Jakarta (ANTARA News) - "Bukan lautan hanya kolam susu. Kail dan jala cukup menghidupimu. Tiada badai tiada hujan kau temui. Ikan dan udang menghampiri dirimu". Demikian penggalan baris lirik lagu "Kolam Susu" dari kelompok musik legendaris Koes Plus, yang menjadi ide rencana penyelenggaraan konser musik Koes Plus/Bersaudara di Atambua, Nusa Tenggara Timur. "Idenya memang dari lagu Kolam Susu," kata Sari Koeswoyo kepada ANTARA di Jakarta, Senin. Ia mengatakan bahwa konser bertema "Merajut Persaudaraan" itu didukung Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Pertunjukan musik yang dijadwalkan pada 25 Nopember 2006 ini didukung oleh Nomo, Yok, Yon dan Muri, selain artis pendukung termasuk band NAIF, Aryo Wahab, dan Koes Plus/Bersaudara second generation. "Kita juga kan ada second generation," kata Sari. Ia mengungkapkan, band penerus itu terdiri dari Rico dan Rieske (anak Muri), David (Yon), dan Damond (Tony). Konser reuni Koes Plus/Bersaudara akan digelar di Lapangan Kota Atambua, berlokasi di depan kantor DPRD setempat. Panggung pertunjukan disiapkan selebar 16x20 meter, dengan daya listrik berkekuatan antara 50.000-100.000 watt. Digelar secara cuma-cuma, konser tersebut diperkirakan bakal dibanjiri lebih dari 10.000 penonton. Menurut Sari, ia bersama ayahnya (Yok) dan pamannya (Nomo) belum lama ini telah mengunjungi Atambua, dan melihat dari dekat keberadaan Kolam Susuk. "Kolam itu ternyata seperti tambak. Pantas saja orang yang mancing di sana sangat mudah mendapatkan ikan maupun udang," katanya. "KNCN" Konser "Merajut Persaudaraan" menampilkan Koes Plus/Bersama merupakan bagian dari kegiatan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, yang bertekad menggalakkan promosi potensi pariwisata daerah melalui kampanye "KNCN" (Kenali Negerimu Cintai Negerimu). "Konser Koes Plus/Bersaudara ini bagian dari upaya kita untuk memperkenalkan potensi daerah di bidang pariwisata," kata Jero Wacik, dalam jumpa pers yang dihadiri Nomo dan Yok Koeswoyo. Menurut Jero, Koes Plus memiliki ikatan emosional dengan Atambua, karena lagu Kolam Susu ditulis Yok setelah melihat kolam tersebut. Sementara itu, Yok mengatakan lagu yang ditulisnya tahun 1974 itu merupakan gambaran keberadaan sebuah kolam yang kaya ikan dan udang di Atambua, Belu, NTT. "Saya ke sana tahun 1971, tapi lagunya baru saya tulis tiga tahun kemudian," katanya. Pencabik bas Koes Plus itu mengungkapkan pula bahwa nama kolam itu sebenarnya kolam susuk, atau dalam bahasa Ambon berarti kolam nyamuk. Penggantian nama kolam itu terinspirasi dari obrolannya bersama seorang pria asing, yang menyatakan, "Your country has no ocean but a pool of milk". "Dari situ saya punya ide untuk menulis lagu Kolam Susu," katanya. Dalam konsernya nanti, Koes Plus/Bersaudara berencana membawakan 12 lagu hitnya, termasuk "Kapan-Kapan" dan "Ke Jakarta". Sisa waktu konser akan diisi oleh penampilan band NAIF, Aryo Wahab, dan Koes Plus Second Generation.(*)