Kutai Kartanegara (ANTARA) - Di tengah riuh modernisasi, bising kendaraan, dan pekat polusi udara, kehadiran sebuah oasis hijau dengan hamparan air yang menenangkan di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, mampu mengembuskan angin segar. Oasis itu adalah Taman Gubang. Nama ini mungkin masih asing bagi sebagian orang, namun telah menjelma menjadi primadona wisata baru di Kaltim.

Di balik keindahannya, taman ini menyimpan kisah inspiratif tentang bagaimana menyulap luka eksploitasi alam menjadi destinasi wisata ramah lingkungan.

Lahir dari sebuah lubang bekas tambang batu bara yang telah ditinggalkan selama 27 tahun, Taman Gubang menjadi bukti nyata bahwa kreativitas dan kegigihan mampu mengubah lahan terbengkalai menjadi wisata idaman. Ahmadi, sang pengelola, menceritakan awal mula ide cemerlang ini.

"Dulu, tempat ini identik dengan kerusakan lingkungan. Akan tetapi, saya melihat potensi di balik bekas lubang tambang tersebut. Danau yang jernih dan hutan di sekitarnya bisa menjadi tempat wisata yang menarik," ungkap pria berusia 60 tahun itu.

Nama Taman Gubang sendiri terinspirasi dari filosofi keluarga Ahmadi dan kearifan lokal. Gubang, sebutan untuk perahu tradisional di Kutai Kartanegara, kini menjadi ikon taman ini. Pengunjung dapat merasakan sensasi berkeliling danau dengan menaiki gubang kembar, salah satu wahana andalan di Taman Gubang.


Pemberdayaan masyarakat

Taman Gubang menawarkan berbagai fasilitas ramah lingkungan yang menarik bagi pengunjung. Mushola, gazebo, dan kafe didirikan dengan bahan-bahan alami dan desain yang selaras dengan alam. Pengunjung dapat menikmati berbagai wahana air seperti bebek air, sepeda air, dan gubang.
Wahana yang disediakan pada Taman Gubang merupakan keterlibatan masyarakat sekitar. ANTARA/Ahmad Rifandi

Keunikan Taman Gubang terletak pada keterlibatan aktif masyarakat dalam pengembangannya. Ahmadi tidak menerima investasi berupa uang, tetapi barang dari warga sekitar. Kreativitas dan gotong royong menjadi kunci utama dalam membangun taman ini.

Upaya kreatif Ahmadi dan masyarakat dalam membangun Taman Gubang membuahkan hasil. Taman Gubang dinobatkan sebagai juara pertama Anugerah Tempat Wisata Idaman Kutai Kartanegara tahun 2023. Penghargaan ini menjadi bukti komitmen mereka dalam mengembangkan wisata ramah lingkungan dan memberdayakan masyarakat.

Meskipun telah meraih kesuksesan, Taman Gubang masih menghadapi beberapa tantangan. Fluktuasi jumlah pengunjung dan upaya promosi menjadi fokus utama saat ini. Ahmadi berharap Taman Gubang dapat terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi pengelola wisata lainnya untuk melestarikan lingkungan dan memberdayakan masyarakat.


Mengubah stigma

"Saya ingin mengubah stigma negatif bekas tambang menjadi sesuatu yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat," ujar Ahmadi.

Taman Gubang tak hanya memanjakan mata dengan keindahan danau dan hijau pepohonan, tetapi juga menawarkan berbagai aktivitas menarik. Pengunjung dapat berkeliling danau dengan perahu, bersantai di gazebo tepi danau, memancing ikan, atau bahkan berfoto di spot instagramable yang telah disediakan.

Salah satu daya tarik utama Taman Gubang yang ingin dikembangkan Ahmadi adalah Dermaga Cinta. Dermaga tentu menjadi favorit para pengunjung untuk mengabadikan momen indah bersama orang terkasih.

Ahmadi optimistis bahwa Taman Gubang akan menjadi destinasi wisata unggulan Kutai Kartanegara. Ia yakin bahwa taman ini mampu menarik wisatawan dari berbagai daerah, bahkan mancanegara.

"Jika semua pengembangan itu bisa saya laksanakan, saya berani membuat status 'surganya' wisata Kutai Kartanegara," kata Ahmadi dengan optimistis.

Di balik pesonanya, Taman Gubang masih memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya adalah minim keterlibatan produk dari UMKM lokal dalam pengembangan wisata. Ahmadi menyadari hal ini dan berupaya untuk membuka kerja sama dengan para pelaku UMKM di wilayah setempat.

Ia ingin melibatkan UMKM lokal dalam pengembangan Taman Gubang. Mereka dapat menjual produk-produk khas daerahnya di sini.

Ahmadi berharap Taman Gubang dapat menjadi lokomotif perekonomian bagi masyarakat sekitar. Ia bertekad agar taman ini tidak hanya menjadi tempat wisata, tetapi juga menjadi sumber penghasilan bagi warga lokal.


Wadah pelepas penat

Nawir, pengunjung yang baru pertama menginjakkan kaki di Taman Gubang, rasa riangnya langsung menyergap. "Taman Gubang tempat yang nyaman untuk liburan keluarga," ujarnya.

Nawir datang bersama istri dan anaknya, atas rekomendasi teman-teman di Samarinda. Ia pun mencoba mendatangi Taman Gubang. "Ya, sesuai ekspektasi. Tempatnya nyaman, tenang, dan seru juga karena ada gubang kembar," ujarnya.

Gubang kembar yang dimaksud Nawir adalah perahu tradisional khas Kutai yang menjadi ikon utama Taman Gubang. Pengunjung dapat berkeliling danau eks tambang yang luas dengan gubang ini, menikmati semilir angin dan panorama alam yang indah.
Para pengunjung ramai mendatangi Taman Gubang sebagai destinasi pelepas penat. ANTARA/Ahmad Rifandi

Bagi Nawir, Taman Gubang menjadi tempat yang tepat untuk melepas penat dan menghabiskan waktu bersama keluarga. "Fasilitasnya lengkap untuk mushola dan toilet. Mau santai sama keluarga sambil kuliner juga oke, karena menyajikan menu makanan berat dan makanan ringan," jelasnya.

Erni, pengunjung lain yang juga mencoba gubang kembar, mengungkapkan kesannya yang tak terlupakan. "Tadi sempat naik gubang kembar, kesannya asyik dan seru," tuturnya.

Lebih dari sekadar perahu, gubang kembar ini dilengkapi dengan peralatan karaoke. Pengunjung dapat bernyanyi bersama keluarga dan teman sambil menikmati suasana danau yang menenangkan. "Jadi bisa berkeliling danau sambil karaoke bareng keluarga dan bisa bermusik lah. Seru pokoknya," tambah Erni.

Taman Gubang tak hanya menawarkan wahana gubang kembar yang seru. Pengunjung juga dapat bersantai di gazebo-gazebo yang disediakan, menikmati kuliner khas Kutai di warung-warung yang berjejer rapi, atau berfoto di spot instagramable yang tersebar di seluruh taman.

Taman Gubang tak hanya memanjakan mata dan hati, tetapi juga memberikan edukasi tentang budaya dan tradisi Kutai.

Bagi pecinta fotografi, Taman Gubang adalah surga tersembunyi. Pemandangan danau yang dikelilingi pemandangan hijau, serta berbagai dekorasi tradisional Kutai, menjadi objek foto yang sempurna. Tak heran, banyak pengunjung yang mengabadikan momen indah mereka di taman ini.

Keindahan dan pesona Taman Gubang masih terus berkembang. Pihak pengelola terus berbenah dan menambah fasilitas untuk kenyamanan pengunjung. Rencana pembangunan taman bermain anak, taman edukasi, dan spot selfie baru pun sedang digagas.


Kontribusi ke daerah

Di bawah kepemimpinan Ahmadi, kolam eks tambang tak hanya menjelma menjadi destinasi wisata yang memikat, tetapi juga berkontribusi nyata bagi daerah. Hal ini dibuktikan dengan komitmennya dalam menaati peraturan daerah dan konsisten menyetorkan pajak sebesar Rp50 juta per tahun.

"Pengelolaan wisata Taman Gubang tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tapi juga untuk bermanfaat bagi warga sekitar dan dikenal luas," ujar Ahmadi.

Kegigihan Ahmadi dalam mengelola Taman Gubang tak luput dari perhatian Dinas Pariwisata (Dispar) Kutai Kartanegara. M Ridha Fatrianta, dari Bidang Pengembangan Pariwisata Dispar Kukar, mengungkapkan bahwa Taman Gubang telah menjadi contoh pengelolaan wisata yang baik dan bahkan menerima penghargaan pemberdayaan masyarakat dan lingkungan dari Dispar Kukar pada tahun 2023.

Taman Gubang dijadikan sebagai percontohan pengelolaan wisata, khususnya dalam hal kontribusi pajak oleh Pemkab Kukar. Hal ini tentu dapat memacu semangat pengelola wisata lain di Kukar untuk meningkatkan kualitas pengelolaan dan ketaatan dalam membayar pajak.

Kisah Taman Gubang ini menjadi bukti bahwa pengelolaan wisata yang baik tidak hanya mendatangkan keuntungan bagi pengelola, namun juga memberikan kontribusi nyata bagi daerah dan masyarakat sekitar. Taman Gubang telah menjelma menjadi ikon wisata yang patut dicontoh, memadukan keindahan alam, pemberdayaan masyarakat, dan ketaatan pajak yang patut diapresiasi.

Destinasi ini adalah buah kegigihan dan kreativitas yang mengubah luka menjadi keindahan. Taman ini menjadi simbol harapan dan optimisme, menunjukkan bahwa dari bekas luka, lahirlah sebuah oasis idaman yang siap memikat hati para pengunjung.

Editor: Achmad Zaenal M