Desa Kebayakan rusak parah hingga pengungsi belum bisa pulang
27 Februari 2014 23:50 WIB
Aktivitas Gunung Sinabung diabadikan dari Perteguhan, Karo, Sumatera Utara, Kamis (6/2). Guguran vulkanik Gunung Sinabung masih tinggi dengan panjang endapan mencapai 1,8 km dari bibir kawah tersebut dan ini masih berbahaya bagi warga sehingga BNPB mengimbau kepada warga untuk tidak beraktivitas pada radius lima kilometer dari puncak gunung. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)()
Medan (ANTARA News) - Desa Kebayakan, Kecamatan Namantran, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, hingga Kamis (27/2) belum dihuni oleh para pengungsi erupsi Sinabung.
"Sedangkan 16 desa lainnya yang berada di luar radius lima kilometer dari Gunung Sinabung, telah dihuni kembali oleh para pengungsi," kata Koordinator Media Massa Penanggulangan Bencana Sinabung di Kabanjahe Jhonson Tarigan ketika dihubungi dari Medan.
Belum diperbolehkannya warga Desa Kebayakan pulang, menurut dia, akibat faktor teknis, karena daerah tersebut arealnya cukup parah mengalami kerusakan akibat debu vulkanik erupsi Sinabung.
"Ini adalah salah satu kendala yang menyebabkan warga Desa Kebayakan itu sampai saat ini masih tinggal di posko penampungan di Kabanjahe," ujar Jhonson.
Dia mengatakan, penduduk Desa Kebakayakan itu sebenarnya ingin pulang ke rumah, namun terhalang kondisi tanah yang kurang mendukung.
"Pemkab Karo dan Satgas Penanggulangan Bencana Sinabung perlu waktu untuk membersihkan dan mendatarkan kembali lahan tanah di Desa Kebayakan," ucap dia.
Bahkan, jelas Jhonson, Desa Kebayakan tersebut memiliki penduduk sebanyak 418 orang atau 108 kepala keluarga (KK) dan masih tinggal di Posko Penampungan Ora et Labora dan Posko KWK di Berastagi.
"Pemkab Karo dalam waktu dekat ini segera mengembalikan pengungsi Sinabung ke Desa Kebayakan, seperti desa lainnya," kata juru bicara Pemkab Karo itu.
Jhonson menambahkan, sampai saat ini sudah 16 desa yang dihuni kembali pengungsi Sinabung, beberapa di antaranya Desa Batu Karang 4.954 orang (1.452 kepala keluarga), Desa Rimo Kayu 657 orang (196 KK), Desa Cimbang 234 orang (68 KK), dan Desa Ujung Payung 311 orang (93 KK).
Selain itu, Desa Kutambelin 990 orang (265 KK), Desa Gung Pinto 551 orang (146 KK), Desa Naman 1.533 orang (424 KK), Desa Sukandebi 902 orang (259 KK) yang berada di Kecamatan Namantran.
"Desa Tiga Pancur 918 orang (256 KK), Desa Tiganderket 1.779 jiwa (505 KK), Desa Tanjunga Morawa 1.201 (338 KK), Desa Payung 1.788 orang (538 KK), Desa Jeraya 551 orang (146 KK), dan Desa Pintu Mbesi 242 orang (65 KK)," kata Jhonson.
Data yang diperoleh dari Posko Penanggulangan Bencana Sinabung di Kabanjahe, jumlah pengungsi hingga Kamis,(27/2) tercatat 15.873 orang atau 5.002 kepala keluarga (KK), terdiri 6.021 laki-laki, 6.228 perempuan, 1.614 orang lanjut usia (lansia), 148 ibu hamil dan 699 bayi. (M034/E005)
"Sedangkan 16 desa lainnya yang berada di luar radius lima kilometer dari Gunung Sinabung, telah dihuni kembali oleh para pengungsi," kata Koordinator Media Massa Penanggulangan Bencana Sinabung di Kabanjahe Jhonson Tarigan ketika dihubungi dari Medan.
Belum diperbolehkannya warga Desa Kebayakan pulang, menurut dia, akibat faktor teknis, karena daerah tersebut arealnya cukup parah mengalami kerusakan akibat debu vulkanik erupsi Sinabung.
"Ini adalah salah satu kendala yang menyebabkan warga Desa Kebayakan itu sampai saat ini masih tinggal di posko penampungan di Kabanjahe," ujar Jhonson.
Dia mengatakan, penduduk Desa Kebakayakan itu sebenarnya ingin pulang ke rumah, namun terhalang kondisi tanah yang kurang mendukung.
"Pemkab Karo dan Satgas Penanggulangan Bencana Sinabung perlu waktu untuk membersihkan dan mendatarkan kembali lahan tanah di Desa Kebayakan," ucap dia.
Bahkan, jelas Jhonson, Desa Kebayakan tersebut memiliki penduduk sebanyak 418 orang atau 108 kepala keluarga (KK) dan masih tinggal di Posko Penampungan Ora et Labora dan Posko KWK di Berastagi.
"Pemkab Karo dalam waktu dekat ini segera mengembalikan pengungsi Sinabung ke Desa Kebayakan, seperti desa lainnya," kata juru bicara Pemkab Karo itu.
Jhonson menambahkan, sampai saat ini sudah 16 desa yang dihuni kembali pengungsi Sinabung, beberapa di antaranya Desa Batu Karang 4.954 orang (1.452 kepala keluarga), Desa Rimo Kayu 657 orang (196 KK), Desa Cimbang 234 orang (68 KK), dan Desa Ujung Payung 311 orang (93 KK).
Selain itu, Desa Kutambelin 990 orang (265 KK), Desa Gung Pinto 551 orang (146 KK), Desa Naman 1.533 orang (424 KK), Desa Sukandebi 902 orang (259 KK) yang berada di Kecamatan Namantran.
"Desa Tiga Pancur 918 orang (256 KK), Desa Tiganderket 1.779 jiwa (505 KK), Desa Tanjunga Morawa 1.201 (338 KK), Desa Payung 1.788 orang (538 KK), Desa Jeraya 551 orang (146 KK), dan Desa Pintu Mbesi 242 orang (65 KK)," kata Jhonson.
Data yang diperoleh dari Posko Penanggulangan Bencana Sinabung di Kabanjahe, jumlah pengungsi hingga Kamis,(27/2) tercatat 15.873 orang atau 5.002 kepala keluarga (KK), terdiri 6.021 laki-laki, 6.228 perempuan, 1.614 orang lanjut usia (lansia), 148 ibu hamil dan 699 bayi. (M034/E005)
Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
Tags: