Jokowi-Priyo bertemu di hadapan ribuan buruh
25 Februari 2014 23:49 WIB
HUT Ke-41 SPSI Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso (kanan) saling gandeng tangan dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kedua kanan), Ketua BKPM Mahendra Siregar (kiri) dan Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea ketika menghadiri Rapat Akbar Nasional yang diselenggarakan oleh di Istora Senayan Jakarta, Selasa (25/2). Kegiatan yang diikuti oleh puluhan ribu peserta merupakan rangkaian peringatan HUT ke-41 SPSI. (ANTARA FOTO/Tomi) ()
Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Jokowi dan Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso bertemu satu panggung di hadapan ribuan buruh saat HUT Ke-41 Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) di Istora Senayan, Jakarta, Selasa.
Priyo datang setelah ribuan buruh bergerak dari Gedung DPR RI ke Istora Senayan, kemudian Jokowi juga hadir.
Setelah kedua tokoh, yang disebut-sebut sebagai tokoh muda yang layak dicalonkan sebagai pasangan presiden dan wakil presiden menurut beberapa lembaga survei, bertemu dan bersalaman serta bertegur sapa, mereka didaulat oleh para buruh untuk naik ke panggung.
Mereka juga sempat berjoget bersama di atas panggung saat kelompok musik /Rif menyanyikan lagi "Loe Toe Ye" untuk memeriahkan acara.
Jokowi dan Priyo mengucapkan selamat ulang tahun kepada KSPSI dan memotong kue ulang tahun bersama.
"Saya mengucapkan selamat ulang tahun ke-41 kepada KSPSI. Itu saja terima kasih," kata Jokowi yang dielu-elukan oleh para buruh.
Keduanya kemudian diberi plakat penghargaan dari serikat pekerja tersebut.
Sementara itu, Priyo saat berpidato mengatakan bahwa salah satu isu yang dibahas oleh anggota DPR dalam Sidang Paripurna pada hari Selasa (25/2), yakni pengajuan hak interpelasi kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang tenaga kerja alih daya (outsourcing).
Menurut Priyo, ada 28 anggota DPR RI yang mengajukan hak interpelasi soal "outsourcing".
"Keinginan kami, pengusul hak itu untuk menjelaskan masalah ini dan tidak boleh dihalangi oleh siapa pun," kata Priyo disambut tepuk tangan hadirin.
Priyo mengaku beberapa kali berdikusi dengan tokoh buruh, seperti Andi Gani dan Mudhofir dari KSPSI, sehingga memahami persoalan "outsourcing".
Politikus Partai Golkar itu juga berbicara tentang penangkapan dan penahanan buruh saat berunjuk rasa dalam rangkaian memperingati HUT Ke-41 KSPSI.
"Negara tidak boleh menangkap buruh yang demo menuntut peningkatan kesejahteraan," katanya. (*)
Priyo datang setelah ribuan buruh bergerak dari Gedung DPR RI ke Istora Senayan, kemudian Jokowi juga hadir.
Setelah kedua tokoh, yang disebut-sebut sebagai tokoh muda yang layak dicalonkan sebagai pasangan presiden dan wakil presiden menurut beberapa lembaga survei, bertemu dan bersalaman serta bertegur sapa, mereka didaulat oleh para buruh untuk naik ke panggung.
Mereka juga sempat berjoget bersama di atas panggung saat kelompok musik /Rif menyanyikan lagi "Loe Toe Ye" untuk memeriahkan acara.
Jokowi dan Priyo mengucapkan selamat ulang tahun kepada KSPSI dan memotong kue ulang tahun bersama.
"Saya mengucapkan selamat ulang tahun ke-41 kepada KSPSI. Itu saja terima kasih," kata Jokowi yang dielu-elukan oleh para buruh.
Keduanya kemudian diberi plakat penghargaan dari serikat pekerja tersebut.
Sementara itu, Priyo saat berpidato mengatakan bahwa salah satu isu yang dibahas oleh anggota DPR dalam Sidang Paripurna pada hari Selasa (25/2), yakni pengajuan hak interpelasi kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang tenaga kerja alih daya (outsourcing).
Menurut Priyo, ada 28 anggota DPR RI yang mengajukan hak interpelasi soal "outsourcing".
"Keinginan kami, pengusul hak itu untuk menjelaskan masalah ini dan tidak boleh dihalangi oleh siapa pun," kata Priyo disambut tepuk tangan hadirin.
Priyo mengaku beberapa kali berdikusi dengan tokoh buruh, seperti Andi Gani dan Mudhofir dari KSPSI, sehingga memahami persoalan "outsourcing".
Politikus Partai Golkar itu juga berbicara tentang penangkapan dan penahanan buruh saat berunjuk rasa dalam rangkaian memperingati HUT Ke-41 KSPSI.
"Negara tidak boleh menangkap buruh yang demo menuntut peningkatan kesejahteraan," katanya. (*)
Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: