“Hingga Juni 2024 total Asset Under Management (AUM) reksa dana berbasis ESG mencapai Rp8,21 triliun, terdiri dari 34 produk yang berasal dari 19 Manajer Investasi (MI),” ujar Inarno dalam sambutannya pada acara Road to SAFE 2024: Strengthening ESG Implementation in Indonesia’s Business Sector di Jakarta, Senin.
Seiring telah diluncurkannya indeks saham berbasis ESG oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), ia menyebut terdapat 10 emiten yang telah menerbitkan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk (EBUS) berlandaskan keberlanjutan di Indonesia sejak 2018 hingga Juni 2024.
Pihaknya optimistis pasar obligasi dan sukuk tematik di Indonesia akan terus berkembang ke depan, meskipun sampai saat ini perkembangannya terhitung masih relatif kecil apabila dibandingkan dengan seluruh obligasi dan sukuk tematik yang diterbitkan di kawasan ASEAN.
“Kami mendorong lebih banyak entitas untuk dapat menerbitkan EBUS berlandaskan keberlanjutan mengingat peran sektor swasta sangatlah penting untuk mencapai pengembangan ekosistem keuangan berkelanjutan di Indonesia," ujar Inarno
Dalam kesempatan ini, Inarno menyampaikan bahwa EBUS berlandaskan keberlanjutan ini merupakan hasil kerja sama antara OJK dengan Asian Development Bank (ADB) dan United Nation Development Program (UNDP), serta pihak lainnya.
"Bertujuan untuk mendorong penerbitan EBUS berlandaskan keberlanjutan, dengan memberikan fasilitas dan capacity building bagi pihak- pihak yang memiliki komitmen untuk menerbitkan yang EBUS berlandaskan keberlanjutan," ujar Inarno.
Baca juga: Tingkatkan minat investasi, BCA rilis reksa dana indeks saham BIPI
Baca juga: Insight IM ungkap 70 persen investor dari generasi milenial dan Z
Baca juga: Kinerja reksa dana pasar uang BRI-MI lebih baik dari industri per Juni