Jambi (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Provinsi Jambi mengembangkan inovasi penanaman cabai melalui program Integrated Farming with Technology Information (Infratani) yang melibatkan pondok pesantren untuk meningkatkan produksi pertanian.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Warsono di Jambi, Kamis, mengatakan Bank Indonesia bersama dengan TPID terus berkomitmen untuk menjaga inflasi, yang diwujudkan antara lain melalui gelaran sinergi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
"Salah satu upaya Bank Indonesia dalam GNPIP tersebut adalah dengan mengembangkan ekosistem pangan yang tidak hanya berdampak pada pengendalian inflasi namun juga halal melalui program Infratani," katanya.
Baca juga: Kementan gandeng petani gelar aksi "Cabai Murah" hingga 16 Agustus
Gerakan tersebut merupakan komitmen bersama untuk mengoptimalkan langkah-langkah pengendalian inflasi dari sisi ketersediaan pasokan dengan mendorong produksi guna mendukung ketahanan pangan secara integratif, masif, dan berdampak nasional.
Program Infratani bertujuan meningkatkan ketersediaan pangan sepanjang tahun melalui screen house yang dilengkapi dengan pemanfaatan teknologi untuk otomasi sistem irigasi dan pengendali suhu yang terintegrasi dengan Internet of Things (IOT).
BI Jambi melaksanakan program Infratani bekerja sama dengan tiga pondok pesantren di Provinsi Jambi, yaitu Ponpes Al Muttaqin di Muaro Jambi, Ponpes Al Hidayah di Kota Jambi, dan Ponpes Jarinabi di Tanjung Jabung Timur.
Di Pondok Pesantren Al Muttaqin Muaro Jambi tanaman cabai Infratani sudah terlihat hasilnya saat dilakukan panen perdana cabai merah di ponpes tersebut.
Baca juga: Poktan di Jakbar kembali sukses panen jagung dan cabai
Dalam program Infratani peningkatan produksi cabai diperkuat dengan hadirnya ekosistem rantai nilai halal di sektor pertanian berbasis komunitas dalam hal ini khususnya Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren).
Hebitren Jambi menjadi wadah penguatan kemandirian pesantren melalui akselerasi penguatan ekonomi dari unit usaha yang ada di pondok pesantren, serta sebagai agregator yang akan membangun rantai nilai halal dan menghubungkan produk Infratani ke pasar yang menjadi lokasi perhitungan inflasi.
Penjabat Bupati Muaro Jambi Raden Najmi menyebutkan program ini sesuai dengan arahan Gubernur Jambi, bahwa targetnya di Provinsi Jambi memiliki lahan pertanian berkelanjutan di setiap kabupaten, termasuk Muaro Jambi.
Dengan skema membangun pertanian modern yang efisien dan efektif ini diyakini mampu untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian dari jumlah lahan yang relatif terbatas.
"Program yang baik ini diharapkan jangan hanya sebatas panen kali ini saja, tapi dapat terus berkelanjutan," kata dia.
Baca juga: Pangdam Udayana dan Bupati Buleleng panen cabai di Singaraja
Staf Ahli Gubernur Jambi Muktamar Hamdi menerangkan TPID Provinsi Jambi rutin melakukan koordinasi pengendalian inflasi. Kegiatan seperti ini merupakan bentuk aksi nyata TPID untuk menekan laju inflasi, apalagi Provinsi Jambi memiliki banyak lahan potensial yang bisa dipakai untuk ditanam cabai.
Penanaman cabai di Pondok Pesantren seperti ini bisa menjadi pilot project untuk dicontoh oleh petani lainnya.
"Pondok Pesantren diharapkan juga dapat bersama-sama mengendalikan inflasi melalui program yang difasilitasi oleh BI. Program seperti ini harus kita dukung bersama, karena cabai ini selalu menjadi primadona penyumbang inflasi terbesar di Provinsi Jambi," katanya.
Pemprov Jambi mengapresiasi BI atas berbagai upaya pengendalian inflasi yang dilakukan di Provinsi Jambi.
BI Jambi kembangkan penanaman cabai teknologi infratani di pesantren
25 Juli 2024 15:54 WIB
Panen cabI merah hasil teknologi Infrantani di Pesantren Al Muttaqin Muaro Jambi, Rabu (24/7/2024). (ANTARA/HO-BI Jambi)
Pewarta: Tuyani
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024
Tags: