Jakarta (ANTARA) - Dalam sejarah olahraga Indonesia, terdapat kisah inspiratif "3 Srikandi" tentang tiga atlet panahan yang meraih medali pertama bagi Indonesia di Olimpiade Seoul 1988.

3 Srikandi terdiri dari Nurfitriyana Saiman, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani. Mereka berkompetisi dalam cabang olahraga (cabor) panahan yang pada saat itu masih kurang dikenal di Indonesia.

Namun ketiganya membuktikan bahwa prestasi bisa diraih dengan kerja keras, dedikasi, dan semangat pantang menyerah. Kisah 3 Srikandi pun selalu diingat masyarakat Indonesia sebagai simbol inspirasi untuk berprestasi.

Pada Olimpiade Seoul 1988, ketiga atlet itu bertanding dalam kategori beregu putri. Mereka berhasil meraih medali perak setelah bersaing ketat dengan tim-tim tangguh dari seluruh dunia.

Prestasi ini sangat penting karena tidak hanya menjadi medali pertama bagi Indonesia di ajang Olimpiade, tetapi juga membangkitkan semangat dan motivasi bagi generasi atlet berikutnya.

Dapat diketahui, medali pertama yang diraih ialah medali perak di cabor panahan. Menariknya, medali tersebut masih menjadi satu-satunya medali yang diraih Indonesia di cabor panahan hingga saat ini.

Sepanjang sejarah, Indonesia telah meraih total 37 medali, yang terdiri atas 8 emas, 14 perak, dan 15 perunggu.

Medali emas pertama bagi Indonesia diraih melalui cabor bulu tangkis pada Olimpiade 1992 di Barcelona. Susy Susanti dan Alan Budikusuma masing-masing berhasil meraih medali emas di nomor tunggal putri dan tunggal putra.

Baca juga: Daftar prestasi negara ASEAN di Olimpiade, bagaimana posisi Indonesia?

Biografi 3 srikandi panahan Indonesia

1. Nurfitriyana Saiman
Lahir: Jakarta, 7 Maret 1962 (usia 62 tahun)

2. Lilies Handayani
Lahir: Surabaya, 15 April 1965 (usia 59 tahun)

3. Kusuma Wardhani
Lahir: Makassar, 20 Februari 1964 (usia 60 tahun)
Wafat: 12 November 2023

Keberhasilan 3 Srikandi meraih medali perak di Olimpiade Seoul tidak terlepas dari bimbingan pelatih Donald Pandiangan yang dikenal sebagai maestro panahan Indonesia.

Donald Pandiangan dengan julukan Robin Hood dari Indonesia pada Olimpiade 1976 di Montreal, Kanada, adalah sosok yang mempertemukan ketiga atlet tersebut.

Nurfitriyana Saiman mulai bergabung dengan tim Pelatnas pada tahun 1980. Selama periode tersebut, ia mengikuti berbagai kejuaraan, termasuk Pekan Olahraga Nasional (PON) dan kejuaraan Asia Tenggara pada tahun 1983

Nurfitriyana kemudian bertemu dengan Kusuma Wardhani, atlet panahan asal Makassar, Sulawesi Selatan.

Dua tahun setelahnya, Nurfitriyana dan Kusuma dipertemukan dengan Lilies Handayani, atlet dari Surabaya. Ketiga atlet ini kemudian dipersiapkan untuk berlaga di Olimpiade Seoul 1988.

Dalam sejarah singkatnya, Donald Pandiangan mulai melatih 3 Srikandi saat persiapan Olimpiade Seoul. Berkat pelatihan tersebut, mereka berhasil meraih medali perak dalam kompetisi beregu di Olimpiade Seoul 1988.

Kehadiran Donald Pandiangan bersama 3 Srikandi telah membawa pembaruan besar dalam dunia panahan dan olahraga di Indonesia.

Meskipun demikian, perjalanan mereka tidaklah mudah. Donald Pandiangan melatih 3 Srikandi dengan berbagai program dan tingkat disiplin yang tinggi.

Akhirnya, kisah perjuangan 3 Srikandi menarik perhatian produser Raam Punjabi dan sutradara Imam Brotoseno untuk diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama, "3 Srikandi" yang menampilkan Reza Rahadian sebagai Donald Pandiangan, Tara Basro sebagai Kusuma Wardhani, Chelsea Islan sebagai Lilies Handayani, dan Bunga Citra Lestari sebagai Nurfitriyana Saiman.

Baca juga: Reza Rahardian ungkap perannya sebagai pelatih panahan

Baca juga: Legenda panahan Indonesia Kusuma Wardhani tutup usia

Baca juga: Apakah timnas sepak bola Indonesia pernah masuk ke Olimpiade?