Batam (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Harry Azhar Azis, meminta Bank Indonesia Kepulauan Riau memberikan penjelasan tentang selisih outflow dan inflow kas BI Kepri yang tinggi sehingga menimbulkan kecurigaan adanya tindakan di luar kewajaran.

"Itu harus dilacak. BI harus beri penjelasan," kata Harry Azhar Aziz, di Batam, Rabu.

Pada 2013, outflow (arus kas keluar) dari BI Kepri mencapai Rp9,3 triliun dengan inflow (arus kas masuk) sebesar Rp2,3 triliun, artinya uang yang berputar sebanyak Rp7 triliun. Menurut Harry, ada ketidak seimbangan antara outflow dengan inflow.

"Ketidakseimbangan itu akan mengganggu perekonomian," kata dia.

Ia mencurigai banyaknya uang yang berada di luar merupakan tindak penyimpangan yang belum terlacak. Karenanya, ia mendesak BI untuk mencari tahu penyebabnya.

"Ada yang tidak tercatat," kata dia.

Harry menganalisa, ada beberapa kemungkinan penyebab banyaknya uang yang tidak kembali ke kas BI Kepri, di antaranya kegiatan pembangunan, belanja tinggi dan investasi ke luar dari Kepri.

Ia meminta BI melacak apakah arus kas itu seimbang dengan pembayaran perdagangan.

"Bisa juga indikasi perekonomian lari dari Kepri. Bisa juga pembelian barang-barang dibeli di luar dari Kepri. Investasi ke luar. Ada kegiatan tidak tercatat," kata dia.

Jika investasi lari dari Kepri, artinya dana modal dibawa ke luar daerah, sehingga uang tunai yang beredar juga tidak kembali ke kas BI.

Ditanya kemungkinan uang rupiah tunai dibawa ke Singapura, Harry mengatakan kemungkinannya kecil.

Sebelumnya, dalam jumpa wartawan, Kepala Kantor BI Batam Gusti Raizal Eka Putra mengatakan terjadi peningkatan relatif signifikan pada selisih outflow dan inflow.

Jika pada 2011 dan 2012, selisih outflow-inflow sebanyak Rp4,3 triliun dan Rp4,7 triliun, maka selisih outfow-inflow tahun 2013 sebesar Rp7 triliun.