Bahlil yang juga Ketua Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol menjelaskan, proyek swasembada gula ini merupakan salah satu inisiatif strategis pemerintah untuk mendukung ketahanan pangan nasional, serta meningkatkan produksi energi terbarukan.
Baca juga: Presiden tanam tebu perdana di Merauke untuk ketahanan pangan
Menurut dia, di lahan seluas 633.763 hektare, pengembangan klaster tiga untuk lahan perkebunan tebu terintegrasi proyek strategis nasional (PSN) itu dilakukan oleh sembilan badan usaha, dengan harapan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat karena melibatkan pengusaha lokal.
Ia mengatakan melalui proyek ini juga, visi pemerintah untuk mewujudkan kapasitas produksi 3 juta ton gula per tahun pada 2027 bisa terwujud.
"Target pemerintah di tahun 2027 agar produksi gula bisa mencapai 3 juta ton per tahun. Artinya apa? Indonesia bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Kita melakukan swasembada gula. Tidak lagi bergantung pada negara lain," katanya.
Baca juga: Menteri Bahlil sebut hilirisasi jalan menuju Indonesia Emas 2045
Progres penyiapan perkebunan tebu terintegrasi PSN pada klaster tiga mencakup 600 hektare lahan siap tanam, serta 1.500 hektare dalam proses pembersihan lahan (land clearing).Baca juga: Menteri Bahlil sebut hilirisasi jalan menuju Indonesia Emas 2045
PT Global Papua Abadi, salah satu badan usaha di kawasan tersebut telah melakukan kerja sama dengan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), serta Sugar Research Australia (SRA) dalam penyediaan bibit unggul dari dalam negeri.
Total rencana investasi perkebunan tebu terintegrasi PSN pada klaster tiga di Merauke, Papua Selatan, sebesar 5,62 miliar dolar AS atau sebesar Rp83,27 triliun.