Kemenhub tingkatkan efisiensi dan kualitas penanganan kerangka kapal
24 Juli 2024 13:37 WIB
Pembicara dan peserta Workshop Optimalisasi Penyelesaian Pengangkatan Kerangka Kapal Tahun Anggaran 2024 di Padang, Sumatera Barat. ANTARA/HO-Ditjen Perhubungan Laut, Kemenhub.
Jakarta (ANTARA) - Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub meningkatkan efisiensi dan kualitas penanganan kerangka kapal guna mendukung keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di Indonesia.
"Peran perusahaan salvage dan pekerjaan bawah air di perairan Indonesia sangat vital dalam menjaga keamanan dan efisiensi transportasi maritim,” kata Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, Jon Kenedi dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Saat membuka Workshop Optimalisasi Penyelesaian Pengangkatan Kerangka Kapal Tahun Anggaran 2024 di Padang, Sumatera Barat, dan dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk perusahaan salvage dan pelaku pekerjaan bawah air, Jon mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas penanganan kerangka kapal di perairan Indonesia, guna mendukung keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim.
Dengan adanya forum ini, diharapkan adanya peningkatan standar keselamatan dan perlindungan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sektor transportasi laut.
Ia juga menekankan komitmen pemerintah dalam mengawasi dan mengevaluasi perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam aktivitas salvage, guna memastikan penerapan praktik terbaik dalam penanganan kerangka kapal di perairan Indonesia. “Kami berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi pasar di sektor ini dan menjamin penerapan praktik salvage terbaik,” tambahnya.
Workshop ini menghadirkan narasumber ahli yang membahas berbagai topik penting, termasuk perizinan salvage, peran perusahaan salvage, dan kontribusi asuransi dalam penanganan kerangka kapal. Materi-materi ini dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam tentang tantangan teknis dan regulasi yang terkait.
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan standar keselamatan dan perlindungan lingkungan maritim, serta mendorong pertumbuhan ekonomi sektor transportasi laut di Indonesia. Acara ini dirancang untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan mendalam mengenai teknik terbaru dan praktik terbaik dalam penanganan kerangka kapal.
Ketua Panitia Pelaksana Renaldo Sjukri menyatakan harapannya agar partisipan dapat memperoleh pemahaman mendalam tentang tantangan teknis dan regulasi terkait kerangka kapal. “Ini adalah langkah penting dalam meningkatkan kapasitas industri salvage di Indonesia,” ujar Renaldo.
Selama tiga hari, peserta workshop akan mendapatkan berbagai materi dari narasumber yang ahli di bidangnya, termasuk perizinan salvage, peran perusahaan salvage, dan kontribusi asuransi dalam penanganan kerangka kapal.
Acara ini menghadirkan Narasumber dari Bagian Hukum dan KSLN Setditjen Hubla yang membawakan materi Pengetahuan dan sosialisasi tentang perizinan salvage/pengangkatan kerangka kapal dan implementasinya sesuai dengan PM 27 Tahun 2022.
Kemudian PT Nautic Maritim Salvage yang membawakan materi peran perusahaan salvage dan UPT sebagai pelaksana penyingkiran kerangka kapal dan atau muatannya dan dari Representatif Club P&I PT Camarindo yang membawakan materi peran asuransi terhadap kapal motor dengan tonase kotor kurang dari GT 35 (tiga puluh lima gross tonnage).
Baca juga: Kemenhub dorong penguatan AIS demi keselamatan maritim Indonesia
Baca juga: BPK sebut LK Organisasi Maritim Internasional 2021-2022 tersaji wajar
Baca juga: Indonesia cari peluang kerja sama tingkatkan kapasitas maritim di IMO
"Peran perusahaan salvage dan pekerjaan bawah air di perairan Indonesia sangat vital dalam menjaga keamanan dan efisiensi transportasi maritim,” kata Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, Jon Kenedi dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Saat membuka Workshop Optimalisasi Penyelesaian Pengangkatan Kerangka Kapal Tahun Anggaran 2024 di Padang, Sumatera Barat, dan dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk perusahaan salvage dan pelaku pekerjaan bawah air, Jon mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas penanganan kerangka kapal di perairan Indonesia, guna mendukung keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim.
Dengan adanya forum ini, diharapkan adanya peningkatan standar keselamatan dan perlindungan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sektor transportasi laut.
Ia juga menekankan komitmen pemerintah dalam mengawasi dan mengevaluasi perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam aktivitas salvage, guna memastikan penerapan praktik terbaik dalam penanganan kerangka kapal di perairan Indonesia. “Kami berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi pasar di sektor ini dan menjamin penerapan praktik salvage terbaik,” tambahnya.
Workshop ini menghadirkan narasumber ahli yang membahas berbagai topik penting, termasuk perizinan salvage, peran perusahaan salvage, dan kontribusi asuransi dalam penanganan kerangka kapal. Materi-materi ini dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam tentang tantangan teknis dan regulasi yang terkait.
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan standar keselamatan dan perlindungan lingkungan maritim, serta mendorong pertumbuhan ekonomi sektor transportasi laut di Indonesia. Acara ini dirancang untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan mendalam mengenai teknik terbaru dan praktik terbaik dalam penanganan kerangka kapal.
Ketua Panitia Pelaksana Renaldo Sjukri menyatakan harapannya agar partisipan dapat memperoleh pemahaman mendalam tentang tantangan teknis dan regulasi terkait kerangka kapal. “Ini adalah langkah penting dalam meningkatkan kapasitas industri salvage di Indonesia,” ujar Renaldo.
Selama tiga hari, peserta workshop akan mendapatkan berbagai materi dari narasumber yang ahli di bidangnya, termasuk perizinan salvage, peran perusahaan salvage, dan kontribusi asuransi dalam penanganan kerangka kapal.
Acara ini menghadirkan Narasumber dari Bagian Hukum dan KSLN Setditjen Hubla yang membawakan materi Pengetahuan dan sosialisasi tentang perizinan salvage/pengangkatan kerangka kapal dan implementasinya sesuai dengan PM 27 Tahun 2022.
Kemudian PT Nautic Maritim Salvage yang membawakan materi peran perusahaan salvage dan UPT sebagai pelaksana penyingkiran kerangka kapal dan atau muatannya dan dari Representatif Club P&I PT Camarindo yang membawakan materi peran asuransi terhadap kapal motor dengan tonase kotor kurang dari GT 35 (tiga puluh lima gross tonnage).
Baca juga: Kemenhub dorong penguatan AIS demi keselamatan maritim Indonesia
Baca juga: BPK sebut LK Organisasi Maritim Internasional 2021-2022 tersaji wajar
Baca juga: Indonesia cari peluang kerja sama tingkatkan kapasitas maritim di IMO
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024
Tags: