“Beberapa hari terakhir memang suhu udara, khususnya di wilayah Majalengka dan sekitarnya cukup dingin meski cuacanya terik,” kata Prakirawan Cuaca BMKG Stasiun Kertajati Dyan Anggraeni di Majalengka, Jabar, Senin.
Ia menjelaskan suhu udara yang terasa lebih dingin ini terjadi sejak pagi hingga malam, dan sering kali disertai peningkatan kecepatan angin di hampir seluruh wilayah.
Dia menjelaskan fenomena ini terjadi karena adanya radiasi gelombang panjang yang dipancarkan ke angkasa dan tidak ada penahannya. Sehingga suhu udara menjadi lebih cepat dingin dari biasanya.
“Pemicu lainnya yakni adanya pergerakan angin dingin dari wilayah Australia yang sekarang mulai memasuki musim dingin dan mengarah ke Indonesia," ujar Dyan.
Ia menyampaikan bahwa pergerakan angin tersebut bersifat dingin dan kering, akibatnya masyarakat lebih mudah merasakan suhu dingin meskipun saat ini sudah mulai masuk musim kemarau.
Baca juga: BMKG sebut suhu udara dingin di DIY dipengaruhi Monsoon Australia
Berdasarkan pemantauan BMKG Kertajati sampai pertengahan Juli 2024, suhu udara terendah di Ciayumajakuning bisa mencapai 19,2 derajat Celcius atau bisa jauh di bawahnya.
“Kami memprediksi suhu udara ini akan lebih dingin hingga akhir bulan ini,” katanya.
Meski demikian, Dyan mengatakan rata-rata setiap Juli suhu udara di Ciayumajakuning cenderung menurun. Namun ketika memasuki Agustus, suhu udara diperkirakan akan meningkat kembali hingga Oktober, yang merupakan puncak musim kemarau.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati serta waspada terhadap fenomena perubahan suhu udara tersebut, karena dampaknya bisa mempengaruhi kondisi fisik.
Baca juga: BMKG paparkan pemicu suhu udara dingin sebagian besar Pulau Jawa
Baca juga: BMKG: Suhu lebih dingin di Bandung Raya karena memasuki musim kemarau