Mafindo beri pembekalan kelompok rentan hoaks jelang Pilkada 2024
25 Juli 2024 21:49 WIB
Suasana Koordinator Wilayah Mafindo Makassar Andi Fauziah Astrid memberikan penghargaan pada peserta dan fasilitator di Makassar, Kamis (25/7/2027). ANTARAHO-Astrid.
Makassar (ANTARA) - Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) Kota Makassar memberi pembekalan kepada kelompok rentan hoaks melalui Akademi Digital Lansia (ADL) di Kantor BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
“Kegiatan ini merupakan bagian dari Tular Nalar 3.0 yang dihadiri 108 peserta lansia dari berbagai komunitas seperti Mappedeceng, Inninnawa, Smart PWRI, Sipakalebbi, Abdie Harapan, Paguyuban Juang Kencana, dan AKU BKKBN Sulsel,” kata Koordinator Wilayah Mafindo Makassar Andi Fauziah Astrid di Makassar, Kamis.
Mafindo menurunkan 10 fasilitator untuk membekali para lansia dengan pemahaman mengenai cara pencegahan penipuan di dunia digital dan pencegahan hoaks menjelang Pilkada 2024.
Astrid mengapresiasi kehadiran para peserta lansia yang sangat antusias mengikuti kegiatan ADL ini, karena itu Mafindo Makassar sangat bangga kepada para peserta yang berupaya keras memahami materi dengan baik.
Astrid menambahkan, kegiatan ADL ini tak hanya berhenti sampai di sini saja, namun akan ada tindak lanjut dari tim Mafindo untuk para peserta.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Ketua Tim Kerja Pengendalian Penduduk BKKBN Sulsel, Yoseph Upa.
Dalam sambutannya Yoseph mengapresiasi kegiatan ADL yang digelar oleh Mafindo. Kegiatan ini dianggap penting untuk mengedukasi lansia penggunaan media sosial secara bijak dan hati-hati.
"Tak bisa dipungkiri dunia yang sekarang tak sama dengan dunia kita yang kemarin. Kita tinggal menyesuaikan dan pemanfaatan media sosial bagaimana itu berguna bagi kita," ujarnya.
Koordinator Fasilitator Fajrin Baids mengimbuhkan, dalam kegiatan ADL ini, ada tiga bugar digital yang difokuskan pada lansia. Pertama, bugar hadapi penipuan. Mereka mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang berbagai modus operandi yang digunakan oleh para penipu digital agar mampu mengenali potensi ancaman penipuan.
Kedua, bugar saat Pemilu. Mereka diberikan informasi yang jelas mengenai syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menggunakan hak pilih mereka.
Ketiga, fokus pengindraan hoaks. Mereka dibekali pemahaman tentang berbagai bentuk pengacauan informasi yang sering terjadi.
"Dengan menguasai ketiga konteks tersebut, para lansia akan menjadi lebih bugar secara digital dalam menghadapi berbagai ancaman dan tantangan dunia digital," ujar Fajrin.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari Tular Nalar 3.0 yang dihadiri 108 peserta lansia dari berbagai komunitas seperti Mappedeceng, Inninnawa, Smart PWRI, Sipakalebbi, Abdie Harapan, Paguyuban Juang Kencana, dan AKU BKKBN Sulsel,” kata Koordinator Wilayah Mafindo Makassar Andi Fauziah Astrid di Makassar, Kamis.
Mafindo menurunkan 10 fasilitator untuk membekali para lansia dengan pemahaman mengenai cara pencegahan penipuan di dunia digital dan pencegahan hoaks menjelang Pilkada 2024.
Astrid mengapresiasi kehadiran para peserta lansia yang sangat antusias mengikuti kegiatan ADL ini, karena itu Mafindo Makassar sangat bangga kepada para peserta yang berupaya keras memahami materi dengan baik.
Astrid menambahkan, kegiatan ADL ini tak hanya berhenti sampai di sini saja, namun akan ada tindak lanjut dari tim Mafindo untuk para peserta.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Ketua Tim Kerja Pengendalian Penduduk BKKBN Sulsel, Yoseph Upa.
Dalam sambutannya Yoseph mengapresiasi kegiatan ADL yang digelar oleh Mafindo. Kegiatan ini dianggap penting untuk mengedukasi lansia penggunaan media sosial secara bijak dan hati-hati.
"Tak bisa dipungkiri dunia yang sekarang tak sama dengan dunia kita yang kemarin. Kita tinggal menyesuaikan dan pemanfaatan media sosial bagaimana itu berguna bagi kita," ujarnya.
Koordinator Fasilitator Fajrin Baids mengimbuhkan, dalam kegiatan ADL ini, ada tiga bugar digital yang difokuskan pada lansia. Pertama, bugar hadapi penipuan. Mereka mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang berbagai modus operandi yang digunakan oleh para penipu digital agar mampu mengenali potensi ancaman penipuan.
Kedua, bugar saat Pemilu. Mereka diberikan informasi yang jelas mengenai syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menggunakan hak pilih mereka.
Ketiga, fokus pengindraan hoaks. Mereka dibekali pemahaman tentang berbagai bentuk pengacauan informasi yang sering terjadi.
"Dengan menguasai ketiga konteks tersebut, para lansia akan menjadi lebih bugar secara digital dalam menghadapi berbagai ancaman dan tantangan dunia digital," ujar Fajrin.
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2024
Tags: