Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Pusat (Jakpus) terus menggencarkan edukasi ke masyarakat pentingnya menciptakan lingkungan yang tanggung terhadap perubahan iklim melalui kesiapan program kampung iklim (Proklim). Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asekbang) Sekretaris Kota Jakarta Pusat Bakwan Ferizan Ginting bersama dengan tim melakukan pemeriksaan kesiapan Proklim di Gedung Interaksi Masyarakat, RW 08, Tanah Tinggi, Johar Baru.

"Saya mengapresiasi atas segala usaha dalam mengajak warganya untuk bersama menciptakan lingkungan yang tangguh terhadap perubahan iklim," kata Ginting di Jakarta, Kamis.

Pengecekan kesiapan dilakukan dengan meninjau lokasi Proklim di wilayah RW 08 seperti melihat kolam ikan dan kebun hidroponik.

Menurut Ginting, RW 08 merupakan salah satu RW yang terpilih mewakili Pemerintah Kota Jakarta Pusat untuk lomba Proklim Madya Tingkat Provinsi DKI Jakarta.

Lingkungan RW 08 juga diharapkan dapat terbentuk sebagaimana kriteria yang sudah ditentukan dari Kementerian Lingkungan Hidup untuk masuk dalam kategori Proklim Tingkat Madya.

"Pada tahun ini ada lima RW yang akan dinilai dan salah satunya RW 08 Kelurahan Tanah Tinggi yang masuk mewakili Jakarta Pusat dalam lomba Proklim Madya Tingkat Provinsi," ujar Ginting.

Ginting berharap semua warga dapat terus berpartisipasi dalam mengembangkan lingkungan yang tangguh terhadap iklim. Apalagi, peningkatan proklim di lingkungan dapat dirasakan manfaatnya oleh semua warga.

"Memang persoalannya di wilayah Tanah Tinggi lahan kosong sudah tidak ada. Tapi, warga bisa memanfaatkan lahan yang terbatas untuk ditanami tanaman, contohnya dengan pemanfaatan pot gantung," ucap Ginting.

Adapun kesiapan monitoring mencakup berbagai aspek penilaian, di antaranya aspek adaptasi, mitigasi dan kelembagaan. Dalam aspek adaptasi terdapat tiga komponen yaitu pengendalian kekeringan, banjir, dan longsor.

Lalu aspek mitigasi terdapat empat komponen yakni pengelola sampah, limbah padat dan cair, menggunakan energi baru terbarukan, konservasi, dan penghematan energi, budidaya pertanian rendah emisi gas rumah kaca (GRK), serta meningkatkan atau mempertahankan tutupan vegetasi.

Sedangkan aspek kelembagaan terdapat tujuh komponen di antaranya bank sampah, juru pemantau jentik (jumantik), posyandu, kelompok pertanian atau wanita tani, dasawisma, karang taruna, dan kelompok kerja (Pokja) Proklim.

Baca juga: Tim Proklim Kementerian LHK verifikasi dua kelurahan di Jakut
Baca juga: Jaksel ajukan bank sampah Kebagusan dalam program Kampung Iklim
Baca juga: Tim Proklim lakukan penilaian di Jakarta Pusat