Children's Day by Malo diharapkan jadi wadah pemberdayaan perempuan
25 Juli 2024 21:06 WIB
Dari kiri ke kanan: Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak KemenPPPA Pribudiarta Nur Sitepu, CEO dan Co-Founder Malo Enterprise Felicia Debora, Mimi Morysa selaku Pemilik Hungry Alana, dan Deputy Chief Marketing Plaza Indonesia Zamri Mamat saat meresmikan acara Children’s Day by Malo (CHD) bertema "Let’s Grow Together", di Jakarta, Kamis (25/7/2024). ANTARA/HO-Malo Enterprise
Jakarta (ANTARA) - CEO dan Co-Founder Malo Enterprise Felicia Debora berharap digelarnya kegiatan Children's Day by Malo (CHD) dapat menjadi wadah bagi pemberdayaan perempuan dan pemenuhan hak anak.
"Kami berharap ini bisa menjadi ekosistem, bisa menjadi wadah, bisa jadi tempat yang nyaman bagi para ibu untuk bertumbuh bersama dalam hal apapun," kata Felicia Debora dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, menjadi istri dan ibu adalah tantangan yang berat bagi perempuan.
"Menjadi perempuan itu tantangannya sulit. Menjadi istri tambah lagi tantangannya. Menjadi ibu lebih luar biasa lagi. Single mom is another thing. Semua harapan yang diberikan kepada kita kadang membuat kita delusional, kadang membuat kita kehilangan diri kita, yang membuat kita selalu membandingkan diri kita dengan perempuan lain, dengan ibu-ibu lain, itu yang membuat kita selalu bersaing, alih-alih mendukung satu sama lain," katanya.
Dikatakannya, pada tahun ini CHD mengusung tema "Let’s Grow Together" untuk menyoroti pentingnya pertumbuhan industri lokal ibu dan anak sebagai faktor utama dalam mendukung kualitas tumbuh kembang anak di Indonesia.
Pihaknya menghadirkan produk dan jasa berkarakter melalui curated tenants dan pop-up classes yang diprakarsai atau dimiliki oleh para ibu.
CHD juga menyediakan merek lokal yang sudah dikurasi serta studio kelas pilihan untuk mengasah keterampilan anak-anak di bidang seni, kerajinan kayu, dan musik.
Acara ini pun mendapat dukungan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. "Kewirausahaan perempuan itu penting sekali terutamanya untuk memastikan bagaimana keluarga menjadi kuat," kata Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak KemenPPPA Pribudiarta Nur Sitepu.
Menurut dia, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di Indonesia dalam 20 tahun terakhir menunjukkan TPAK perempuan jauh tertinggal dibandingkan laki-laki, sehingga perempuan harus didorong agar mampu berwirausaha.
Baca juga: KemenPPPA: Rendahnya TPAK perempuan berkaitan dengan pengasuhan anak
Baca juga: KemenPPPA: Desa ramah perempuan dapat optimalkan penurunan stunting
"Kami berharap ini bisa menjadi ekosistem, bisa menjadi wadah, bisa jadi tempat yang nyaman bagi para ibu untuk bertumbuh bersama dalam hal apapun," kata Felicia Debora dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, menjadi istri dan ibu adalah tantangan yang berat bagi perempuan.
"Menjadi perempuan itu tantangannya sulit. Menjadi istri tambah lagi tantangannya. Menjadi ibu lebih luar biasa lagi. Single mom is another thing. Semua harapan yang diberikan kepada kita kadang membuat kita delusional, kadang membuat kita kehilangan diri kita, yang membuat kita selalu membandingkan diri kita dengan perempuan lain, dengan ibu-ibu lain, itu yang membuat kita selalu bersaing, alih-alih mendukung satu sama lain," katanya.
Dikatakannya, pada tahun ini CHD mengusung tema "Let’s Grow Together" untuk menyoroti pentingnya pertumbuhan industri lokal ibu dan anak sebagai faktor utama dalam mendukung kualitas tumbuh kembang anak di Indonesia.
Pihaknya menghadirkan produk dan jasa berkarakter melalui curated tenants dan pop-up classes yang diprakarsai atau dimiliki oleh para ibu.
CHD juga menyediakan merek lokal yang sudah dikurasi serta studio kelas pilihan untuk mengasah keterampilan anak-anak di bidang seni, kerajinan kayu, dan musik.
Acara ini pun mendapat dukungan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. "Kewirausahaan perempuan itu penting sekali terutamanya untuk memastikan bagaimana keluarga menjadi kuat," kata Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak KemenPPPA Pribudiarta Nur Sitepu.
Menurut dia, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di Indonesia dalam 20 tahun terakhir menunjukkan TPAK perempuan jauh tertinggal dibandingkan laki-laki, sehingga perempuan harus didorong agar mampu berwirausaha.
Baca juga: KemenPPPA: Rendahnya TPAK perempuan berkaitan dengan pengasuhan anak
Baca juga: KemenPPPA: Desa ramah perempuan dapat optimalkan penurunan stunting
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: