Bali Aero Sport Festival jadi agenda tahunan
24 Februari 2014 00:47 WIB
Seorang pilot paramotor mempersiapkan payungnya di Pantai Legian, Bali, sebagai bagian dari Bali Aero Sport Festival 2014. Puluhan pilot paramotor dan cabang lain olahraga kedirgantaraan menyemarakkan kawasan wisata internasional itu. (antaranews.com/Ade P Marboen)
Pantai Legian, Bali (ANTARA News) - Senja di Pantai Legian, Bali, pada Minggu ini cukup berbeda karena ada puluhan penerbang paramotor yang lalu-lalang di udara; menandakan akhir dari Bali Aero Sport Festival 2014.
Pemandangan matahari tenggelam yang legendaris di sana diberi latar depan payung-payung yang terbang bebas ke sana-sini pada koridor yang ditentukan.
Selain paramotor, sejak dua hari lalu publik dan para turis seolah dimanjakan dengan keramaian angkasa Pantai Legian-Pantai Kuta oleh aktivitas berbagai cabang olahraga kedirgantaraan, yaitu aeromodelling, terbang layang, paramotor, paratrike, terjun payung, dan trike.
Sejak pagi hari, suara mesin-mesin paramotor dan paratrike --salah satu wahana olahraga kegirgantaraan afiliasi ke Federasi Aerosport Seluruh Indonesia-- telah mengisi kawasan angkasa pantai yang sangat ternama untuk pariwisata internasional itu.
Tak pelak, payung-payung aneka warna dengan penerbang yang menggendon mesin dari berbagai perkumpulan paramotor itu menjadi tontonan yang dinikmati turis dan masyarakat setempat. Aneka jenis kamera dari tangan para turis itu menjadi alat untuk merekam kebolehan para pilot paramotor nasional.
"Saya sangat heran sekaligus gembira, betapa pantai ini menjadi lebih semarak dengan kehadiran para pilot itu," kata Natasha, seorang turis dari Rusia, yang sedang berjemur di Pantai Legian. Dia menjadi seorang dari sekian banyak mata yang menikmati atraksi bagian dari BASF 2014 kali ini.
Sebelum itu, penerjunan 20 atlet terjun payung dilakukan dari ketinggian 6.000 kaki dari permukaan laut memakai C-130 Hercules dari Skuadron Udara 32, berpangkalan di Pangkalan Udara Utama TNI AU Abdulrahman Saleh, Malang, Jawa Timur.
Gelaran BASF 2014 cukup menjadi terobosan bagi aktivitas olahraga kedirgantaraan nasional. Ijin memakai "koridor" udara sepanjang 3,5 kilometer di sekitar Bandar Udara Internasional Ngurah Rai itu menjadi hal yang cukup menggairahkan para atlet/penerbang berbagai cabang olahraga kedirgantaraan yang turut dalam BASF 2014.
Tercatat, atraksi dan gelaran olahraga kedirgantaraan serupa terakhir kali terjadi pada 2004; saat boogey jumping ratusan peterjun payung dari berbagai negara seolah menjadi "jamur" warna-warna yang menyemarakkan dunia pariwisata Bali.
"Kami mencoba membuat terobosan untuk menggelorakan olahraga kedirgantaraan di Bali dan nasional dengan BASF 2014 ini. Gelaran ini direncanakan akan turin dilaksanakan tiap tahun," kata Komandan Pangkalan Udara TNI AU Ngurah Rai, Kolonel Penerbang Sugiarto Prapto.
Pada BASF 2014 kali ini, juga dilaksanakan berbarengan dengan Kongres Tahunan Commission Internationale Vol de Libre (Paralayang dan Layang Gantung) Federation Aeronotique de Internationale. Indonesia mempunyai catatan prestasi internasional mengagumkan pada kedua cabang ini.
Pemandangan matahari tenggelam yang legendaris di sana diberi latar depan payung-payung yang terbang bebas ke sana-sini pada koridor yang ditentukan.
Selain paramotor, sejak dua hari lalu publik dan para turis seolah dimanjakan dengan keramaian angkasa Pantai Legian-Pantai Kuta oleh aktivitas berbagai cabang olahraga kedirgantaraan, yaitu aeromodelling, terbang layang, paramotor, paratrike, terjun payung, dan trike.
Sejak pagi hari, suara mesin-mesin paramotor dan paratrike --salah satu wahana olahraga kegirgantaraan afiliasi ke Federasi Aerosport Seluruh Indonesia-- telah mengisi kawasan angkasa pantai yang sangat ternama untuk pariwisata internasional itu.
Tak pelak, payung-payung aneka warna dengan penerbang yang menggendon mesin dari berbagai perkumpulan paramotor itu menjadi tontonan yang dinikmati turis dan masyarakat setempat. Aneka jenis kamera dari tangan para turis itu menjadi alat untuk merekam kebolehan para pilot paramotor nasional.
"Saya sangat heran sekaligus gembira, betapa pantai ini menjadi lebih semarak dengan kehadiran para pilot itu," kata Natasha, seorang turis dari Rusia, yang sedang berjemur di Pantai Legian. Dia menjadi seorang dari sekian banyak mata yang menikmati atraksi bagian dari BASF 2014 kali ini.
Sebelum itu, penerjunan 20 atlet terjun payung dilakukan dari ketinggian 6.000 kaki dari permukaan laut memakai C-130 Hercules dari Skuadron Udara 32, berpangkalan di Pangkalan Udara Utama TNI AU Abdulrahman Saleh, Malang, Jawa Timur.
Gelaran BASF 2014 cukup menjadi terobosan bagi aktivitas olahraga kedirgantaraan nasional. Ijin memakai "koridor" udara sepanjang 3,5 kilometer di sekitar Bandar Udara Internasional Ngurah Rai itu menjadi hal yang cukup menggairahkan para atlet/penerbang berbagai cabang olahraga kedirgantaraan yang turut dalam BASF 2014.
Tercatat, atraksi dan gelaran olahraga kedirgantaraan serupa terakhir kali terjadi pada 2004; saat boogey jumping ratusan peterjun payung dari berbagai negara seolah menjadi "jamur" warna-warna yang menyemarakkan dunia pariwisata Bali.
"Kami mencoba membuat terobosan untuk menggelorakan olahraga kedirgantaraan di Bali dan nasional dengan BASF 2014 ini. Gelaran ini direncanakan akan turin dilaksanakan tiap tahun," kata Komandan Pangkalan Udara TNI AU Ngurah Rai, Kolonel Penerbang Sugiarto Prapto.
Pada BASF 2014 kali ini, juga dilaksanakan berbarengan dengan Kongres Tahunan Commission Internationale Vol de Libre (Paralayang dan Layang Gantung) Federation Aeronotique de Internationale. Indonesia mempunyai catatan prestasi internasional mengagumkan pada kedua cabang ini.
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
Tags: