AVI komit beri informasi akurat tembakau alternatif hanya untuk dewasa
24 Juli 2024 23:24 WIB
Ilustrasi - Ketua Aliansi Vaper Indonesia (AVI) Johan Sumantri saat acara Asia Pacific Harm Reduction Forum (APHRF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (3/7/2024). ANTARA/HO- APHRF
Jakarta (ANTARA) - Aliansi Vaper Indonesia (AVI) berkomitmen untuk memberikan informasi holistik dan akurat kepada publik bahwa produk tembakau alternatif secara khusus diperuntukkan bagi perokok dewasa berusia 18 tahun ke atas yang ingin berdalih dari kebiasaan merokok.
Ketua AVI Johan Sumantri dalam keterangannya di Jakarta, Rabu menjelaskan permasalahan kesehatan yang diakibatkan konsumsi merokok merupakan tantangan yang dapat diselesaikan melalui kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan terkait.
"Dengan adanya kolaborasi lintas sektoral tersebut, diharapkan dapat mendukung penerapan pengurangan risiko di masyarakat dengan memaksimalkan produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan," ujar Johan.
Sebagai informasi, pada Rabu (3/7), juga telah digelar Asia Pacific Harm Reduction Forum (APHRF) 2024 di Jakarta, forum yang membahas isu mengenai pengurangan bahaya dari penggunaan tembakau di Asia Pasifik.
Forum itu diharapkan dapat membangun dukungan dari seluruh pemangku kepentingan terkait untuk mendorong implementasi pengurangan bahaya tembakau bagi perokok dewasa yang ingin beralih dengan pemanfaatan produk rendah risiko.
Lebih lanjut, Johan menuturkan forum itu merupakan wujud nyata dari kepedulian bersama untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai konsep dan implementasi pengurangan bahaya, terutama untuk meminimalisasi dampak dari kebiasaan merokok.
Baca juga: APVI pastikan produk tembakau alternatif hanya dijual untuk dewasa
Baca juga: Ahli: Tak ada bukti produk tembakau alternatif jadi penyebab kanker
"Upaya ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, praktisi kesehatan, konsumen dan masyarakat umum baik dari dalam maupun luar negeri," kata dia.
AVI menyatakan bahwa sampai saat ini masih terdapat penyalahgunaan di mana anak-anak di bawah usia 18 tahun mengakses dan menggunakan produk tembakau alternatif. Alhasil, banyak pihak yang beranggapan bahwa produk tersebut menyasar para generasi muda dan lebih berbahaya dari rokok.
Melalui forum itu, ia juga mengharapkan kerja sama dan sinergi antarnegara di Asia Pasifik dapat diperkuat serta membangun komitmen bersama untuk mendorong kebijakan yang berbasis pada profil risiko produk dan ilmu pengetahuan.
"Dengan demikian permasalahan akibat merokok dapat diminimalisasi melalui dukungan penuh terhadap penggunaan produk tembakau alternatif oleh perokok dewasa," ucap Johan.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, jumlah perokok aktif telah mencapai 70 juta orang. Menurut Kementerian Kesehatan, 70 juta perokok dewasa tersebut berpotensi terkena penyakit tidak menular (PTM). Sebab, konsumsi rokok menjadi salah satu faktor risiko yang bisa menyebabkan PTM.
Sementara, merujuk pada hasil kajian ilmiah Public Health England (saat ini dikenal sebagai UK Health Agency), divisi dalam Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Inggris, bertajuk Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products pada 2018 memaparkan bahwa produk tembakau alternatif memiliki profil risiko lebih rendah 90 persen-95 persen dibandingkan rokok.
Baca juga: Praktisi Kesehatan: Kolaborasi perlu untuk tekan prevalensi merokok
Baca juga: BRIN tekankan penelitian ilmiah dalam pemanfaatan tembakau alternatif
Ketua AVI Johan Sumantri dalam keterangannya di Jakarta, Rabu menjelaskan permasalahan kesehatan yang diakibatkan konsumsi merokok merupakan tantangan yang dapat diselesaikan melalui kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan terkait.
"Dengan adanya kolaborasi lintas sektoral tersebut, diharapkan dapat mendukung penerapan pengurangan risiko di masyarakat dengan memaksimalkan produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan," ujar Johan.
Sebagai informasi, pada Rabu (3/7), juga telah digelar Asia Pacific Harm Reduction Forum (APHRF) 2024 di Jakarta, forum yang membahas isu mengenai pengurangan bahaya dari penggunaan tembakau di Asia Pasifik.
Forum itu diharapkan dapat membangun dukungan dari seluruh pemangku kepentingan terkait untuk mendorong implementasi pengurangan bahaya tembakau bagi perokok dewasa yang ingin beralih dengan pemanfaatan produk rendah risiko.
Lebih lanjut, Johan menuturkan forum itu merupakan wujud nyata dari kepedulian bersama untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai konsep dan implementasi pengurangan bahaya, terutama untuk meminimalisasi dampak dari kebiasaan merokok.
Baca juga: APVI pastikan produk tembakau alternatif hanya dijual untuk dewasa
Baca juga: Ahli: Tak ada bukti produk tembakau alternatif jadi penyebab kanker
"Upaya ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, praktisi kesehatan, konsumen dan masyarakat umum baik dari dalam maupun luar negeri," kata dia.
AVI menyatakan bahwa sampai saat ini masih terdapat penyalahgunaan di mana anak-anak di bawah usia 18 tahun mengakses dan menggunakan produk tembakau alternatif. Alhasil, banyak pihak yang beranggapan bahwa produk tersebut menyasar para generasi muda dan lebih berbahaya dari rokok.
Melalui forum itu, ia juga mengharapkan kerja sama dan sinergi antarnegara di Asia Pasifik dapat diperkuat serta membangun komitmen bersama untuk mendorong kebijakan yang berbasis pada profil risiko produk dan ilmu pengetahuan.
"Dengan demikian permasalahan akibat merokok dapat diminimalisasi melalui dukungan penuh terhadap penggunaan produk tembakau alternatif oleh perokok dewasa," ucap Johan.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, jumlah perokok aktif telah mencapai 70 juta orang. Menurut Kementerian Kesehatan, 70 juta perokok dewasa tersebut berpotensi terkena penyakit tidak menular (PTM). Sebab, konsumsi rokok menjadi salah satu faktor risiko yang bisa menyebabkan PTM.
Sementara, merujuk pada hasil kajian ilmiah Public Health England (saat ini dikenal sebagai UK Health Agency), divisi dalam Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Inggris, bertajuk Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products pada 2018 memaparkan bahwa produk tembakau alternatif memiliki profil risiko lebih rendah 90 persen-95 persen dibandingkan rokok.
Baca juga: Praktisi Kesehatan: Kolaborasi perlu untuk tekan prevalensi merokok
Baca juga: BRIN tekankan penelitian ilmiah dalam pemanfaatan tembakau alternatif
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024
Tags: