Anggota Bidang Komunikasi Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Hasan Nasbi, mengatakan bahwa sejauh ini program tersebut masih diriset dan diujicobakan di beberapa daerah. Kesimpulan yang sudah ada soal program tersebut hanya soal alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun.
"Jadi, riset yang dikerjakan sekaligus. Dari sana kita akan mendapatkan apa saja temuannya, apa yang diperbaiki, yang harus diantisipasi," kata Hasan di Media Center Prabowo-Gibran, Jakarta, Jumat.
Baca juga: Tim Sinkronisasi: Isu makan bergizi gratis Rp7.500 adalah spekulatif
"Soal harga itu pasti tergantung bahan baku makanan yang tersedia di berbagai daerah, jadi tidak akan sama menunya. Di berbagai daerah kan tergantung ketersediaan pangan," katanya.
Selain itu, program tersebut juga sedang diuji coba dan direplikasi di berbagai daerah dalam waktu dua hingga tiga bulan ke depan.
Baca juga: Tim Sinkronisasi tegaskan anggaran makan bergizi Rp7.500 rumor
"Saya kira untuk daerah tertentu Rp7.500 sudah sangat besar itu," kata Muhadjir Effendy di Jakarta, Kamis (18/7).
Muhadjir mengatakan nominal tersebut tidak dapat disebut terlalu kecil untuk semua daerah karena harga jual beli bahan makanan dan tingkat kemahalan di setiap daerah di Indonesia berbeda-beda.
Baca juga: Pakar: Anggaran makan bergizi gratis harus hitung kelengkapan gizi
Baca juga: Muhadjir nilai anggaran Rp7.500 per porsi makanan bergizi gratis cukup
Baca juga: Soal anggaran Makan Bergizi Gratis, Airlangga: Setiap daerah berbeda