BI: Sentimen Fed akan lebih pengaruhi pasar dibandingkan pilpres AS
22 Juli 2024 13:39 WIB
Kepala Grup Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso memberikan paparan dalam diskusi dengan awak media di Sumba, Nusa Tenggara Timur, Senin. ANTARA/Citro Atmoko.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Grup Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso menilai sentimen kebijakan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) akan lebih memengaruhi pasar keuangan global dibandingkan kontestasi pemilihan presiden di Negeri Paman Sam tersebut.
Hal tersebut disampaikan Denny merespons Joe Biden yang pada Minggu (21/7) mengumumkan mundur sebagai calon presiden dari Partai Demokrat untuk pemilihan presiden Amerika Serikat 2024. Sementara itu, calon presiden dari Partai Republik Donald Trump disebut-sebut akan menang mudah dalam kontestasi pilpres AS kali ini.
"Sekarang sudah banyak yang memperkirakan Trump akan menang dengan mudah, tapi kita tidak tahu ya bagaimana dengan pengunduran Joe Biden tadi malam. Tapi sebagian meyakini terkait dengan data pasar keuangan, akan lebih banyak ditentukan oleh Kebijakan The Fed dibanding terpilihnya Trump. Kita lihat nanti," ujar Denny di Sumba, Nusa Tenggara Timur, Senin.
Baca juga: BI: Modal asing masuk bersih di Indonesia capai Rp690 miliar
Denny menuturkan, banyak yang berspekulasi bahwa potensi kemenangan Trump dalam pilpres AS 2024 bisa mengulang apa yang terjadi sebelumnya saat pilpres AS 2016 di mana Trump saat itu berhasil mengalahkan Hillary Clinton.
Ketika Trump dinyatakan menang, indeks dolar AS saat itu naik signifikan dari 97 hingga mencapai 101, yang artinya membuat mata uang negara lainnya melemah.
"Pertanyaannya apakah ketika Trump menang akan buat indeks dolar seperti yang kemarin, ini buat sebagian orang tidak yakin. Yang kemarin sampai detik-detik terakhir Trump diyakini kalah tapi tiba-tiba hasilnya menang sehingga cukup mengagetkan dunia "persilatan", termasuk pelaku pasar keuangan. Sebagian meyakini ini tidak akan berulang," kata Denny.
Biden sendiri mengumumkan dukungannya untuk Kamala Harris yang akan menggantikannya sebagai calon presiden dari Partai Demokrat. Menurut Biden, mendukung Harris (59) yang merupakan wakil presiden Amerika Serikat adalah keputusan terbaik yang pernah diambilnya.
Pengumuman tersebut menjadi momen yang menutup serangkaian cerita yang ada sejak debat Biden dengan kandidat yang menjadi lawannya, Donald Trump, dari Partai Republik.
Baca juga: Arus modal ke pasar keuangan Indonesia meningkat
Pada 27 Juni, Biden, yang berusia 81 tahun, terlihat bingung dan tidak koheren sepanjang debat pertamanya dengan Donald Trump, yang berusia 78 tahun. Kondisi itu memperkuat kekhawatiran tentang kemampuan kognitifnya.
Kinerja buruknya telah menyebabkan beberapa politisi Demokrat dan donatur menyerukan agar dia dihapus dari daftar calon presiden AS. Konvensi Nasional Demokrat dijadwalkan berlangsung di Chicago pada 19 hingga 22 Agustus 2024.
Hal tersebut disampaikan Denny merespons Joe Biden yang pada Minggu (21/7) mengumumkan mundur sebagai calon presiden dari Partai Demokrat untuk pemilihan presiden Amerika Serikat 2024. Sementara itu, calon presiden dari Partai Republik Donald Trump disebut-sebut akan menang mudah dalam kontestasi pilpres AS kali ini.
"Sekarang sudah banyak yang memperkirakan Trump akan menang dengan mudah, tapi kita tidak tahu ya bagaimana dengan pengunduran Joe Biden tadi malam. Tapi sebagian meyakini terkait dengan data pasar keuangan, akan lebih banyak ditentukan oleh Kebijakan The Fed dibanding terpilihnya Trump. Kita lihat nanti," ujar Denny di Sumba, Nusa Tenggara Timur, Senin.
Baca juga: BI: Modal asing masuk bersih di Indonesia capai Rp690 miliar
Denny menuturkan, banyak yang berspekulasi bahwa potensi kemenangan Trump dalam pilpres AS 2024 bisa mengulang apa yang terjadi sebelumnya saat pilpres AS 2016 di mana Trump saat itu berhasil mengalahkan Hillary Clinton.
Ketika Trump dinyatakan menang, indeks dolar AS saat itu naik signifikan dari 97 hingga mencapai 101, yang artinya membuat mata uang negara lainnya melemah.
"Pertanyaannya apakah ketika Trump menang akan buat indeks dolar seperti yang kemarin, ini buat sebagian orang tidak yakin. Yang kemarin sampai detik-detik terakhir Trump diyakini kalah tapi tiba-tiba hasilnya menang sehingga cukup mengagetkan dunia "persilatan", termasuk pelaku pasar keuangan. Sebagian meyakini ini tidak akan berulang," kata Denny.
Biden sendiri mengumumkan dukungannya untuk Kamala Harris yang akan menggantikannya sebagai calon presiden dari Partai Demokrat. Menurut Biden, mendukung Harris (59) yang merupakan wakil presiden Amerika Serikat adalah keputusan terbaik yang pernah diambilnya.
Pengumuman tersebut menjadi momen yang menutup serangkaian cerita yang ada sejak debat Biden dengan kandidat yang menjadi lawannya, Donald Trump, dari Partai Republik.
Baca juga: Arus modal ke pasar keuangan Indonesia meningkat
Pada 27 Juni, Biden, yang berusia 81 tahun, terlihat bingung dan tidak koheren sepanjang debat pertamanya dengan Donald Trump, yang berusia 78 tahun. Kondisi itu memperkuat kekhawatiran tentang kemampuan kognitifnya.
Kinerja buruknya telah menyebabkan beberapa politisi Demokrat dan donatur menyerukan agar dia dihapus dari daftar calon presiden AS. Konvensi Nasional Demokrat dijadwalkan berlangsung di Chicago pada 19 hingga 22 Agustus 2024.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024
Tags: