Kiev (ANTARA News) - Utusan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Ukraina membatalkan misinya pada Sabtu, mengatakan bahwa ketegangan membuat mustahil untuk mengunjungi Krimea seperti yang diminta oleh Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon.

Robert Serry membuat pengumuman itu pada saat majelis tinggi parlemen Rusia memperdebatkan permintaan Presiden Vladimir Putin untuk menggunakan intervensi militer di Ukraina.

Setelah pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada Jumat, Ban memerintahkan Serry untuk mengunjungi Krimea dalam upaya untuk meredakan ketegangan-ketegangan di wilayah itu.

"Saya telah berhubungan dengan otoritas republik otonom Krimea dan telah sampai pada kesimpulan bahwa kunjungan ke Krimea saat ini tidak mungkin," kata Serry dalam satu pernyataan dari Kiev.

"Karena itu saya akan melanjutkan ke Jenewa, di mana besok saya akan besok menjelaskan misi Sekjen yang ditugaskan kepada saya dan berkonsultasi dengan dia mengenai langkah selanjutnya," tambahnya.

Menteri Pertahanan Ukraina Igor Tenyukh mengatakan Sabtu bahwa Rusia telah mengirimkan 30 kendaraan lapis baja pengangkut personel dan 6.000 tentara tambahan ke Krimea.

Puluhan orang bersenjata pro-Rusia berada dalam keadaan siap tempur berpatroli di luar ibu kota pemerintah Krimea di Simferopol.

Orang-orang bersenjata yang sama merebut parlemen dan gedung-gedung pemerintah di kota ini pada Kamis dan mengambil alih bandara serta pangkalan militer di dekatnya pada Jumat, demikian AFP.
(H-AK)