Kemenkes berkolaborasi guna perluas cakupan imunisasi cacar api
24 Juli 2024 18:40 WIB
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi memberikan sambutan secara daring dalam konferensi pers Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) tentang penyakit Herpes Zoster dan pembaruan Jadwal Imunisasi Dewasa 2024, di Jakarta, Rabu (24/7/2024). ANTARA/Mecca Yumna/am.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan berkolaborasi berupa menjalin kemitraan strategis dengan publik dan swasta guna memastikan bahwa populasi orang dewasa dapat mengakses informasi serta vaksin guna mencegah penyakit menular, seperti Herpes Zoster atau cacar api.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi dalam konferensi pers di Jakarta Rabu, mengatakan bahwa Herpes Zoster merupakan reaktivasi virus Varicella Zoster, yang juga mengakibatkan cacar air. Mengutip data 2011-2013 dari Kelompok Studi Herpes Indonesia (KSHI), dia menyebut ada lebih dari 2.200 kasus Herpes Zoster.
"Itu hanya dari 13 rumah sakit. Artinya sebenarnya kondisi yang terjadi melebihi dari angka 2.200 orang. Dan dari data ini, kelompok usia yang paling banyak terkena Herpes Zoster adalah rentang usia 45-64 tahun atau sebesar hampir 38 persen dari total kasus ini," kata Imran dalam sambutannya secara daring.
Selain itu, katanya, data yang sama menyebutkan bahwa terdapat hampir 600 kasus Neuralgia Pasca-Herpes (NPH), atau 26 persen dari total kasus itu, dan paling banyak diderita oleh kelompok usia 45-64 tahun.
Dia juga menjelaskan bahwa pada kasus neuralgia, pasien dapat menderita nyeri yang luar biasa, dan pada kasus yang berat dapat menyebabkan kebutaan. Imran menyebut bahwa dampak sosial serta ekonomi dari cacar api begitu signifikan.
Adapun NPH (salah satu jenis hidrosefalus yang sering dialami oleh orang lanjut usia) adalah merupakan komplikasi paling umum dari Herpes Zoster, yaitu nyeri saraf jangka panjang yang dapat berlangsung berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.
"Jadi memang dari angka-angka statistik ini, kita menunjukkan adanya urgensi berkait dengan imunisasi dewasa di Indonesia. Karena selama ini kita fokusnya lebih ke imunisasi atau vaksinasi anak-anak. Tetapi ternyata dari penyakit-penyakit yang sekarang semakin berkembang, maka dewasa pun perlu untuk dilakukan vaksinasi," katanya.
Menurutnya, dengan memberikan imunisasi cacar api pada orang dewasa, maka kesejahteraan masyarakat dapat terlindungi, serta produktivitas dapat ditingkatkan.
Karena itu, katanya, mereka bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dengan GSK (perusahaan farmasi) Indonesia untuk menyosialisasikan tentang penyakit Herpes Zoster serta pembaharuan Jadwal Imunisasi Dewasa 2024.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi dalam konferensi pers di Jakarta Rabu, mengatakan bahwa Herpes Zoster merupakan reaktivasi virus Varicella Zoster, yang juga mengakibatkan cacar air. Mengutip data 2011-2013 dari Kelompok Studi Herpes Indonesia (KSHI), dia menyebut ada lebih dari 2.200 kasus Herpes Zoster.
"Itu hanya dari 13 rumah sakit. Artinya sebenarnya kondisi yang terjadi melebihi dari angka 2.200 orang. Dan dari data ini, kelompok usia yang paling banyak terkena Herpes Zoster adalah rentang usia 45-64 tahun atau sebesar hampir 38 persen dari total kasus ini," kata Imran dalam sambutannya secara daring.
Selain itu, katanya, data yang sama menyebutkan bahwa terdapat hampir 600 kasus Neuralgia Pasca-Herpes (NPH), atau 26 persen dari total kasus itu, dan paling banyak diderita oleh kelompok usia 45-64 tahun.
Dia juga menjelaskan bahwa pada kasus neuralgia, pasien dapat menderita nyeri yang luar biasa, dan pada kasus yang berat dapat menyebabkan kebutaan. Imran menyebut bahwa dampak sosial serta ekonomi dari cacar api begitu signifikan.
Adapun NPH (salah satu jenis hidrosefalus yang sering dialami oleh orang lanjut usia) adalah merupakan komplikasi paling umum dari Herpes Zoster, yaitu nyeri saraf jangka panjang yang dapat berlangsung berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.
"Jadi memang dari angka-angka statistik ini, kita menunjukkan adanya urgensi berkait dengan imunisasi dewasa di Indonesia. Karena selama ini kita fokusnya lebih ke imunisasi atau vaksinasi anak-anak. Tetapi ternyata dari penyakit-penyakit yang sekarang semakin berkembang, maka dewasa pun perlu untuk dilakukan vaksinasi," katanya.
Menurutnya, dengan memberikan imunisasi cacar api pada orang dewasa, maka kesejahteraan masyarakat dapat terlindungi, serta produktivitas dapat ditingkatkan.
Karena itu, katanya, mereka bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dengan GSK (perusahaan farmasi) Indonesia untuk menyosialisasikan tentang penyakit Herpes Zoster serta pembaharuan Jadwal Imunisasi Dewasa 2024.
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024
Tags: