Mineral yang kaya molekul air ditemukan dalam sampel Bulan Chang'e-5
25 Juli 2024 06:29 WIB
Seorang pengunjung melihat sampel Bulan yang dibawa kembali oleh wahana antariksa Chang'e-5 China di Museum Nasional China di Beijing, ibu kota China, pada 18 April 2021. ANTARA/Xinhua/Yin Dongxun/aa.
Beijing (ANTARA) - Tim ilmuwan China berhasil mengidentifikasi sejenis mineral yang kaya air dalam struktur molekulnya pada sampel Bulan yang dibawa pulang oleh Chang'e-5.
Bukti-bukti yang jumlahnya terus bertambah menunjukkan keberadaan air atau air beku di permukaan Bulan, tetapi kemungkinan besar dalam bentuk gugus hidroksil (hydroxyl groups).
Saat ini, tim yang dipimpin oleh para ilmuwan dari Institut Fisika di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS) telah menemukan mineral terhidrasi yang mengandung hingga enam molekul air kristal.
Menurut studi yang belum lama ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Astronomy, molekul air memiliki bobot sekitar 41 persen dari total massa.
Para peneliti mengatakan bahwa penemuan ini menandakan pendeteksian langsung pertama molekul air di dalam regolit Bulan, yang menjelaskan bentuk sebenarnya dari molekul air dan amonium di permukaan Bulan.
Struktur dan komposisi mineral tersebut sangat mirip dengan mineral yang ditemukan di dekat gunung berapi di Bumi. Pada saat yang sama, kontaminasi terestrial atau semburan dari nozel roket tidak lagi dipertimbangkan sebagai sumber dari hidrat ini, menurut penelitian tersebut.
Temuan ini mengungkap potensi bentuk dari molekul-molekul air yang mungkin ada di permukaan Bulan, yakni garam terhidrasi. Berbeda dengan air beku yang tidak stabil, hidrat ini sangat stabil di daerah lintang tinggi Bulan, bahkan di daerah-daerah yang terkena sinar matahari.
Para peneliti mengatakan bahwa penemuan ini membuka banyak kemungkinan baru untuk pengembangan dan pemanfaatan sumber daya air Bulan di masa mendatang.
Memanfaatkan sumber daya in-situ di Bulan akan menjadi fondasi untuk membangun sebuah stasiun Bulan jangka panjang. Selain itu, China menargetkan untuk membangun model dasar stasiun penelitian Bulan internasional per 2035.
Bukti-bukti yang jumlahnya terus bertambah menunjukkan keberadaan air atau air beku di permukaan Bulan, tetapi kemungkinan besar dalam bentuk gugus hidroksil (hydroxyl groups).
Saat ini, tim yang dipimpin oleh para ilmuwan dari Institut Fisika di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS) telah menemukan mineral terhidrasi yang mengandung hingga enam molekul air kristal.
Menurut studi yang belum lama ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Astronomy, molekul air memiliki bobot sekitar 41 persen dari total massa.
Para peneliti mengatakan bahwa penemuan ini menandakan pendeteksian langsung pertama molekul air di dalam regolit Bulan, yang menjelaskan bentuk sebenarnya dari molekul air dan amonium di permukaan Bulan.
Struktur dan komposisi mineral tersebut sangat mirip dengan mineral yang ditemukan di dekat gunung berapi di Bumi. Pada saat yang sama, kontaminasi terestrial atau semburan dari nozel roket tidak lagi dipertimbangkan sebagai sumber dari hidrat ini, menurut penelitian tersebut.
Temuan ini mengungkap potensi bentuk dari molekul-molekul air yang mungkin ada di permukaan Bulan, yakni garam terhidrasi. Berbeda dengan air beku yang tidak stabil, hidrat ini sangat stabil di daerah lintang tinggi Bulan, bahkan di daerah-daerah yang terkena sinar matahari.
Para peneliti mengatakan bahwa penemuan ini membuka banyak kemungkinan baru untuk pengembangan dan pemanfaatan sumber daya air Bulan di masa mendatang.
Memanfaatkan sumber daya in-situ di Bulan akan menjadi fondasi untuk membangun sebuah stasiun Bulan jangka panjang. Selain itu, China menargetkan untuk membangun model dasar stasiun penelitian Bulan internasional per 2035.
Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024
Tags: