Biasanya, yasinan dilakukan dalam berbagai kesempatan, seperti peringatan haul atau doa bersama untuk kesehatan dan keselamatan.
Mengacu pada informasi dari berbagai situs resmi dan merujuk pada buku yang bertajuk “Benarkah Tahlilan dan Kenduri Haram,” yang ditulis oleh tokoh NU dari Jember, Jawa Timur, dijelaskan bahwa tradisi tahlilan, yasinan, serta peringatan hari ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, dan ke-1.000 setelah kematian merupakan amalan yang telah mendarah daging dalam masyarakat, khususnya di kalangan warga Nahdliyin.
Tradisi ini telah dilestarikan sejak masa sahabat dan masih diteruskan hingga kini, termasuk di pesantren di mana tahlilan dan yasinan dilakukan setiap hari setelah shalat Subuh oleh para santri. Oleh karena itu, tahlilan dan yasinan tetap merupakan budaya yang terus dijaga dan dilestarikan.
Dengan munculnya aliran-aliran baru seperti Wahabi dan Salafi, sebagaimana dijelaskan oleh penulis, tradisi tahlilan dan yasinan dianggap sebagai budaya warisan nenek moyang yang tidak didasarkan pada dalil-dalil hadis atau Al-Qur'an.
Akibatnya, aliran Wahabi dan Salafi menolak pelaksanaan tradisi tersebut, bahkan menganggapnya sebagai perbuatan yang bid'ah bahkan diharamkan.
Menurut penjelasan dalam buku tersebut, tahlilan dan yasinan merupakan tradisi yang dianjurkan dan bahkan disunahkan oleh Rasulullah dan para sahabat, sebab di dalamnya terdapat bacaan Al-Qur'an, kalimat-kalimat tauhid, takbir, tahmid, serta sholawat.
Dapat diketahui, inti dari bacaan tersebut merupakan memohon ampunan kepada Allah yang ditujukan untuk dosa-dosa para arwah yang sudah meninggal dunia.
Penolakan terhadap pelaksanaan tahlilan dan yasinan sering kali disebabkan oleh keyakinan bahwa pahala yang dipersembahkan untuk arwah tidak akan bermanfaat bagi orang yang telah meninggal.
Meskipun sudah banyak perdebatan mengenai tahlilan, masih ada pihak-pihak yang menolak tradisi ini dan menganggapnya sebagai perbuatan bid'ah.
Beberapa ulama sepakat untuk mempertahankan pelaksanaan tradisi tahlilan berdasarkan dalil-dalil hadis, Al-Qur'an, dan kitab-kitab klasik yang mendukungnya.
Tradisi ini juga membawa banyak berbagai manfaat di kalangan masyarakat, antara lain sebagai usaha bertaubat kepada Allah untuk diri sendiri dan saudara yang telah meninggal.
Baca juga: Doa setelah mandi wajib, beserta tulisan arab, latin dan artinya
Baca juga: Doa saat bercermin
Baca juga: Doa saat masuk dan keluar kamar mandi
Manfaat Yasinan
1. Spiritual dan psikologis
Yasinan biasanya dilakukan dalam kelompok, seperti dalam acara tahlilan atau peringatan hari tertentu. Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk berdoa bersama dan memperkuat ikatan sosial.
Membaca Surat Yasin dengan niat yang tulus dapat mendatangkan pahala dan keberkahan dari Allah SWT. Surat Yasin dikenal sebagai "jantung Al-Qur'an" dan sering dianggap memiliki keutamaan khusus.