Yogyakarta (ANTARA News) - Universitas Gadjah Mada Yogyakarta membentuk Kelompok Kerja untuk Daya Saing Indonesia, dengan tugas mempelajari aspek-aspek daya saing Indonesia dan menghasilkan kebijakan yang relevan.

"Pembentukan Kelompok Kerja untuk Daya Saing Indonesia (KKDSI) berawal dari kesadaran tentang pentingnya menegakkan paradigma kedaulatan dalam pengelolaan ekonomi Indonesia di tengah perekonomian global," kata Ketua KKDSI Akhmad Akbar Susamto di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, hal itu sebagai respons keinginan Rektor UGM saat menyampaikan Pidato Dies Natalis Ke-64 UGM pada 19 Desember 2013 mengenai paradigma kedaulatan.

Paradigma kedaulatan adalah paradigma yang memperkokoh peneguhan Indonesia sebagai entitas negara bangsa yang utuh dan menyadari keberadaannya dalam tata ekonomi politik internasional yang penuh kompetisi, strategi yang dinamis, dan sering diwarnai tata relasi yang tidak adil.

"Paradigma kedaulatan bukan paradigma isolatif yang menutup relasi Indonesia dengan bangsa-bangsa lain. Sebaliknya, paradigma kedaulatan menuntut Indonesia untuk berdaya saing, mengejar ketertinggalan dari negara-negara maju, dan memenangkan kompetisi di tengah perekonomian global," katanya.

Ia mengatakan KKDSI beserta pakar-pakar UGM lainnya dari latar belakang ilmu yang berbeda akan melakukan riset-riset dengan substansi strategis baik mengenai daya saing secara umum maupun di bidang-bidang khusus seperti bidang energi, kesehatan, dan pangan.

Beberapa penelitian yang segera dipublikasikan adalah "catch up index", yakni sebuah ukuran kuantitatif tentang seberapa jauh Indonesia memiliki bekal berupa faktor-faktor yang memungkinkannya untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara maju.

Selain itu, KKDSI juga akan segera merilis laporan capaian kedaulatan pangan, laporan daya saing energi Indonesia, dan laporan daya saing industri alat kesehatan Indonesia.

"Apa yang dilakukan KKDSI nanti sebagai bagian dari implementasi visi UGM untuk menjadi pelopor perguruan tinggi nasional berkelas dunia yang unggul dan inovatif, mengabdi kepada kepentingan bangsa dan kemanusiaan dijiwai nilai-nilai budaya bangsa," katanya.(*)