Humas berperan penting dalam mendorong program keberlanjutan
24 Juli 2024 17:57 WIB
Founder sekaligus CEO LSPR Institute of Communication & Business Prita Kemal Gani (kiri) dan Ketua Acara The 1st LSPR Sustainability & PR Summit Taufan Teguh Akbari (kanan) dalam acara The 1st LSPR Sustainability & PR Summit di Jakarta, Rabu (24/7). (ANTARA FOTO/Agita Tarigan)
Jakarta (ANTARA) - Lembaga pendidikan London School of Public Relations (LSPR) dan perusahaan multinasional bidang otomotif, PT Astra Internasioal Tbk, menekankan pentingnya peran profesi hubungan masyarakat (Humas) dalam mendorong program keberlanjutan yang dicanangkan Indonesia maupun dunia.
Pendiri sekaligus CEO LSPR Institute of Communication & Business Prita Kemal Gani menyampaikan saat ini publik banyak yang tidak memahami makna maupun tujuan dari program keberlanjutan yang dicanangkan dunia, atau lebih dikenal sebagai Sustainable Development Goals (SDGs).
SDGs adalah serangkaian tujuan yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan lebih berkelanjutan bagi semua orang di bumi.
"Jadi topik-topik soal keberlanjutan itu orang suka malas mengikutinya, karena ribet. Orang harus mikir 'reuse', juga mikir 'recycle'," kata Prita di Jakarta, Rabu.
Dampaknya, masyarakat menjadi abai terkait isu-isu pembangunan serta kesejahteraan yang termuat dalam SDGs.
Padahal, ada 17 tujuan SDGs yang saling terkait dan saling mendukung untuk mengatasi berbagai tantangan global, di antaranya pengentasan kemiskinan, kelaparan, menghadirkan energi bersih dan terjangkau, serta dukungan bagi kesetaraan gender.
Untuk menjembatani minimnya pemahaman dan minat tentang program-program keberlanjutan, Prita menilai perlu adanya peran humas yang kompeten.
"Jadi tugas humas ini membuat narasi-narasi yang mudah untuk diterima masyarakat. Setelah mengerti, kebiasaan baik itu akan menjadi budaya di kehidupan sehari-hari masyarakat," jelas dia.
Head of Corporate Communications Astra Boy Kelana Soebroto menyebutkan bahwa kehadiran humas di sebuah perusahaan juga vital dalam mendiseminasikan program keberlanjutan.
"Kami percaya bisnis yang dijalankan tanpa mempertimbangkan keberlanjutan akan sia-sia karena iklim bisnisnya menjadi rusak. Apalagi tanpa proses daur ulang dan penjagaan lingkungan," kata Boy Kelana.
Sebagai bentuk komitmen terhadap isu-isu keberlanjutan, sekolah humas itu mempublikasikan LSPR Sustainability Manifesto 2030: Sustainable Education for a Sustainable World di Jakarta pada 24 Juli 2024, berkolaborasi dengan ASTRA Internasional.
LSPR Institute dan Astra Internasional juga sepakat bekerja sama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, dengan tujuan mendukung terwujudnya tujuan SDGs di Indonesia.
Baca juga: Dunia masih berada di luar jalur untuk capai target SDG sektor energi
Baca juga: Kemen PUPR sebut World Water Forum mempercepat realisasi target SDGs
Baca juga: UN Women: pemberdayaan perempuan penting untuk pencapaian SDG
Pendiri sekaligus CEO LSPR Institute of Communication & Business Prita Kemal Gani menyampaikan saat ini publik banyak yang tidak memahami makna maupun tujuan dari program keberlanjutan yang dicanangkan dunia, atau lebih dikenal sebagai Sustainable Development Goals (SDGs).
SDGs adalah serangkaian tujuan yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan lebih berkelanjutan bagi semua orang di bumi.
"Jadi topik-topik soal keberlanjutan itu orang suka malas mengikutinya, karena ribet. Orang harus mikir 'reuse', juga mikir 'recycle'," kata Prita di Jakarta, Rabu.
Dampaknya, masyarakat menjadi abai terkait isu-isu pembangunan serta kesejahteraan yang termuat dalam SDGs.
Padahal, ada 17 tujuan SDGs yang saling terkait dan saling mendukung untuk mengatasi berbagai tantangan global, di antaranya pengentasan kemiskinan, kelaparan, menghadirkan energi bersih dan terjangkau, serta dukungan bagi kesetaraan gender.
Untuk menjembatani minimnya pemahaman dan minat tentang program-program keberlanjutan, Prita menilai perlu adanya peran humas yang kompeten.
"Jadi tugas humas ini membuat narasi-narasi yang mudah untuk diterima masyarakat. Setelah mengerti, kebiasaan baik itu akan menjadi budaya di kehidupan sehari-hari masyarakat," jelas dia.
Head of Corporate Communications Astra Boy Kelana Soebroto menyebutkan bahwa kehadiran humas di sebuah perusahaan juga vital dalam mendiseminasikan program keberlanjutan.
"Kami percaya bisnis yang dijalankan tanpa mempertimbangkan keberlanjutan akan sia-sia karena iklim bisnisnya menjadi rusak. Apalagi tanpa proses daur ulang dan penjagaan lingkungan," kata Boy Kelana.
Sebagai bentuk komitmen terhadap isu-isu keberlanjutan, sekolah humas itu mempublikasikan LSPR Sustainability Manifesto 2030: Sustainable Education for a Sustainable World di Jakarta pada 24 Juli 2024, berkolaborasi dengan ASTRA Internasional.
LSPR Institute dan Astra Internasional juga sepakat bekerja sama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, dengan tujuan mendukung terwujudnya tujuan SDGs di Indonesia.
Baca juga: Dunia masih berada di luar jalur untuk capai target SDG sektor energi
Baca juga: Kemen PUPR sebut World Water Forum mempercepat realisasi target SDGs
Baca juga: UN Women: pemberdayaan perempuan penting untuk pencapaian SDG
Pewarta: Agita Tarigan
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
Tags: