Padang Panjang terkena dampak abu vulkanik Marapi
26 Februari 2014 21:07 WIB
ilustrasi Asap putih Marapi Gunung Marapi berada Kabupaten Tanah Datar dan Agam mengeluarkan asap putih diperkirakan setinggi 50 - 100 meter di atas puncak kawah gunung, terlihat dari Kota Padangpanjang, Sumbar. (FOTO ANTARA/Iggoy el Fitra)
Padang Panjang, Sumbar (ANTARA News) - Kota Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar) terkena dampak abu vulkanik akibat letusan Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam, Rabu sore.
"Saya kira debu tanah biasa, ternyata baunya seperti belerang," kata salah seorang warga Kelurahan Balai- Balai Geni ketika membersihkan mobil di depan rumahnya, Rabu.
Abu vulkanik turun di Kota Padang Panjang tidak begitu tebal, namun kondisi itu sedikit mengganggu aktivitas warga di luar rumah.
Dengan adanya debu vulkanik itu, Geni seorang ibu rumah tangga itu tidak jadi membersihkan mobilnya, karena takut terhirup debu vulkanik yang bisa merusak kesehatan.
"Dari pada saya terkena dampaknya, lebih baik dibiarkan nunggu besok saja sekalian dibersihkan dengan air," katanya.
Hal yang sama juga di katakan warga lainnya di Kecamatan Batipuh Tanah Datar, Pinos, kalau di daerah setempat juga dihujani abu vulkanik.
"Abu vulkanik tidak terlihat turunnya, karena sejak beberapa hari ini kabut menyelimuti daerah Batipuh dan sekitarnya," kata Pinos ketika dihubungi dari Padang Panjang.
Salah seorang anggota SAR Kota Padang Panjang, Ferix Sonanda menyebutkan, abu vulkanik tidak saja menyirami Kota Padang Panjang dan kecamatan batipuh tapi juga terjadi di kawasan Tanah Datar bagian Barat.
"Dari informasi sementara, abu vulkanik juga turun di Nagari Jaho, dan Kubu Kerambil," katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Keselamatan Banga dan Politik (Kesbangpol) Kota Padang Panjang, Yulfahmi menghimbau kepada masyarakat agar selalu meningkatkan kewaspadaan mengingat Gunung Marapi sudah mulai menunjukan aktivitas.
"Kepada masyarakat, kami meminta agar selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya potensi bencana alam termasuk letusan gunung berapi, sehingga tindakan preventif bisa dilakukan," jelasnya.
Gunung Marapi yang memiliki ketinggian sekitar 2.800 diatas permukaan laut itu dilaporkan menyemburkan abu vukanik sekitar pukul 16.45 Wib.
(KR-MLN/H014)
"Saya kira debu tanah biasa, ternyata baunya seperti belerang," kata salah seorang warga Kelurahan Balai- Balai Geni ketika membersihkan mobil di depan rumahnya, Rabu.
Abu vulkanik turun di Kota Padang Panjang tidak begitu tebal, namun kondisi itu sedikit mengganggu aktivitas warga di luar rumah.
Dengan adanya debu vulkanik itu, Geni seorang ibu rumah tangga itu tidak jadi membersihkan mobilnya, karena takut terhirup debu vulkanik yang bisa merusak kesehatan.
"Dari pada saya terkena dampaknya, lebih baik dibiarkan nunggu besok saja sekalian dibersihkan dengan air," katanya.
Hal yang sama juga di katakan warga lainnya di Kecamatan Batipuh Tanah Datar, Pinos, kalau di daerah setempat juga dihujani abu vulkanik.
"Abu vulkanik tidak terlihat turunnya, karena sejak beberapa hari ini kabut menyelimuti daerah Batipuh dan sekitarnya," kata Pinos ketika dihubungi dari Padang Panjang.
Salah seorang anggota SAR Kota Padang Panjang, Ferix Sonanda menyebutkan, abu vulkanik tidak saja menyirami Kota Padang Panjang dan kecamatan batipuh tapi juga terjadi di kawasan Tanah Datar bagian Barat.
"Dari informasi sementara, abu vulkanik juga turun di Nagari Jaho, dan Kubu Kerambil," katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Keselamatan Banga dan Politik (Kesbangpol) Kota Padang Panjang, Yulfahmi menghimbau kepada masyarakat agar selalu meningkatkan kewaspadaan mengingat Gunung Marapi sudah mulai menunjukan aktivitas.
"Kepada masyarakat, kami meminta agar selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya potensi bencana alam termasuk letusan gunung berapi, sehingga tindakan preventif bisa dilakukan," jelasnya.
Gunung Marapi yang memiliki ketinggian sekitar 2.800 diatas permukaan laut itu dilaporkan menyemburkan abu vukanik sekitar pukul 16.45 Wib.
(KR-MLN/H014)
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: