Varian baru COVID-19 landa Australia
20 Juli 2024 16:06 WIB
Arsip foto - Petugas kesehatan memeriksa oksigen dalam darah seorang pasien sebelum pemberian vaksin COVID-19 di Puskesmas Kelurahan Cilincing I, Jakarta, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww/aa.
Ankara (ANTARA) - Varian baru COVID-19, LB.1, melanda Australia dengan para ahli kesehatan memperingatkan bahwa virus tersebut dapat menyebar lebih cepat dibandingkan varian sebelumnya, lapor media lokal pada Sabtu.
Juru bicara departemen kesehatan Australia mengatakan telah ada kasus LB.1 yang terkonfirmasi di Australia, lapor SBS News.
Para pakar kesehatan juga memperingatkan bahwa varian baru tersebut dapat menyebar lebih cepat dari varian sebelumnya.
“Meskipun LB.1 hampir pasti lebih mudah menular dibandingkan KP.2, tetapi tampaknya penyakit ini tidak mengungguli KP.3 dan turunannya,” sebut lembaga penyiaran tersebut mengutip Profesor Adrian Esterman, ketua biostatistik dan epidemiologi Universitas South Australia.
Seorang dokter penyakit menular dan ahli mikrobiologi klinis di Universitas Queensland Paul Griffin, juga mengatakan bahwa negara tersebut tampaknya mendekati puncak kasus virus corona pada musim dingin ini, namun ia menambahkan bahwa sulit untuk mengatakan bahwa hal tersebut dapat menyebabkan gelombang baru infeksi.
“Kami mengalami gelombang besar aktivitas COVID dan itu tampaknya melambat, tetapi saat ini masih cukup banyak," katanya.
Sumber: Anadolu-OANA
Baca juga: Varian JN.1 sumbang hampir separuh kasus baru COVID-19 di AS
Juru bicara departemen kesehatan Australia mengatakan telah ada kasus LB.1 yang terkonfirmasi di Australia, lapor SBS News.
Para pakar kesehatan juga memperingatkan bahwa varian baru tersebut dapat menyebar lebih cepat dari varian sebelumnya.
“Meskipun LB.1 hampir pasti lebih mudah menular dibandingkan KP.2, tetapi tampaknya penyakit ini tidak mengungguli KP.3 dan turunannya,” sebut lembaga penyiaran tersebut mengutip Profesor Adrian Esterman, ketua biostatistik dan epidemiologi Universitas South Australia.
Seorang dokter penyakit menular dan ahli mikrobiologi klinis di Universitas Queensland Paul Griffin, juga mengatakan bahwa negara tersebut tampaknya mendekati puncak kasus virus corona pada musim dingin ini, namun ia menambahkan bahwa sulit untuk mengatakan bahwa hal tersebut dapat menyebabkan gelombang baru infeksi.
“Kami mengalami gelombang besar aktivitas COVID dan itu tampaknya melambat, tetapi saat ini masih cukup banyak," katanya.
Sumber: Anadolu-OANA
Baca juga: Varian JN.1 sumbang hampir separuh kasus baru COVID-19 di AS
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024
Tags: