Makassar (ANTARA News) - Mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla menyatakan saat dirinya memimpin partai berlambang pohon beringin tersebut tidak ada satupun pengurusnya yang ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Waktu saya jadi ketua umum Golkar itu tidak ada pengurusku yang ditangkap, nanti setelah saya dan sebelum saya menjabat ketua umum barulah ada yang ditangkap," jelasnya di hadapan ratusan kader Partai Nasional Demokrat (Nasdem) saat silaturahim di Menara Bosowa Makassar, Minggu.

Ia mengatakan, banyaknya politisi yang ditangkap oleh aparat penegak hukum khususnya KPK itu karena tidak disiplinnya pengurusnya dan tidak adanya ketegasan dari pimpinannya.

Karena menurutnya, orang-orang yang dipimpin itu bisa didisiplinkan tanpa ada riak-riak dari bawah dan semuanya ditentukan oleh seorang pemimpin yang mampu mengatur bawahan.

"Pengurus atau yang dipimpin itu biar bagaimana nakalnya bisa di disiplinkan, asalkan pemimpinnya bisa tegas. Pemimpin tidak harus ditakuti, tetapi disegani," katanya.

Jusuf Kalla yang juga Ketua Palang Merah Indonesia itu mengaku jika metode kepemimpinan yang dijalankannya itu mampu menertibkan pengurusnya karena semua kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam partai itu ditiadakan.

Salah satu kebiasaan yang dihilangkan JK saat menjabat ketua umum partai Golkar itu yakni dengan mengeluarkan aturan untuk tidak memberikan setoran dalam bentuk apapun kepada pimpinan.

Karena dengan adanya kebiasaan menyetor kepada pimpinan, kata JK, semakin mendekatkan pengurus kepada hal-hal yang sifatnya berbau nepotisme.

"Pengurus saya tertib kala saya menjabat karena di waktu itu saya sudah membuat aturan untuk menghilangkan kebiasaan menyetor ke pimpinan dan mengancam akan memecatnya jika ada yang mencoba menggunakan politik uang," tegasnya.