Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar rapat koordinasi dengan kementerian, lembaga, BPBD dan pemda terkait untuk mengantisipasi bencana asap yang kerap terjadi pada musim kemarau.

"Pemda tetap sebagai penanggung jawab yang didukung oleh Pemerintah Pusat. Kemenkokesra sebagai koordinator, dan BNPB sebagai pemegang komando," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Kamis.

Berdasarkan pantauan satelit NOAA18 terdapat beberapa titik api di wilayah Aceh, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat Kalimatan Utara, dan Sumatera Utara.

Sutopo memaparkan, dalam rakor dengan Kemenkokesra hari ini, BMKG melaporkan sekitar 70 persen wilayah Indonesia akan memasuki musim kemarau April, Mei dan Juni ini, dan diperkirakan kemarau tahun ini akan lebih kering daripada 2013.

"Selain itu, umumnya puncak pembakaran lahan dan hutan di Sumatera terjadi pada Juli hingga Oktober dan di Kalimantan pada Agustus hingga Oktober," tutur Sutopo.

Sutopo memaparkan pemadaman akan dilakukan melalui operasi darat, udara, operasi penegakkan hukum dan sosialisasi.

BNPB telah meminta dukungan dua batalyon TNI-AD, serta berkoordinasi dengan Kementerian Kehutanan untuk menggerakkan 1.755 personel Manggala Agni dan Masyarakat Peduli Api.

"Sementara Polri, PPNS di Kemenhut, Kementan dan KLH juga akan bekerjasama untuk meningkatkan penegakan hukum dan sosialisasinya," kata Sutopo.

Sementara untuk operasi udara menggunakan water bombing dan modifikasi cuaca atau hutan buatan, dengan dukungan dua pesawat amfibi BE-200, dua helikopter Kamov, dua helikopter Sikorsky, dan empat helikopter Bolco untuk water bombing.

Untuk modifikasi cuaca akan digunakan dua pesawat Hercules C-130 dan enam pesawat Casa 212 yang semuanya dioperasikan di Sumatera dan Kalimantan sesuai kebutuhan, demikian Sutopo.