Partai Pakistan akhiri blokade jalur perbekalan NATO
28 Februari 2014 02:29 WIB
Bocah laki-laki berdiri diantara pendukung partai religius Pakistan Jamaat-e-Islami (JI) dan partai politik Tehreek-e-Insaf (PTI) pimpinan bekas atlit kriket Imran Khan, saat menjalankan shalat ashar dalam aksi protes menentang jalur persediaan NATO di Karachi, Minggu (24/11). Ratusan pendukung JI dan PTI melakukan aksi protes menentang serangan jet siluman AS dan jalur persediaan NATO hari Minggu kemarin. (REUTERS/Athar Hussain)
Peshawar, Pakistan (ANTARA News) - Sebuah partai Pakistan yang melakukan aksi duduk untuk menghalangi jalur perbekalan NATO menuju Afghanistan sebagai protes atas serangan-serangan pesawat tak berawak AS di negara itu pada Kamis menyatakan mengakhiri blokade tersebut.
Keputusan Partai Tehreek-i-Insaaf Pakistan (PTI), yang dipimpin oleh Imran Khan, pemain kriket yang kini menjadi politikus, diambil setelah sebuah pengadilan daerah memutuskan pada Selasa bahwa tidak ada individu pribadi yang memiliki hak untuk menghalangi atau memeriksa kendaraan di jalan, lapor AFP.
"Mengingat komitmen PTI pada tatanan hukum dan untuk menghormati para hakim senior, partai akan mengakhiri blokadenya terhadap jalur perbekalan NATO," kata partai itu dalam sebuah pernyataan.
"Komite Inti merasa bahwa tekanan blokade itu telah menghasilkan perubahan dalam kebijakan pesawat tak berawak Pemerintah Obama dan pesawat-pesawat itu dihentikan untuk saat ini," katanya.
PTI membentuk pos-pos pemeriksaan tak resmi pada 24 November tahun lalu di kota Peshawar, Pakistan baratlaut, yang berada di rute utama menuju Afghanistan dan merupakan perhentian utama kendaraan yang mengangkut perbekalan NATO ke negara yang dilanda perang itu.
Para aktivis di Pakistan baratlaut, yang beberapa diantaranya bersenjatakan pentungan, memeriksa secara paksa truk-truk untuk menghentikan upaya NATO sebagai protes atas serangan pesawat tak berawak AS di kawasan suku Pakistan.
Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al Qaida di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.
Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.
Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.
Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.
Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al Qaida Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011.
Penerjemah: Memet Suratmadi
Keputusan Partai Tehreek-i-Insaaf Pakistan (PTI), yang dipimpin oleh Imran Khan, pemain kriket yang kini menjadi politikus, diambil setelah sebuah pengadilan daerah memutuskan pada Selasa bahwa tidak ada individu pribadi yang memiliki hak untuk menghalangi atau memeriksa kendaraan di jalan, lapor AFP.
"Mengingat komitmen PTI pada tatanan hukum dan untuk menghormati para hakim senior, partai akan mengakhiri blokadenya terhadap jalur perbekalan NATO," kata partai itu dalam sebuah pernyataan.
"Komite Inti merasa bahwa tekanan blokade itu telah menghasilkan perubahan dalam kebijakan pesawat tak berawak Pemerintah Obama dan pesawat-pesawat itu dihentikan untuk saat ini," katanya.
PTI membentuk pos-pos pemeriksaan tak resmi pada 24 November tahun lalu di kota Peshawar, Pakistan baratlaut, yang berada di rute utama menuju Afghanistan dan merupakan perhentian utama kendaraan yang mengangkut perbekalan NATO ke negara yang dilanda perang itu.
Para aktivis di Pakistan baratlaut, yang beberapa diantaranya bersenjatakan pentungan, memeriksa secara paksa truk-truk untuk menghentikan upaya NATO sebagai protes atas serangan pesawat tak berawak AS di kawasan suku Pakistan.
Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al Qaida di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.
Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.
Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.
Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.
Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al Qaida Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011.
Penerjemah: Memet Suratmadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
Tags: