Pamekasan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Jawa Timur membangun sanitasi rumah tangga di sejumlah desa rawan kekeringan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga di desa itu.

"Selain untuk membantu memenuhi kebutuhan air bersih pembangunan sanitasi rumah tangga ini juga untuk membantu warga yang belum memiliki tempat mandi, cuci dan kakus," kata Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Pemkab Pamekasan Muharram di Pamekasan, Jawa Timur, Kamis.

Ia menjelaskan, jumlah sanitasi rumah tangga yang dibangun Pemkab Pamekasan tahun ini di 16 lokasi dengan nilai total anggaran sebesar Rp6,5 miliar lebih.

"Saat ini tahap pembangunan sanitasi tersebut telah dimulai," ujar Muharram.

Ia lebih lanjut menjelaskan, program pembangunan sanitasi rumah tangga di 16 lokasi itu, merupakan program bantuan pemerintah pusat dan bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) 2024.

Masing-masing di Desa Bandaran, Gugul, dan Desa Terak, Kecamatan Tlanakan, lalu Desa Bulai, Kecamatan Galis dan Desa Panaguan, Kecamatan Larangan.

Baca juga: BKKBN: Harganas harus bisa bawa efek pengganda bagi ekonomi lokal

Berikutnya Kelurahan Patemon, dan Kelurahan Gladak Anyar, Kecamatan Pamekasan, serta Desa Gro'om dan Desa Srambah, Kecamatan Proppo.

Selanjutnya Desa Rek-kerak, Kecamatan Palengaan, Desa Plakpak dan Desa Pasanggar, Kecamatan Pegantenan, Desa Pamoroh, Kecamatan Kadur, dan Desa Tlonto Raja, Kecamatan Pasean.

"Masing-masing titik di 16 desa ini dianggarkan antara Rp407 hingga 414 juta," kata Kepala DPRKP Pemkab Pamekasan Muharram, menjelaskan.

Sesuai ketentuan, ukuran bangunan untuk pembangunan sanitasi rumah tangga itu rata-rata berkisar 1,5 meter x 1,5 meter dan desa sasaran merupakan lokus stunting.

"Jadi, selain desa sasaran merupakan desa rawan kekeringan dan kekurangan air bersih, juga merupakan lokus kasus stunting," katanya.

Baca juga: Kepala BKKBN minta kepala desa perhatikan sanitasi yang tidak layak