Moskow (ANTARA) - Sebuah aksi protes terkait iklim menyebabkan semua penerbangan di bandara internasional di kota Frankfurt, Jerman, terhenti pada Kamis pagi, kata otoritas bandara.

"Karena demonstrasi yang sedang berlangsung di bandara, penerbangan saat ini ditangguhkan. Penumpang diminta untuk tidak pergi ke bandara untuk sementara waktu," kata operator bandara dalam pernyataan.

Para pengguna transportasi udara diminta memeriksa status penerbangan sebelum datang ke bandara serta mengalokasikan lebih banyak waktu untuk perjalanan mereka.

Seorang juru bicara kepolisian federal mengatakan kepada surat kabar harian Frankfurter Allgemeine bahwa enam aktivis dari gerakan Last Generation memotong pagar luar untuk masuk ke lapangan terbang dan bertengger di aspal.

Kelompok tersebut mengunggah foto seorang pengunjuk rasa yang bertengger di aspal dan memegang poster bertuliskan "minyak membunuh."

Aksi mereka itu melumpuhkan semua empat landasan pacu di bandara tersebut.

Lalu lintas udara dilanjutkan kemudian pada pagi hari, meskipun bandara tidak menutup kemungkinan terjadi keterlambatan dan pembatalan penerbangan lebih lanjut.

"Pembaruan: landasan pacu @FRA kembali beroperasi sejak pukul 07:50 (04:50 GMT) setelah ditutup karena aksi protes iklim," kata otoritas bandara.

Polisi Jerman meningkatkan keamanan di bandara sebagai tanggapan terhadap protes itu.

Mereka memperkuat langkah-langkah keamanan di semua bandara besar dan mengantisipasi gangguan lebih lanjut oleh pengunjuk rasa, lapor surat kabar Bild.

Demonstrasi tersebut menyebabkan sedikitnya 140 penerbangan dibatalkan dan sekitar 50 lainnya dialihkan.

Protes iklim lainnya juga mengganggu operasional penerbangan di bandara Cologne-Bonn di Jerman barat pada Rabu (24/7).

Kelompok pengunjuk rasa itu juga bertengger di aspal di bandara internasional Cologne-Bonn.


Sumber: Sputnik-OANA


Baca juga: Mogok kerja seharian paksa Jerman batalkan ratusan penerbangan
​​​​​​​
Baca juga: Badai salju batalkan ratusan penerbangan di bandara terbesar Jerman

Eropa perlu lebih banyak kolaborasi pengembangan energi terbarukan