Labuan Bajo (ANTARA) - Kepala Balai Taman Nasional Komodo (TNK) Hendrikus Rani Siga mengatakan, wacana sistem buka tutup kawasan taman nasional untuk pemulihan (recovery) ekosistem kawasan akibat aktivitas wisata.
"Secara prinsip kawasan taman nasional butuh istirahat, butuh recovery, demikian juga sarana prasarana butuh jeda untuk dibersihkan, dirawat, dipelihara dan untuk daratan paling tidak mengurangi potensi kerusakan," kata Hendrikus di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis.
Ia juga menjelaskan kawasan perairan TNK cukup mengalami tekanan akibat aktivitas wisata, di mana terdapat kerusakan akibat kegiatan wisata seperti kepal wisata yang membuang jangkar tidak pada tempatnya, aktivitas diving, sampah hingga limbah kapal wisata.
"Bisa 100-200 kapal dalam sehari masuk kawasan, dengan buka tutup kawasan ini bisa mengurangi dampak aktivitas wisata," ujarnya.
Ia menambahkan wacana sistem buka tutup kawasan TNK merupakan pengaturan jadwal kunjungan wisatawan, dan penutupan secara berkala melalui kajian ilmiah yang komprehensif oleh Balai TNK yang melibatkan sejumlah pakar seperti pakar lingkungan, pariwisata, ekonomi, sosial dan budaya.
"Jadi ada beberapa tahapan yakni kajian awal kemudian akan adakan konsultasi publik, lalu kalau butuhkan kajian lanjutan berdasarkan konsultasi publik akan dilaksanakan lagi (kajian), lalu laporan akhir, setelah itu sosialisasikan dan kalau masih dinamika, kami lihat dinamika seperti apa, lalu penerapan, masih panjang," katanya.
Balai TNK, lanjut dia, menargetkan sistem buka tutup kawasan TNK diberlakukan pada pertengahan 2025.
Tidak mendahului kajian ilmiah, Hendrikus menilai penutupan sementara kawasan TNK akan dilaksanakan sehari dalam seminggu sehingga tidak berdampak kepada aktivitas pariwisata.
"Kalau sehari dalam seminggu cukup untuk mengakomodir kepentingan kawasan konservasi taman nasional, lalu bisa menghidupkan spot-spot wisata di sekitar kawasan TNK, sehingga mereka yang desain paket wisata tidak terganggu," katanya.
Ia juga menjelaskan saat sistem buka tutup kawasan sehari dalam seminggu diberlakukan para pelaku pariwisata dapat menjual paket wisata ke destinasi lain di Labuan Bajo.
"Jadi minimal meminimalisir kerusakan pada hari kita tutup tetapi tidak menutup teman-teman menjual paket wisata, kalau sehari seminggu tidak jadi soal karena bisa pakai hari penutupan ke spot wisata lain di Labuan Bajo atau bisa pakai juga untuk hari perjalanan pulang atau hari perjalanan datang wisatawan," katanya.