: BNPT: RAN PE ke-2 fokus ciptakan iklim toleransi di dunia pendidikan
Pasalnya, kata Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT Brigjen Pol. Wawan Ridwan dalam pelatihan bagi tiga pilar pemerintahan desa/kelurahan di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (25/7), modus penyebaran paham radikal terus berkembang dan menyasar kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, dan remaja.
"Penyebaran paham radikal terorisme saat ini sangat berkembang sehingga mereka harus diberikan pengetahuan agar lebih memiliki kemampuan dalam mencegah dan mendeteksi kemungkinan penyebaran yang terjadi di wilayahnya masing-masing," ujar Wawan seperti dikutip dari keterangan tertulis resmi di Jakarta, Jumat.
Maka dari itu, BNPT RI menyelenggarakan pelatihan bagi tiga pilar pemerintahan desa/kelurahan sebagai upaya memperkuat keamanan nasional serta mencegah radikalisme dan terorisme di Surabaya dan sekitarnya.
Berdasarkan Indeks Risiko Terorisme (IRT) yang cukup tinggi di Jawa Timur, kata Wawan, pelatihan tersebut tidak hanya untuk meningkatkan kapabilitas individu tiga pilar tersebut saja, tetapi juga memperkuat koordinasi dan kolaborasi antara tiga pilar dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Wawan menekankan bahwa tugas penanggulangan terorisme harus secara bersama sehingga pencegahan di tengah masyarakat dapat terlaksana secara optimal.
"Tugas penanggulangan terorisme tidak mungkin bisa oleh satu lembaga saja. Oleh karena itu, harus bersama-sama untuk mencegahnya," tuturnya.
Pelatihan yang berlangsung selama 3 hari tersebut, mulai 23 hingga 25 Juli 2024, mencakup berbagai materi penting, mulai dari pemahaman dasar mengenai radikalisme dan terorisme, teknik-teknik deteksi dini, hingga strategi pencegahan yang efektif.
Peserta juga diajak untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman terkait dengan tantangan yang mereka hadapi di lapangan serta solusi yang dapat diterapkan dalam konteks lokal.
Baca juga: BNPT: Koordinasi "stakeholder" kunci keberhasilan deradikalisasi
Baca juga: BNPT: RAN PE ke-2 fokus ciptakan iklim toleransi di dunia pendidikan
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024
Tags: