Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) secara proaktif berkomitmen untuk menumbuhkan wirausaha industri baru guna menopang pertumbuhan ekonomi nasional, dengan salah satu program yang diterapkan yakni inkubator bisnis. "Program inkubator bisnis menerapkan pendekatan holistik terhadap perkembangan dan pendampingan yang tidak hanya berfokus pada aspek produksi dan bisnis, tetapi juga pada inovasi, peningkatan kualitas produk, dan pemasaran yang efektif,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Masrokhan di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan, satuan kerja di bawah binaan BPSDMI Kemenperin, yakni Balai Diklat Industri (BDI) Jakarta memegang peran sentral dalam membentuk wirausaha industri di program ini, yakni dengan cara memberikan pendidikan, pelatihan, dan dukungan teknis bagi wirausaha industri untuk mengembangkan ide, sehingga produk yang dihasilkan berdaya saing.
Menurutnya, proses inkubasi bisnis yang diterapkan berlangsung dalam tiga tahap, yaitu uji coba produksi, produksi awal, dan produksi komersial. Ia berargumen pendekatan komprehensif tersebut memastikan para wirausaha industri menerima bimbingan dan dukungan di segala hal guna pengembangan bisnis.
Baca juga: Kemenperin pacu wirausaha baru di pesantren lewat Santripreneur Kepala BDI Jakarta Ali Khomaini menyampaikan, dalam penyelenggaraan program pada tahun ini, pihaknya berfokus pada pengembangan wirausaha di bidang fesyen, tekstil dan produk tekstil (TPT), kerajinan logam, dan batik dengan periode pelatihan selama enam bulan mulai dari Juli-Desember 2024.
Menurut dia, setidaknya saat ini sudah ada 264 wirausaha industri baru, dan akan dikurasi dalam tiga tahapan menjadi tujuh pelaku industri untuk dibantu pengembangan bisnisnya supaya lebih ekspansif di pasar domestik maupun global.
"Pada tahap satu akan diperoleh 107 tenant yang lolos, kemudian tahap kedua sebanyak 57 tenant yang lolos, dan tahap akhir ditentukan tujuh peserta yang menjadi tenant inkubator bisnis," katanya.