Wamenkominfo tekankan pentingnya SDM kuasai teknologi terkini
22 Juli 2024 13:56 WIB
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria memberikan sambutan dalam acara penandatanganan kerja sama Asosiasi Pengembangan Talenta Digital Indonesia (APTDI) dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika di Midpoint Place, Jakarta, Senin (22/7/2024). (ANTARA/Fathur Rochman)
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang mampu menguasai teknologi terkini, mulai dari kecerdasan artifisial hingga Internet of Things (IoT).
"Ada begitu banyak perkembangan-perkembangan teknologi yang harus kita kuasai pada era saat ini, terlebih dalam proses transformasi digital yang sedang berjalan saat ini. Misalnya kecerdasan artifisial yang sedang 'hype' satu dekade belakangan ini, dan juga pembelajaran mesin, lalu komputasi awan, dan internet of thing," kata Nezar di Jakarta, Senin.
Nezar menilai teknologi-teknologi tersebut menjadi pusat kompetisi global di antara negara-negara, korporasi, dan pemain dalam ekosistem digital.
Nezar menuturkan transformasi digital telah membawa perubahan signifikan pada berbagai sektor industri, terutama yang telah matang dan berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari seperti telekomunikasi, teknologi, dan jasa keuangan.
Baca juga: Sivitas akademika diajak jadi pandu digital perkuat literasi digital
Selain itu, sektor lain seperti industri kesehatan, asuransi, energi, dan sektor publik juga mengalami peningkatan adopsi teknologi digital. Perubahan ini dinilainya menciptakan kebutuhan yang mendesak untuk talenta digital yang siap memanfaatkan perkembangan teknologi dan memberikan dampak positif.
Dia menyebut pada tahun 2025 akan ada sekitar 149 juta pekerjaan digital yang diperlukan di level global. Di Indonesia, diperkirakan akan muncul 27 hingga 46 juta pekerjaan baru akibat otomatisasi pada tahun 2030. McKinsey memperkirakan bahwa Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital pada tahun tersebut.
Namun, kata dia, saat ini, sekitar 90 persen perusahaan di Indonesia merasa ketersediaan talenta digital masih di bawah permintaan.
Baca juga: Menpan RB-diaspora Singapura bahas manajemen talenta digital
"Ini satu tantangan yang besar menurut saya. Karena 2030 itu sudah tinggal beberapa tahun lagi, sekarang sudah 2024 jadi tinggal 6 tahun lagi. Kita harus pacu kemampuan talenta kita agar bisa masuk ke dalam satu pertumbuhan banyak pasar baru yang akan muncul di masa depan," ujar dia.
Nezar mengatakan berbagai riset global juga telah memetakan pentingnya penguasaan keterampilan teknologi untuk mendukung transformasi digital.
Keamanan siber menjadi salah satu isu utama yang harus dihadapi. Dia menilai, berbagai insiden siber yang menyerang korporasi dan lembaga pemerintah di tingkat global menunjukkan bahwa kesiapan talenta digital dalam mengantisipasi dan mengatasi ancaman siber sangat penting.
Baca juga: Kemenkominfo kembangkan strategi pemerataan Digital Talent Center
Lebih lanjut Nezar menyampaikan bahwa Kementerian Kominfo telah meluncurkan berbagai program untuk pengembangan talenta digital.
Program-program ini mencakup literasi digital dasar, pelatihan keterampilan digital menengah melalui Digital Talent Scholarship, dan pelatihan keterampilan digital lanjutan melalui Digital Leadership Academy yang ditujukan bagi pimpinan di sektor publik dan swasta.
Baca juga: Menkominfo ajak pemuda manfaatkan program latih keterampilan digital
Untuk Digital Leadership Academy, Kementerian Kominfo juga bekerja sama dengan berbagai mitra, termasuk perguruan tinggi terkemuka di luar negeri, untuk meningkatkan kualitas pelatihan.
"Program yang dilakukan oleh Kementerian Kominfo untuk pengembangan talenta digital ini salah satu program yang saya kira kontribusinya cukup besar pada saat ini dan kita juga pemerintah mengalokasikan sejumlah dana untuk pengembangan talenta digital ini," ucapnya.
Baca juga: Menkominfo ingatkan pentingnya keterampilan digital untuk masa depan
"Ada begitu banyak perkembangan-perkembangan teknologi yang harus kita kuasai pada era saat ini, terlebih dalam proses transformasi digital yang sedang berjalan saat ini. Misalnya kecerdasan artifisial yang sedang 'hype' satu dekade belakangan ini, dan juga pembelajaran mesin, lalu komputasi awan, dan internet of thing," kata Nezar di Jakarta, Senin.
Nezar menilai teknologi-teknologi tersebut menjadi pusat kompetisi global di antara negara-negara, korporasi, dan pemain dalam ekosistem digital.
Nezar menuturkan transformasi digital telah membawa perubahan signifikan pada berbagai sektor industri, terutama yang telah matang dan berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari seperti telekomunikasi, teknologi, dan jasa keuangan.
Baca juga: Sivitas akademika diajak jadi pandu digital perkuat literasi digital
Selain itu, sektor lain seperti industri kesehatan, asuransi, energi, dan sektor publik juga mengalami peningkatan adopsi teknologi digital. Perubahan ini dinilainya menciptakan kebutuhan yang mendesak untuk talenta digital yang siap memanfaatkan perkembangan teknologi dan memberikan dampak positif.
Dia menyebut pada tahun 2025 akan ada sekitar 149 juta pekerjaan digital yang diperlukan di level global. Di Indonesia, diperkirakan akan muncul 27 hingga 46 juta pekerjaan baru akibat otomatisasi pada tahun 2030. McKinsey memperkirakan bahwa Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital pada tahun tersebut.
Namun, kata dia, saat ini, sekitar 90 persen perusahaan di Indonesia merasa ketersediaan talenta digital masih di bawah permintaan.
Baca juga: Menpan RB-diaspora Singapura bahas manajemen talenta digital
"Ini satu tantangan yang besar menurut saya. Karena 2030 itu sudah tinggal beberapa tahun lagi, sekarang sudah 2024 jadi tinggal 6 tahun lagi. Kita harus pacu kemampuan talenta kita agar bisa masuk ke dalam satu pertumbuhan banyak pasar baru yang akan muncul di masa depan," ujar dia.
Nezar mengatakan berbagai riset global juga telah memetakan pentingnya penguasaan keterampilan teknologi untuk mendukung transformasi digital.
Keamanan siber menjadi salah satu isu utama yang harus dihadapi. Dia menilai, berbagai insiden siber yang menyerang korporasi dan lembaga pemerintah di tingkat global menunjukkan bahwa kesiapan talenta digital dalam mengantisipasi dan mengatasi ancaman siber sangat penting.
Baca juga: Kemenkominfo kembangkan strategi pemerataan Digital Talent Center
Lebih lanjut Nezar menyampaikan bahwa Kementerian Kominfo telah meluncurkan berbagai program untuk pengembangan talenta digital.
Program-program ini mencakup literasi digital dasar, pelatihan keterampilan digital menengah melalui Digital Talent Scholarship, dan pelatihan keterampilan digital lanjutan melalui Digital Leadership Academy yang ditujukan bagi pimpinan di sektor publik dan swasta.
Baca juga: Menkominfo ajak pemuda manfaatkan program latih keterampilan digital
Untuk Digital Leadership Academy, Kementerian Kominfo juga bekerja sama dengan berbagai mitra, termasuk perguruan tinggi terkemuka di luar negeri, untuk meningkatkan kualitas pelatihan.
"Program yang dilakukan oleh Kementerian Kominfo untuk pengembangan talenta digital ini salah satu program yang saya kira kontribusinya cukup besar pada saat ini dan kita juga pemerintah mengalokasikan sejumlah dana untuk pengembangan talenta digital ini," ucapnya.
Baca juga: Menkominfo ingatkan pentingnya keterampilan digital untuk masa depan
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024
Tags: