BRI: Porsi kredit UMKM capai 81,96 persen hingga triwulan II 2024
25 Juli 2024 11:06 WIB
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Sunarso saat konferensi pers Paparan Kinerja Keuangan Triwulan II 2024 di Jakarta, Kamis (25/7/2024). ANTARA/Rizka Khaerunnisa
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mencatat porsi penyaluran kredit kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hingga triwulan II 2024 mencapai 81,96 persen dari total kredit yang disalurkan.
Porsi kredit tersebut berarti setara dengan Rp1.095,64 triliun yang disalurkan BRI kepada segmen UMKM. Secara keseluruhan, BRI menyalurkan kredit sebesar Rp1.336,78 triliun hingga akhir triwulan II 2024 atau tumbuh 11,2 persen secara tahunan (year on year/YoY).
“Salah satu bentuk komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yaitu dengan tetap mendorong penciptaan lapangan pekerjaan, khususnya pada segmen UMKM melalui penyaluran kredit yang berkualitas,” kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam konferensi pers Paparan Kinerja Keuangan Triwulan II 2024 di Jakarta, Kamis.
Jika dirinci, kredit yang disalurkan BRI untuk segmen mikro hingga Juni 2024 tercatat sebesar Rp623,01 triliun. Sedangkan segmen kecil dan menengah sebesar Rp273,81 triliun serta segmen konsumer sebesar Rp198,82 triliun. Adapun kredit korporasi BRI tercatat Rp241,15 triliun.
Sunarso mengatakan, pertumbuhan kredit BRI diikuti dengan penyaluran kredit yang selektif dan prudent sehingga mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkan.
Hal itu terlihat dari rasio loan at risk (LAR) BRI yang tercatat membaik atau turun dari semula 14,94 persen pada akhir triwulan II 2023 menjadi 12,00 persen pada akhir triwulan II 2024.
Sementara rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) BRI terjaga di kisaran 3,05 persen, dengan rasio NPL coverage berada pada level yang memadai sebesar 211,60 persen.
Sebagai bank yang memiliki portofolio terbesar di segmen UMKM, Sunarso mengatakan bahwa NPL di kisaran 3 persen ini menunjukkan bahwa BRI mampu menjaga kualitas kreditnya dengan baik melalui penerapan prinsip-prinsip manajemen risiko (risk management) yang baik.
“Karena main di UMKM dalam situasi seperti saat ini adalah tidak mudah. Saya katakan tidak mudah dan penuh tantangan,” ujar dia.
Maka, imbuh Sunarso, apabila bank mampu menjaga NPL-nya di kisaran 3 persen hal tersebut merupakan bukti bahwa pengelolaan kredit kepada UMKM yang sedang menghadapi banyak tantangan ini dapat dikelola dengan baik risikonya.
Menurut Sunarso, kehadiran AgenBRILink terbukti mampu menjawab karakteristik nasabah mikro dan saat ini memiliki peranan yang penting dalam roda perekonomian serta kehidupan masyarakat.
Hadirnya AgenBRILink, catat perseroan, memudahkan aktivitas kehidupan masyarakat Indonesia melalui fitur-fitur dan layanan yang disediakan, seperti untuk pembayaran tagihan listrik, air, pembelian pulsa, pembayaran cicilan, top-up BRIZZI, setoran pinjaman, memberikan layanan referral pembukaan rekening tabungan BSA dan pinjaman, serta transaksi lainnya.
Hingga akhir Juni 2024, BRI telah memiliki 993 ribu AgenBRILink yang tersebar di lebih dari 61 ribu desa. Jumlah tersebut telah meng-cover lebih dari 80 persen dari total desa di Indonesia. Adapun volume transaksi AgenBRILink selama Januari-Juni 2024 telah mencapai sebesar Rp767 triliun atau tumbuh 13,6 persen YoY.
Sebagai informasi tambahan, hingga akhir Triwulan II 2024, BRI dan entitas perusahaan anak atau BRI Group mencetak laba Rp29,90 triliun. Kinerja positif ini didukung penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh double digit.
BRI meraih fee based income (FBI) sebesar Rp11,26 triliun hingga akhir Juni 2024 atau tumbuh 10,15 persen YoY dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar Rp10,22 triliun.
Perseroan pun memastikan kondisi likuiditas dan permodalan memadai, dengan loan to deposit ratio (LDR) bank tercatat sebesar 86,59 persen serta capital adequacy ratio (CAR) berada di level 25,13 persen.
Baca juga: Bank Mandiri: Realisasi penyaluran KUR capai Rp19,33 triliun per Juni
Baca juga: BI: Kredit bank tumbuh 12,36 persen pada triwulan II
Porsi kredit tersebut berarti setara dengan Rp1.095,64 triliun yang disalurkan BRI kepada segmen UMKM. Secara keseluruhan, BRI menyalurkan kredit sebesar Rp1.336,78 triliun hingga akhir triwulan II 2024 atau tumbuh 11,2 persen secara tahunan (year on year/YoY).
“Salah satu bentuk komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yaitu dengan tetap mendorong penciptaan lapangan pekerjaan, khususnya pada segmen UMKM melalui penyaluran kredit yang berkualitas,” kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam konferensi pers Paparan Kinerja Keuangan Triwulan II 2024 di Jakarta, Kamis.
Jika dirinci, kredit yang disalurkan BRI untuk segmen mikro hingga Juni 2024 tercatat sebesar Rp623,01 triliun. Sedangkan segmen kecil dan menengah sebesar Rp273,81 triliun serta segmen konsumer sebesar Rp198,82 triliun. Adapun kredit korporasi BRI tercatat Rp241,15 triliun.
Sunarso mengatakan, pertumbuhan kredit BRI diikuti dengan penyaluran kredit yang selektif dan prudent sehingga mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkan.
Hal itu terlihat dari rasio loan at risk (LAR) BRI yang tercatat membaik atau turun dari semula 14,94 persen pada akhir triwulan II 2023 menjadi 12,00 persen pada akhir triwulan II 2024.
Sementara rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) BRI terjaga di kisaran 3,05 persen, dengan rasio NPL coverage berada pada level yang memadai sebesar 211,60 persen.
Sebagai bank yang memiliki portofolio terbesar di segmen UMKM, Sunarso mengatakan bahwa NPL di kisaran 3 persen ini menunjukkan bahwa BRI mampu menjaga kualitas kreditnya dengan baik melalui penerapan prinsip-prinsip manajemen risiko (risk management) yang baik.
“Karena main di UMKM dalam situasi seperti saat ini adalah tidak mudah. Saya katakan tidak mudah dan penuh tantangan,” ujar dia.
Maka, imbuh Sunarso, apabila bank mampu menjaga NPL-nya di kisaran 3 persen hal tersebut merupakan bukti bahwa pengelolaan kredit kepada UMKM yang sedang menghadapi banyak tantangan ini dapat dikelola dengan baik risikonya.
Menurut Sunarso, kehadiran AgenBRILink terbukti mampu menjawab karakteristik nasabah mikro dan saat ini memiliki peranan yang penting dalam roda perekonomian serta kehidupan masyarakat.
Hadirnya AgenBRILink, catat perseroan, memudahkan aktivitas kehidupan masyarakat Indonesia melalui fitur-fitur dan layanan yang disediakan, seperti untuk pembayaran tagihan listrik, air, pembelian pulsa, pembayaran cicilan, top-up BRIZZI, setoran pinjaman, memberikan layanan referral pembukaan rekening tabungan BSA dan pinjaman, serta transaksi lainnya.
Hingga akhir Juni 2024, BRI telah memiliki 993 ribu AgenBRILink yang tersebar di lebih dari 61 ribu desa. Jumlah tersebut telah meng-cover lebih dari 80 persen dari total desa di Indonesia. Adapun volume transaksi AgenBRILink selama Januari-Juni 2024 telah mencapai sebesar Rp767 triliun atau tumbuh 13,6 persen YoY.
Sebagai informasi tambahan, hingga akhir Triwulan II 2024, BRI dan entitas perusahaan anak atau BRI Group mencetak laba Rp29,90 triliun. Kinerja positif ini didukung penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh double digit.
BRI meraih fee based income (FBI) sebesar Rp11,26 triliun hingga akhir Juni 2024 atau tumbuh 10,15 persen YoY dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar Rp10,22 triliun.
Perseroan pun memastikan kondisi likuiditas dan permodalan memadai, dengan loan to deposit ratio (LDR) bank tercatat sebesar 86,59 persen serta capital adequacy ratio (CAR) berada di level 25,13 persen.
Baca juga: Bank Mandiri: Realisasi penyaluran KUR capai Rp19,33 triliun per Juni
Baca juga: BI: Kredit bank tumbuh 12,36 persen pada triwulan II
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: